Sabtu, 27 April 2024
Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama
 
Religi
Petuah Ramadhan DR H Ahmad Supardi
Menguak Misteri Lailatul Qadar

Religi - - Jumat, 29/03/2024 - 10:56:43 WIB

LAILATUL Qadar adalah sebuah malam yang oleh Al-Qur’an disebutkan “lebih baik dari seribu bulan”.Malam ini hanya terjadi sekali dalam setahun yaitu pada bulan Ramadhan dan salah satu kemuliaan bulan Ramadhan adalah karena terdapatnya malam yang istimewa ini di dalamnya.

Oleh karena itulah maka malam yang mulia ini adalah merupakan malam yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya oleh ummat Islam di seantero dunia dengan penuh antusias, bagaikan menunggu kedatangan seorang Raja atau tamu istimewa.

Malam istimewa yang selalu ditunggu ke- datangannya ini disebut malam Lailatul Qadar (Al- Qadar) adalah disebabkan beberapa hal, yaitu:

Pertama, malam itu adalah merupakan malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup ummat manusia sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah:

“Pada malam itu, dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (Qs. Ad-Dukhan: 4). Dalam memahami ayat ini ada pula ulama yang memahami penetapan itu dalam batas satu tahun.

Al-Qur’an yang turun pada malam Lailatul Qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan starategi bagi Nabi-Nya Muhammad SAW, guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalan sejarah ummat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

Kedua, malam itu adalah malam kemuliaan, malam mulia yang tidak ada bandingnya. Ia mulia karena ia malam yang terpilih turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.

Ketiga, Malam itu adalah malam yang sangat sempit karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an : “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (jIbril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Sebab Turunnya

Di dalam kitab Sananiyah Ibnu Abbas r.a. berkata : Malaikat Jibril as. Di sisi Nabi SAW, menu- turkan seorang hamba yang bernama Syam’un Al- Qhaazi (seorang ahli perang). Dia memerangi or- ang-orang kafir selama 1000 (seribu) bulan. Senjata yang dipergunakannya hanyalah tulang rahang unta belaka, lain tidak.

Bila tulang itu dipukulkan kepada musuhnya (orang-orang kafir), banyak sekalilah mereka yang mati. Memang tulang itu ajaib sekali. Apabila Syam’un dahaga, dari tempat gigi tulang itu keluar air tawar lalu diminumnya. Dan bila ia lapar, tulang itu keluar (tumbuh) daging- nya lalu dimakannya.

Syam’un berperang dan makan minum dengan daging dan air dari tulang itu lamanya hingga 1000 bulan atau 83 tahun lebih 4 bulan. Orang-orang kafir merasa tak mampu mengalahkannya, karenanya ada sebagian mereka yang menjumpai isterinya. Isteri Syam’un kebetulan termasuk orang kafir.

Meraka berkata, Hai Nyonya Syam’un, bila engkau dapat membunuh suamimu maka kami pun akan memberimu hadiah harta yang amat banyak.

Isteri syam’un pun tergiur dengan bujukan itu maka iapun mencoba mengikat suaminya, pertama dengan dengan tali namun tidak mempan, kemu- dian dengan rantai besi dan itupun tidak mempan, lalu diikat dengan rambutnya (Syam’un) sesuai de- ngan petunjuk Syam’un sendiri.

Akhirnya Syam’un pun terikat dan disiksa oleh orang-orang kafir.
Tiada berapa lama kemudian datanglah firman Allah SWT kepadanya : “Hai Syam’un, hal apa sajakah yang kau kehendaki terhadap orang-orang kafir itu, Aku akan melaksanakannya”. Syam’un berkata :

"Ya Tuhan, hamba bermohon, berilah hamba kekuatan untuk menggerakkan tiang-tiang ini, biar rumah ini roboh dan reruntuhannya menimpa mereka hingga mati”.

Permohonan Syam’un dikabulkan, sehingga ia dapat merobohkan gedung tempat ia diikat itu. Gedungpun roboh dan orang-orang kafir termasuk isterinyapun tertimpa reruntuhan bangunan dan akhirnya matilah semuanya.

Sehabis itu, Syam’un pun beribadah kepada Allah SWT selama 1000 bulan dengan siangnya berpuasa dan malamnya sholat, berzikir, beribadah dan lain sebagainya.

Mendengar cerita itu para sahabatpun mena- ngis, karena mereka rindu ingin beramal seperti itu, tapi kiranya tak akan mampu. Dan karena itu mereka bertanya kepada Nabi: “Ya Rasulullah, adakah Rasul tahu pahalanya?” Jawab Rasulullah: “Aku tak tahu.”

Maka Malaikat Jibril as, menyam- paikan wahyu Allah SWT tentang malam Lailatul Qadar dan keutamannya yang lebih baik daripada seribu bulan, sebagaimana yang dilakukan oleh Syam’un.

Waktu Datangnya

Para ulama berbeda pendapat tentang kapan datangnya malam Lailatul Qadar. Ada yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar hanya datang sekali saja yaitu saat diturunkannya Al- Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril dan tidak akan pernah datang lagi.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang pakar Hadits yang bernama Ibnu Hajar, namun pendapat ini ditolak oleh kebanyakan ulama dengan berpegang pada ayat Al-Qur’an dan sekian banyak teks Al-Hadits yang menegaskan bahwa malam mulia itu bisa diperoleh siapa saja sampai terbit fajar. Itu berarti peluang memeroleh lailatula qadri terbuka bagia siapa pun yang ber- sikap takwa di bulan Ramadhan.

Mayoritas Ulama berpendapat bahwa datangnya Lailatul Qadar adalah setiap tahun dalam bulan Ramadhan. Sebab, Nabi Muhammad saw selalu menunggu kehadirannya dan menghimbau ummat- nya untuk senantiasa menanti kedatangan malam mulia itu pada malam-malam ganjil, terutama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.

Pendapat yang terakhir ini pun berbeda-beda dalam hal tanggal kedatangannya.

Ada yang berpendapat pada malam tanggal 27 Ramadhan, ada pula yang berpendapat malam tanggal 21, ada juga yang berpendapat tanggal 23, tanggal 25, dan tanggal 29. Ada juga yang berpendapat tanggal kedatangannya bergatian antara tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29, namun pendapat kebanyakan ulama adalah datangnya pada malam 27 Ramadhan.

Hal ini sebagaimana diceritakan bahwa Abu Yazid al-Bustami: “Aku menyaksikan/melihat Lailatul Qadar hanya 2 kali sepanjang usiaku, yaitu tepatnya pada malam tanggal 27 Ramadhan”.

Penyusun kitab Haqaiqul Hanafi menjelaskan bahwa: “Huruf Lailatul Qadar itu adalah 9 buah lafazd Lailatul Qadar itu dituturkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an sebanyak 3 kali, jadi kalau digabung 9 x 3 maka menjadi 27. Jadi jatuhnya pada malam 27 bulan Ramadhan.

Namun, karena adanya perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang kehadiran malam Lailatul Qadar itu, maka penulis lebih cenderung menyatakan bahwa jatuhnya pada malam-malam ganjil sepuluh yang terakhir pada bulan Ramadhan, sebagaimana Nabi saw selalu menanti kehadiran malam tersebut pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir di bulan Ramaadhan itu.

Tanda-Tandanya

Untuk mengetahui secara pasti tentang datangnya Lailatul Qadar tidaklah ada yang bisa mengetahuinya kecuali Allah SWT. Namun para ulama memberikan tanda-tanda kedatangannya sebagai berikut:

Pertama, pada malam hari itu tak ada meteor yang meluncur, sebab pada malam itu syetan-syetan tak ada yang boleh berkeliaran.

Kedua, udara tidak panas dan tidak pula dingin tetapi sejuk. Hawanya terasa segar di pori-pori.

Ketiga, angin tenang, cuaca cerah, tidak ada awan dan tidak pula hujan. Suasan terasa indah dan tampak bintang gemintang bertaburan di langit.

Keempat, matahari terbitnya cerah, sinarnya tidak menyilaukan, karena banyaknya malaikat yang bolak-balik pada malam itu.

Hal ini atas dasar salah satu hadits Rasulullah SAW, Rasulullah SAW ditanya tentang tanda-tanda malam Lailatul Qadar. Beliau menjawab:

“Ialah malam yang cerah, pada malam itu tiada panas, tiada hujan, tiada angin, tiada bintang (meteor) diluncurkan (dilemparkan) dan paginya matahari terbit tidak dengan sinar yang menyilaukan”.

Mengapa matahari sinarnya tidak menyilaukan atau sinarnya berkurang ? Adakah ini terhalang oleh malaikat yang lalu lalang, padahal malaikat itu adalah makhluk halus yang terbuat dari cahaya (nur).

Syahrur Raudhl dalam kitabnya Fathul Wahhab menyatakan bahwa, bukannya terhalang, tetapi karena sinarnya kalah dengan nur-nur para malaikat itu. Atau karena itu memang diciptakan oleh Allah SWT sebagai tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar.

Tanda-tanda datangnya malam lailatul qadr ini sangat diperlukan bagi seseorang, sebab siang hari setelah datangnya malam lailatul qadr, sungguh sebagai momentum yang indah. Momentum indah itu sebagai bahan renungan untuk tahun depan.

Bagi seseorang yang mengetahui datangnya malam lailatul qadr hendaklah ia tetap diam sehingga orang lain tetap khusu’ beribadah menanti keda- tangan malam Lailatul Qadar sebab apabila diberi- tahu pada orang lain bahwa malam lailatul Qadar telah datang, maka tidak menutup kemungkinan orang lain yang sedang khusu’ beribadah menanti kesdatangannya, akan berhenti beribadah.

Semoga kita dapat bertemu dengan malam yang mulia ini, malam yang ditunggu-tunggu kedatang- annya oleh setiap insan yang beriman kepada Al- lah, malam yang dapat diibaratkan sebagai seorang tamu besar yang sedang ditunggu-tunggu kedata- ngannya, sehingga kita dapat memperoleh kemu- liaannya: Lebih Baik Daripada Seribu Bulan.
Wallahu a’lam. ***
_________
Penulis: Dr. H. Ahmad Supardi Hasibuan, M.A.
(Kepala Biro AUAK IAIN Metro)







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved