Minggu, 28 April 2024
Mandi di Sungai Desa Kualu Nenas, Bocah 9 Tahun Tenggelam dan Ditemukan Meninggal | HUT ke-78 TNI AU, Ribuan Warga Antusias Saksikan Berbagai Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbar | Pekanbaru Raih Juara Umum MTQ XLII tahun 2024 Tingkat Provinsi Riau di Dumai | Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar
 
Internasional
Capres Ekuador Ditembak Mati Usai Kampanye, Kronologi hingga Negara Gagal

Internasional - - Jumat, 11/08/2023 - 09:58:14 WIB
Capres Fernando Villavicencio saat acara kampanye di sebuah sekolah beberapa menit sebelum dia ditembak mati di luar sekolah yang sama di Quito, Rabu, (9/8/2023) (API via AP)
TERKAIT:

SULUHRIAU- Hal menghebohkan terjadi di Ekuador. Salah satu calon presiden (capres) tewas ditembak mati.

Ia adalah Fernando Villavicencio. Pria 59 tahun itu dibunuh usai melakukan kampanye pemilihan umum di wilayah utara negeri itu.

Bagaimana kronologinya?

Villavicencio dilaporkan ditembak saat hendak memasuki mobil seusai kampanye di kota Quito, Rabu (9/8/2023). Villavicencio, yang juga anggota majelis nasional negara, diserang seorang pria yang melangkah maju dan menembak kepalanya sebanyak tiga kali.

Ia sempat dibawa ke pusat darurat setempat. Namun sayang dirinya tak tertolong.

Mengutip BBC International, baku tembak juga sempat terjadi antara pelaku dengan keamanan. Tersangka kemudian meninggal karena luka-lukanya.

Seorang pendukung Villavicencio juga dilaporkan mengalami luka tambak. Namun tak ada lagi laporan kematian.

Kejadian ini terjadi di tengah pemberitaan bahwa sejumlah orang bersenjata menyerang kantor partai Villavicencio, Movimiento Construye. Hal itu berlangsung di kota yang sama dengan peristiwa ia terbunuh, meski merupakan insiden terpisah.

"Pekan lalu, dia mengatakan dia dan timnya diancam oleh pemimpin geng yang terkait dengan perdagangan narkoba,'" muat Reuters.

Siapa Villavicencio?

Mengutip New York Times (NYT), Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat presiden dalam pilpres Ekuador yang akan berlangsung 20 Agustus. Melansir BBC International, meski tak begitu besar, jajak pendapat, mencatat ia memperoleh dukungan sekitar 7,5%.

Di negerinya, sosoknya memang terkenal kritis. Ia memiliki sejumlah track record, mulai dari mantan ketua serikat pekerja mantan jurnalis hingga politisi dan legislator dari Partai Movimiento Construye.

Kiprah kritis pria 59 tahun ini dimulai kala ia memimpin serikat pekerja perusahaan minyak negara Petroecuador. Kala itu ia menantang penyelewengan yang ada dan merugikan negara miliaran dolar.

Namanya kian melambung setelah menjadi jurnalis. Ia juga dikenal sebagai kritikus paling tajam mantan Presiden Rafael Correa, yang memerintah 2007-2017.

Karena kecamanannya itu, Villavicencio sempat dituduh mencemarkan nama baik mantan presiden dan dihukum 18 bulan penjara. Dia dilaporkan sempat melarikan diri ke wilayah Pribumi Ekuador sebelum diberikan suaka di Peru.

Ia kembali ke Ekuador kala Correa jatuh. Correa sendiri sempat dipenjara karena korupsi di 2020.

"Dia menjadi terkenal sebagai pemimpin serikat pekerja di perusahaan minyak negara, Petroecuador, dan kemudian memainkan peran penting dalam mengungkap skandal korupsi yang melibatkan pemerintahan mantan Presiden Rafael Correa," tulis NYT.

"Sebagai jurnalis, Villavicencio memperoleh dokumen tentang program pengawasan pemerintah yang dia kirim ke WikiLeaks tetapi akhirnya menerbitkannya sendiri. Beberapa karyanya menyebabkan ancaman pembunuhan dan dakwaan yang dipromosikan secara luas sebagai motif politik," muat media itu lagi.

Menurut ilmuwan politik di University of British Columbia, Grace Jaramillo, Villavicencio kerap merasa diintimidasi dan direndahkan. Tapi dalam pemilu Ekuador, ia muncul dengan slogan-slogan anti korupsi di negeri itu.

"Dia mendemonstrasikan Gerakan Membangun Ekuador, sebuah kampanye luas, dan juga mengkampanyekan isu-isu seperti keamanan pribadi, di negara yang telah dilanda kekerasan terkait perdagangan narkoba tersebut," tambahnya.

Status Darurat

Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengaku marah dan terkejut dengan kejadian ini. Ia menyebut kejahatan terorganisir sudah berkembang pesat di negeri itu.

"Kejahatan tidak akan dibiarkan begitu saja," kata Lasso, sesaat sesudah kejadian.

"Saya marah dan terkejut dengan pembunuhan itu. Kejahatan terorganisir telah berkembang pesat, tetapi beban hukum sepenuhnya akan menimpa mereka," tambah pria yang tidak akan ikut pemilihan presiden lagi itu.

Ia pun mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan, Kamis (10/8/2023). Ia berjanji untuk tetap mengadakan pemilihan umum yang dijadwalkan akhir bulan ini.

"Angkatan Bersenjata saat ini dimobilisasi di seluruh wilayah nasional untuk menjamin keamanan warga negara, ketenangan negara, dan pemilihan umum yang bebas dan demokratis pada 20 Agustus," kata Lasso dalam pidato yang disiarkan di YouTube, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Tiga hari berkabung nasional untuk menghormati 'seorang patriot'," tambahnya.

Negara Gagal

Perlu diketahui, Ekuador mengalami peningkatan kekerasan beberapa tahun terakhir karena kehadiran kartel narkoba di negeri itu. Wali kota wilaya Malta, juga terbunuh beberapa bulan lalu.

Mantan presiden Rafael Correa mengecam keras Nigerina akibat hal itu. Ia menyebut kejadian ini menunjukan bagaimana Ekuador sudah menjadi negara gagal. "Ekuador telah menjadi negara gagal," katanya yang kini menetap di Belgia.

"Semoga mereka yang mencoba menabur lebih banyak kebencian dengan tragedi baru ini akan mengerti bahwa itu hanya akan terus menghancurkan kita," tambahnya. (***)

Sumber: NCBCIndonesia.com
Editor: Khairul







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved