Kolom
Memahami Waktu
Sosial Budaya - - Jumat, 29/01/2021 - 10:05:23 WIB
|
Penulis
|
TERKAIT:
MUNGKIN kita tidak menyadari, kadang waktu 5 menit itu kita anggap hanya sebentar. Padahal dalam waktu 5 menit, bahkan hitungan detik, entah berapa ribu atau jutaan peristiwa atau perubahan terjadi secara bersamaan di dunia ini atas kehendak Allah Swt .
Maka disadari atau tidak, setiap peristiwa yang kita alami, disaat yang sama di ruang' berbeda terjadi juga peristiwa atau perubahan itu.
Apa pelajaran yang bisa kita petik?, tak lain betapa besarnya kekuasaan Allah Swt dengan sifat kemahaanNya, Ar Rabb (yang Maha mengatur dan mengusai alam semesta) setiap detik, menit dan jam.
Untuk mengingat Rabb, semestinya kita tidak merasa berat untuk meluangkan waktu minimal 5 menit melaksanakan shalat yang diperintahkanNya, sedikit waktu untuk beribadah lainnya.
Dan kita berdoa semoga peristiwa terjadi pada kita, hanya peristiwa yang baik-baik saja dan jauh dari malapetaka.
Dan untuk berbuat baik sungguh banyak waktu tersedia. Tinggal bagaimana kita menggunakannya.
Patut kiranya kita merubah perbuatan kita berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan (ma’rufat) dan membersihkannya dari pelbagai kejahatan (munkarat).
Ma’rufat mencakup segala kebajikan (virtues) dan seluruh kebaikan (good qualities) yang diterima oleh manusia sepanjang masa, sedangkan munkarat menunjuk pada segenap kejahatan dan keburukuan yang selalu bertentangan dengan nurani manusia.
Nilai kebaikan bisa diejawantahkan dengan bekerja atau berbuat dengan prinsip nilai kejujuran dan profesionalitas. Jujur dapat berperilaku yang baik.
Pribadi yang jujur merupakan roh kehidupan yang teramat fundamental, karena setiap penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan suara hati nurani.
Dengan demikian, hasil dari kesadaran inilah akan membuat manusia mencapai tujuan untuk lebih dekat kepada Ilahi dan diredhoi dalam setiap waktu yajg digunakan dalam bekerja dan aktivitasnya mengarung bahtera dunia ini untuk menuju akhirat kelak. Semoga***
Penulis: Khairullah (Jurnalis)
Tulisan ini juga pernah dimuat di Tabloid Nusantara