Senin, 29 April 2024
Pembukaan Gebyar Gernas BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Bakal Dihadiri Sejumlah Menteri | Polisi Diadang Sekumpulan Warga Pangeran Hidayat Saat Gerebek Kampung Narkoba | UMRI Puncaki Proposal Lolos Terbanyak Program P2MW Kemendikbudristek Tahun 2024 | Mandi di Sungai Desa Kualu Nenas, Bocah 9 Tahun Tenggelam dan Ditemukan Meninggal | HUT ke-78 TNI AU, Ribuan Warga Antusias Saksikan Berbagai Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbar | Pekanbaru Raih Juara Umum MTQ XLII tahun 2024 Tingkat Provinsi Riau di Dumai
 
Daerah
18 Kasus Pelecehan dan Kekerasan Anak Terjadi di Natuna, Bupati Tegaskan Kasus Ini Harus Ditekan

Daerah - - Senin, 04/12/2023 - 15:36:33 WIB

SULUHRIAU, Natuna- Hingga 3 Desember 2023, tercatat telah terjadi 18 kasus kekerasan dan peleceha n anak di bawah umur di Natuna.

Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Natuna Iptu Apridoni saat mengikuti advokasi dan sosialisasi kebijakan perlindungan anak dan pencegahan perkawinan usia dini,
Pemkab Natuna melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna (DP3AP2KB), di ruang Rapat Kantor bupati Natuna, Senin (4/12/2023).

Kegiatan dilakukann terkait menyikapi maraknya terjadi kasus kekerasan dan pelecehan anak di bawah umur yang terjadi di Natuna.  

Kegiatan dibuka oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi, dihadiri oleh Kasat Reskrim Iptu Apridoni, camat, kepala sekolah, kepala desa, dan dua perwakilan siswa SMA.

Dalam kesempatan itu, Apridoni mengatakan, hingga pertanggal 3 Desember tahun 2023, telah terjadi 18 kasus kekerasan dan pelecehan anak di bawah umur.

"Semalam baru kita tangani kasusnya," kata Kasatreskrim Natuna Iptu Apridoni katanya.

Apridoni menambahkan, pelakunya seorang guru ngaji dan yang dilecehkan adalah muridnya sendiri. "Korbanya ada 4 orang, kakak, adek, dan kawan-kawannya," ungkap Aprydoni.

Kondisi ini membuat geram Bupati Natuna Wan Siswandi. Dalam rapat tersebut ia dengan tegas menyampaikan, bahwa kasus-kasus seperti ini harus di tekan semaksimal mungkin. Karena akan merusak nama keluarga dan masa depan korban.

"Kita harus memikirkan nasib korban, bagaimana masa depannya, itu yang harus kita pikirkan selain pencegahan," ungkap Wan Siswandi.

bupati menambahkan, untuk mencegah agar tidak terjadi kasus seperti ini, pengawasan orangtua sangat dibutuhkan, terutama di kalangan teman-teman anak-anak dan lingkungan. Dan sebagai orang tua harus lebih peka terhadap apa yang dialami oleh anak.

Dalam rapat, seluruh yang hadir setuju untuk memberikan pengawasan ekstra terhadap anak untuk meminimalisir terjadinya korban-korban kekerasan dan pelecehan anak di bawah umur. (zul)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved