Kamis, 16 Mei 2024
PPK se Riau untuk Pilkada Serentak 2024 Resmi Dilantik | Speedboat Dihantam Gelombang di Perairan Kuala Patah Parang Inhil, Nahkoda dan ABK Tewas | Disambut Ribuan Masyarakat, Ini Agenda Bupati dan Wabup Natuna Kunker di Serasan | 75 PPK se-Kota Pekanbaru Resmi Dilantik untuk Pilkada 2024 Resmi Dilantik | RSJ Tampan Riau Gratiskan Berobat Bagi Pasien TBC | Naiknya UKT Wujud Penghianatan Visi Indonesia, Kemendikbudristek: Tidak Naik, Tapi Ada Penambahan
 
Religi
Petuah Ramadhan DR H Ahmad Supardi
Sejarah Islam Adalah Sejarah Ramadhan

Religi - - Sabtu, 23/03/2024 - 11:07:47 WIB

NAZARUDDIN UMAR, seorang intelektual Muslim dan mantan Wakil Menteri Agama RI, pada satu kesempatan mengatakan bahwa, “Sejarah Islam ialah sejarah Ramadhan.”

Sekilas, orang yang terbiasa menggunakan ilmu logika, segera menukas, “Ini tindakan fallacy of over-simplification (kesalahan berpikir karena melakukan penyederhanaan mas- alah secara berlebih-lebihan).”

Namun, jika ung- kapan ini ditelusuri secara mendalam, tampaklah kebenaran atas ungkapan ini. Sejarah berkali-kali menyuguhkan kepada kita bahwa berbagai peris- tiwa penting dan monumental dalam sejarah Islam, terjadi pada bulan Ramadhan.

Jika bulan Ramadhan sebagai titik pijak sebuah peristiwa sejarah, niscaya teori Nasaruddin Umar di atas masuk akal. Maka tepat pula bila dikatakan, “Ramadhan adalah bulan sejarah.

”Bahkan, secara kategorik, al-Qur’an menyebutnya sebagai bulan penuh rahmat dan berkah, bulan penuh kemuliaan dan keagungan, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang di dalamnya terdapat salah satu rukun Islam yaitu kewajiban Ibadah Puasa".

Sesuai Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang yang bertaqwa (Qs. Al-Baqarah: 183).

Di antara sekian banyak peristiwa-peristiwa penting dan monumental dalam sejarah perkem- bangan agama Islam tersebut, sebagian di antaranya dapat disebutkan sebagai berikut:

Pertama, bulan Ramadhan merupakan saat pertama kalinya turun ayat suci Al-Qur’an, seka- ligus menandai pelantikan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Nabi dan Rasul bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi golongan tertentu, seperti Nabi dan Rasul sebelumnya.

Sebut saja Nabi Musa untuk Bani Israiel, dan lain sebagainya. Peristiwa turunnya Al-Qur’an pada tanggal 17 bulan Ramadhan ini (13 Sebelum Hijriyah/SH), bertepatan dengan bulan Februari 601 M, secara khusus diabadikan dalam firmanNya:

“Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alqur’an, menjadi petunjuk bagi umat manusia, dan penjelasan atas petunjuk itu, serta pembeda antara yang hak dengan yang bathil” (Q.S. Al-Baqarah: 185).

Peristiwa turun- nya Alquran adalah puncak tertinggi kemuliaan bulan Ramadhan, sebab dengan turunnya Alquran, dunia mengalami perubahan secara radikal ke arah kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban.

Kedua, kemenangan besar Nabi Muhammad SAW beserta pasukannya pada perang Badar yang terkenal dahsyat dan bersejarah itu, terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya tanggal 17 Maret 624 M/ 17 Ramadhan 7 H. Kalau sekiranya umat Islam di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW kalah ketika itu, maka dapat dipastikan akan tamat riwayat Muhammad dan umat Islam.

Agama Islam tidak akan berkembang seperti sekarang ini. Keme- nangan umat Islam pada perang Badar, menjadi inspirasi dan motivasi bagi kemenangan umat Is- lam dalam berbagai peperangan selanjutnya, serta menjadi momok bagi kaum kuffar Quraisy dan menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat Jazirah Arab.

Ternyata, agama Islam dan umat Islam di bawah pimpinan Muhammad saw, telah menjadi “kekuatan baru" yang mengejutkan Dunia Arab. Kehadirannya mulai diperhitungkan.

Ketiga, pembeasan kota Makkah yang disebut dengan Fathul Makkah, terjadi pada Ramadhan 8 H. Sebelumnya di kota Makkah ini, Nabi Muhammad SAW mengembangkan agama Islam, namun akhirnya beliau diusir secara paksa dari kota kelahirannya ini.

Alhamdulillah, beliau dapat menaklukkan dan menguasai kembali kota Makkah ini. hal ini, menandai kesuksesan beliau dalam menguasai dua kota suci, Madinah dan Makkah, sekaligus akan menguasai seluruh jazirah arab, bahkan seluruh penjuru dunia.

Keempat, perjanjian Tsaqifah Bani Sa’idah yang terkenal itu, terjadi pada bulan Ramadhan 9 H Melalui peristiwa Tsaqifah Bani Sa’idah inilah untuk pertama kalinya diperkenalkan pemilihan pemimpin Islam (khalifah atau pengganti Rasulullah saw) dalam bentuk bai’at yang dilakukan secara aklami oleh masyarakat umum.
Kelima, diplomasi Qadasiyah yang membawa keuntungan besar bagi umat Islam terjadi pada bulan Ramadhan 15 H.

Keenam, perang dan penaklukan Kota Rodesia, berlangsung pada Ramadhan 53 H.

Ketujuh, perang dan penaklukan kota Andalusia, Spanyol, juga terjadi pada Ramadhan 91 H.

Kedelapan, setahun kemudian, tepatnya 92 H, umat Islam secara menyeluruh berhasil menak- lukkan kota-kota dan menguasai penuh Spanyol.

Kesembilan, runtuhnya Daulat Umawiyah yang dinilai sudah korup digantikan oleh Daulat Abbasyi- yah pada bulan Ramadhan 132 H.

Kesepuluh, pemisahan Mesir dari Dinasti Abbasyiyah menjadi Dinasti Fathimiyah terjadi pada bulan Ramadhan 253 H.

Kesebelas, Pendirian Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, yang merupakan universitas Islam tertua di dunia pada Ramadhan 361 H oleh Dinasti Fathimiyah (Syi’ah).

Keduabelas, pasukan Shalahuddin Al-Ayyubi menghalau pasukan Salib dan merebut kota Surya, pada bulan Ramadhan 584 H.

Ketigabelas, pasukan Salib dihalau dan dikalah- kan oleh pasukan kaum Muslimin di Baibars, terjadi pada Ramadhan 675 H.

Keempatbelas, beberapa Negara Islam menyatakan atau memproklamirkan kemerdekaannya dari bangsa penjajah, terjadi pada bulan Ramadhan, termasuk di dalamnya Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memproklamirkan kemer dekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 M, bertepatan dengan hari Jum’at 17 Ramadhan.

Kelimabelas, sejumlah kerajaan lokal di kepu- lauan Nusantara menyatakan kesediaannya merek auntuk menganut sistem pemerintahan bercorak Islam dengan mengggantikan istilah Kerajaan menjadi Kesultanan, terjadi pada bulan Ramadhan, di antaranya kerajaan Bone, Sulawesi Selatan.

Kejaraan Bone merupakan kerajaan Islam terakhir di kawasan timur Indonesia menyatakan kesediaan mengikuti corak pemerintahan baru yang bercorak Islam.

Mungkin masih banyak lagi peristiwa-peristiwa serupa yang terjadi di bulan Ramdhan yang tidak sempat tercatat. Akan tetapi, berbagai momentum penting dalam sejarah yang terjadi pada bulan Ramadhan, kian membuktikan kepada kit atentang kebenaran dari teori yang dikemukan oleh Profesor Nasaruddin Umar di atas.

Peristiwa demi peristiwa menakjubkan itu sulit dikatakan sebagai peristiwa kebetulan, karena terlalu banyak peristiwa penting memang benar-benar secara faktual terjadi di dalam bulan mulia dan penuh berkah itu.

Tentu saja bahwa, peristiwa demikian itu bukan hanya terjadi pada masa lampau, tetapi juga sedang dan akan terjadi pada zaman kini maupun akan datang, baik di sekitar lingkungan sosial kita mau- pun pada diri kita sendiri.

Terutama bagi mereka yang meyakini secara sungguh-sungguh bahwa ibadah puasa sebagai ibadah rahmat dan hidayah dari Allah SWT untuk umat manusia. Oleh karena itu, Rasulullah saw senantiasa menjelaskan tentang berbagai hikmah di balik ibadah puasa, untuk kita renungkan kemudian diambil pelajaran darinya, termasuk hikmah dalam memelihara dan menjaga kesehatan rohani mapun jasamani.

Semangat Jihad

Bercermin dari peristiwa-peristiwa penting di atas, ternyata momentum Ramadhan, di saat umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa, menjadi pendorong semangat jihad dan semangat berkarya untuk kepentingan agama dan umat Islam secara menyeluruh.

Perut yang lapar ternyata membuat umat Islam lebih produktif dalam berkarya dan sebaliknya, perut yang kenyang membuat umat Is- lam lupa daratan, melahirkan perilaku korup, melu- pakan dan mengabaikan kepentingan umat Islam yang lebih besar, yang pada akhirnya menjadikan posisi umat Islam lemah dan terlemahkan.

Betapa tidak, negara-negara muslim besar yang berada di Timur Tengah saat ini, hidup dalam kemewahan, namun tidak dapat memberikan ban- tuan terhadap saudara-saudaranya seiman dan seagama, sebut saja Palestina, yang sedang dijajah diserang dan dibombardir dengan persenjataan mutakhir lagi canggih oleh Zionis Israel.

Padahal zionis Israel ini adalah minoritas di tengah-tengah mayoritas umat Islam Timur Tengah.
Kalaulah peristiwa ini terjadi pada masa lalu, di saat umat Islam masih menggenggam supremasi kejayaan, dapat dipastikan, hanya dalam hitungan singkat, zionis Israel akan dapat dihabiskan oleh umat Islam.

Barangkali kita perlu belajar dari umat Islam masa lalu, di mana mereka dapat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk selalu bangkit dari keterpurukan, sekaligus menatap masa depan yang lebih baik.

Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang mustahil, sebab sejarah mencatat bahwa ber- bagai peristiwa penting dan bersejarah, selalu dimenangkan umat Islam, justru diraih pada bulan Ramadhan, suatu bulan di mana umat Islam merasa lapar dan haus tak tertahankan.

Nampaknya, rasa haus dan lapar, ditopang oleh keinginan kuat untuk menunda segala kesenangan sesaat yang bersifat duniawi, suatu kesenangan yang  paling  sering  mengaburkan  tujuan utama dalam hidup manusia sambil mengharapkan kesenangan ukhrawi, membuat umat Islam maju ke medan perjuangan dengan satu cita-cita:


“Hidup secara terhormat atau mati secara syahid.” Hidup terhomat adalah pilihan moral yang disediakan Is- lam dan mati syahid adalah jaminan paling tinggi yang diberikannya. Melalui pilihan moral seperti inilah umat Islam terpacu untuk berbuat yang ter- baik bagi Islam.
Dewasa ini, manusia yang terbe- lenggu oleh kemewahan hidup, rasa “takut mati” menjadi penghalang paling besar untuk mendo- rong seseorang maju berjuang di berbagai medan kehidupan dengan sikap tawakkal.
Wallahu a’lam. ***

______
Penulis: Dr. H. Ahmad Supardi Hasibuan, M.A.
(Kepala Biro AUAK IAIN Metro)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved