Sabtu, 27 April 2024
Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis!
 
Religi
Opini
Memilih Takdir

Religi - - Selasa, 06/02/2024 - 11:06:08 WIB

ALLAH Swt yang menciptakan manusia dan Allah pula yang menetapkan keadaan manusia.

Di mana manusia hidup dan bekerja adalah takdir Allah, namun Allah memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih perbuatan yang ia lakukan.

Manusia mempunyai kebebasan untuk menjalankan hidup atau tidak menjalankan sesuatu, maka manusia bertanggung jawab atas yang ia lakukan dan ia harus menanggung segala akibat dari perbuatannya.

Manusia terbiasa berpikir bahwa takdir merupakan ketentuan mutlak yang tidak bisa dihindari maupun diubah. Padahal dalam takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, manusia masih bisa dihadapkan pada pilihan-pilihan takdir.

Muhammad Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu'i atas berbagai Persoalan Umat (2000) menggambarkan bahwa api ditetapkan Tuhan panas dan membakar, angin dapat menimbulkan kesejukan atau dingin. Itu takdir Tuhan, manusia boleh memilih api yang membakar atau angin yang sejuk.

Makna Takdir

Mengutip buku Islamologi: Qadar atau Takdir oleh Maulana Muhammad Ali dijelaskan bahwa Imam Raghib berpendapat kata qadar atau takdir artinya ukuran (kamiyyah) suatu barang, atau ukuran saja. Imam Raghib menjelaskan, Allah SWT menakdirkan segala sesuatu dengan dua cara.

Pertama, dengan memberikan qudrah atau kekuatan kepada segala sesuatu.

Kedua, yakni membuat segala sesuatu dengan ukuran tertentu dan dengan cara-cara tertentu menurut kebijaksanaan.

Sebagai contoh, sebutir biji kurma telah ditakdirkan hanya akan menumbuhkan pohon kurma, artinya tidak dapat sebutir biji kurma menumbuhkan apel atau buah zaitun. Kemudian perempuan ditakdirkan untuk mengandung dan melahirkan anaknya, peran ini tidak bisa dilakukan oleh laki-laki.

Menurut Al Quran

Takdir adalah satu undang-undang atau ukuran yang bekerja pada sekalian makhluk Allah Swt. Al-Qur'an telah menyebutkan lewat beberapa ayat yang menjelaskan tentang takdir.

Dalam surat Al-Furqan Ayat 2, Allah SWT berfirman, ”(yaitu zat) yang milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, (Dia) tidak mempunyai anak, dan tidak ada satu sekutu pun dalam kekuasaan(-Nya), Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.”

Demikian juga dijelaskan dalam surat Al-Qamar Ayat 49, ”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran.”Takdir Allah Swt meliputi segala hal yang ada di alam semesta.

Termasuk dalam hal ini, pergantian siang dan malam, berputarnya planet di tata surya hingga takdir yang akan dijalani oleh setiap manusia. Hukum takdir pada manusia tidak ada bedanya dengan hukum takdir pada makhluk lain.

Menurut Hadist

Mengutip buku Qadha dan Qadar oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dijelaskan, dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata, "Kami pernah menguburkan jenazah di pemakaman Baqi' al Gharqad. Tidak lama kemudian, Rasulullah SAW datang kepada kami lalu beliau duduk dan kami pun duduk mengelilingi beliau.

Saat itu beliau sedang membawa tongkat kecil yang beliau tegakkan dengan kakinya. Beliau bersabda: 'Tidak ada seorang pun dan tidak ada satu jiwa pun yang bernapas, kecuali tempatnya telah ditulis di neraka atau di surga, Telah pula ditulis, apakah ia akan hidup sengsara atau bahagia.'"

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imran ibn Husain, ia berkata, "Selanjutnya, ditanyakan kepada Rasulullah SAW, 'Ya Rasulullah, apakah telah diketahui antara penghuni surga dan penghuni neraka?' Beliau menjawab, 'ya.'

Setelah itu, ditanyakan lagi kepada beliau, 'Lantas apa gunanya orang beramal?' Beliau menjawab, 'Setiap orang akan dimudahkan (menuju jalan) penciptaannya." (HR Muttafaq Alaihi)

Beriman dengan adanya takdir artinya meyakini bahwa Allah SWT Maha Kuasa yang menentukan takdir manusia. Selebihnya, peran manusia hanya mampu berusaha dan bertawakal kepadaNya.

Takdir dan Pilihan

Ketika di Syam (sekarang wilayah Syria, Palestina, dan sekitarnya) terjadi wabah, Khalifah Umar bin Khattab yang ketika itu bermaksud berkunjung ke sana membatalkan rencana beliau, dan salah seorang sahabat mengatakan, apakah lantas dia sebagai pemimpin lari dari takdir Allah?.

Umar menanggapi bahwa dirinya dan pasukannya lari dari takdir Allah yang satu (buruk) ke takdir Allah yang lain (baik).

Seketika, sahabat Abdurrahman bin ‘Auf memperkuat Khalifah Umar mengenai sabda Nabi Muhammad SAW yang pernah mengatakan:   “Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian-kalian di dalamnya, maka janganlah kalian lari keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi, HR. Bukhari dan Muslim).

Demikian juga ketika Sayidina Ali bin Abi Thalib sedang duduk bersandar di satu tembok yang ternyata rapuh, beliau pindah ke tempat lain. Beberapa orang di sekelilingnya bertanya seperti pertanyaan di atas.

Jawaban Ali bin Thalib seperti yang diungkap Quraish Shihab (2000), sama intinya dengan jawaban Khalifah Umar. Rubuhnya tembok dan berjangkitnya penyakit adalah berdasarkan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya.  

Manusia dengan agama dan seperangkat alat yang dikaruniakan Allah untuk dapat mempertimbangkan dan memilih, diberi kebebasan untuk menentukan takdir pilihannya.

Yang pasti setiap pilihan ada konsekwensinya. Satu diantara konsekwensi tersebut adalah berkaitan dengan pertanggung-jawaban kepada Allah SWT.

Setiap saat manusia harus mengambil keputusan, setiap waktu diberi pilihan oleh Allah. Dan tiap pilihan ada konsekuensinya, ada takdir selanjutnya. Karena apa yang kita alami hari ini adalah akumulasi dari pilihan-pilihan kita dimasa lalu, dan masa depan adalah akumulasi dari pilihan hari ini. (*)

_________
* Penulis adalah Pemerhati masalah Sosial, Politik dan Keagamaan.





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved