Sering Diplonco, Murid Tusuk Guru Silatnya hingga Tewas
Nusantara - - Senin, 01/03/2021 - 20:29:58 WIB
|
Polisi saat jumpa pers kasus pembunuhan guru silat (foto: Sindo)
|
TERKAIT:
SULUHRIAU - Seorang pria berinisial A, warga asal Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, tega membunuh guru silatnya lantaran dendam sering mendapat ploncoan.
Kasus itu terjadi pada 15 Januari 2021. Saat itu, korban bernama Ato atau Suparta warga terlibat cekcok dengan pelaku.
Pelaku yang kesal dan emosi mengingat perilaku gurunya pernah melakukan perploncoan, akhirnya mencabut pisau yang disimpan di pinggangnya. Kemudian, pisau itu ditusukan tepat di ulu hati korban sampai akhirnya tewas.
"Motif yang dilakukan kepada korban karena cekcok dan kekesalannya karena hubungan korban antar pelaku murid dan guru. Ia (korban) mengalami luka tusukan di ulu hati yang menyebabkan meninggal dunia," kata Kasatreskrim Serang Kota, AKP M. Nandar, Senin (1/3/2021).
Setalah membunuh korban, pelaku melarikan diri ke daerah Sekupang, Kepulauan Riau dengan modal nekat naik mobil. Pengalamannya sebagai sopir hafal dengan trayek, menuntunnya menyebrang pulau untuk menghilangkan jejak.
Namun, upaya itu sia-sia. Tim Reskrim Polres Serang Kota dengan mudah menangkapnya yang sedang tertidur lelap di sebuah masjid di Sekupang.
"Pelaku setelah melakukan aksinya melarikan diri ke arah Lampung. Selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Riau. Dari Riau menyebrang sampai ke Sekupang. Alhamdulilah tim kami, 28 Februari berhasil mengamankan pelaku di wilayah Sekupang. Pelaku tidur di Masjid tanpa perlawanan, pelaku bersikap kooperatip," ungkapnya.
Dari tangan pelaku, Polisi menyita barang bukti berupa pisau yang digunakan untuk menusuk gurunya. Saat ini, pelaku telah mendekap dibalik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Barang bukti yang diamankan sembilah pisau yang digunakan pelaku menusuk ulu hati dari pada korban. Pisau ini sengaja pelaku bawa di sisi pinggangnya. Pada saat kejadian pelaku cabut pisaunya. Kemudian sembilah kayu yang dipukul kepada korban yang berhasil kita amankan dan pakaian korban yang masih bercak darah," jelasnya.
Menurut AKP Nandar, pihaknya masih melakukan pendalaman dan akan memeriksa kejiwaan pelaku. Sebab, ada informasi pelaku mengalami depresi.
"Memang informasinya seperti itu (depresi). Kita masih mendalami pemeriksaan terhadap ahli psikologi juga. Namun hubungan mereka adalah murid dan guru. Pelaku dulu pernah diplonco ya. Itu jadi salah satu dasar adanya cekcok, emosi. (Guru) dalam bela diri," tukasnya.
Sumber: okezone.com
Editor: Jandri