Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Internasional
Muazin Hagia Sophia Meninggal Mendadak saat Bekerja dalam Masjid

Internasional - - Jumat, 07/08/2020 - 15:55:52 WIB

SULUHRIAU-  Muazin Mesjid Hagia Sophia, Osman Aslan meninggal secara mendadak karena serangan jantung pada hari Minggu (2/8/2020) waktu setempat.

Muazin yang mengumandangkan azan saat shalat Jumat perdana dua pekan lalu di Hagia Sophia ini meninggal ketika bekerja secara suka rela di dalam masjid.

Menyadur Greek City Times yang diambil dari Sputnik News Turki, Osman Aslan ditunjuk sebagai pemandu relawan di Mesjid Hagia Sophia.

Ia bertugas menyambut pengunjung dan memastikan mereka mematuhi langkah-langkah standar Covid-19 di area masjid.

Berita duka ini diunggah dalam akun Twitter Gubernur Istanbul dan Mufti Istanbul.

"Belas kasihan Tuhan pada Osman Aslan, Muazin-Kayyum, Masjid Uhud Distrik Kagithane kami, yang meninggal karena serangan jantung selama pelayanan bimbingan sukarela di Masjid Hagia Sophia-i Kebir."

"Kami mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga dan kerabatnya."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan Hagia Sophia menjadi masjid pada Jumat (10/7/2020).

Keputusan ini disambut suka cita oleh umat muslim di dunia namun menimbulkan kecaman dari berbagai pihak.

Menyadur Al Jazeera, Erdogan mengumumkan alihfungsi Hagia Sophia usai pengadilan administrasi Turki menghapus kebijakan Mustafa Kemal Ataturk yang menjadikan bangunan ini sebagai museum.

Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) dan sejumlah negara seperti Rusia, Amerika Serikat, Yunani, hingga para pemimpin gereja adalah pihak-pihak yang melayangkan penolakan atas keputusan Erdogan.

UNESCO menyatakan pihaknya sangat menyesalkan keputusan Turki yang dibuat tanpa adanya diskusi dan pemberitahuan sebelumnya.

"Keputusan ini diumumkan hari ini (10/9) memunculkan masalah dampak perubahan status ini pada nilai universal properti."

"Negara memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa modifikasi tidak memengaruhi Nilai Universal Luar Biasa dari situs-situs tertulis di wilayah mereka," ujar UNESCO dalam pernyataanya melalui instagram.

Sementara itu, shalat Jumat pertama diadakan dua pekan lalu sekaligus menandai peresmian alihfungsi bangunan ini sebagai masjid.

Osman Aslan adalah salah satu muazin yang bertugas dalam ibadah paling kontroversial di Turki tersebut. (***)



 





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved