Minggu, 28 April 2024
Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis!
 
Kesehatan
60 Ribu Telur Nyamuk Disebar Buat Tekan DBD, Apa Tak Bahaya?

Kesehatan - - Rabu, 29/11/2023 - 08:15:26 WIB

SULUHRIAU-  Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengirimkan sekitar 60 ribu telur nyamuk aedes aegypti yang sudah mengandung bakteri Wolbachia untuk dikembangbiakkan di Kota Bandung, Jawa Barat.

Ini merupakan salah satu inovasi terbaru untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sebagian masyarakat mempertanyakan aspek keamanan dari inovasi ini, mereka khawatir penyebaran telur justru akan membuat populasi nyamuk penyebab DBD malah bertambah.

Perlu diketahui, wolbachia sendiri adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk.

Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Dengan demikian, secara alami jumlah kasus DBD juga akan berkurang.

Kemenkes juga telah memastikan efektivitas metode ini yang sudah dibuktikan di sejumlah negara.

Selain Indonesia, inovasi nyamuk ber-wolbachia sudah diterapkan di 13 negara lain, yaitu di Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, dan Meksiko.

Di Indonesia, efektivitas wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan Yayasan Tahija.

"Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77%, disamping menurunkan kebutuhan rawat inap pasien dengue di rumah sakit sebesar 86%," ujar Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr. Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D.

Saat ini Kemenkes RI menetapkan lima wilayah yang masuk ke dalam uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia, yakni Kupang, Nusa Tenggara Timur, Bontang Kalimantan Timur,  Semarang Jawa Tengah, Bandung, Jawa Barat dan Jakarta Barat, DKI Jakarta.

Proyek ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue.

Ada Pro-Kontra

Namun, upaya penanggulangan DBD dengan teknologi Wolbachia menuai kontroversi di kalangan publik serta peneliti. Bahkan kontroversi tersebut pun berkembang menjadi disinformasi yang beredar di media sosial serta penolakan masyarakat.

Ada juga yang menilai plus-minus dari program ini. Di balik nilai positifnya, upaya pemerintah tersebut masih menyimpan persoalan yang belum berhasil dibuktikan secara ilmiah, utamanya menyangkut besaran pengurangan DBD.

Prof. Yuwono, guru besar dan ahli biomedik di Palembang, dikutip dari tempo.co mengatakan,  bila kebeadaan Wolbachiat terbukti menurunkan populasi nyamuk pembawa virus DBD dan akhirnya penyakit DBD juga turun. β€œIni cara biologi sehingga tidak mencemari lingkungan.

"Minusnya belum ada bukti ada atau tidaknya efek jangka panjang bagi manusia, khususnya pengaruh terhadap DNA,” ujarnya.

Menurutnya, untuk pembuktian lebih lanjut masih dibutuhkan suvailans terus menerus hingga suatu saat benar-benar bisa disimpulkan. Secara pribadi, dia lebih memilih mengendalikan DBD melalui vaksin. Sejauh ini sudah ada dua jenis vaksin DBD di pasaran, tapi efektivitasnya juga belum optimal. (*)

Sumber: CNBCIndonesia.com
Editor: Khairul





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved