Minggu, 28 April 2024
Pembukaan Gebyar Gernas BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Bakal Dihadiri Sejumlah Menteri | Polisi Diadang Sekumpulan Warga Pangeran Hidayat Saat Gerebek Kampung Narkoba | UMRI Puncaki Proposal Lolos Terbanyak Program P2MW Kemendikbudristek Tahun 2024 | Mandi di Sungai Desa Kualu Nenas, Bocah 9 Tahun Tenggelam dan Ditemukan Meninggal | HUT ke-78 TNI AU, Ribuan Warga Antusias Saksikan Berbagai Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbar | Pekanbaru Raih Juara Umum MTQ XLII tahun 2024 Tingkat Provinsi Riau di Dumai
 
Kesehatan
WHO Akui Keampuhan Dexamethasone untuk Pasien Corona

Kesehatan - - Sabtu, 20/06/2020 - 17:56:31 WIB

SULUHRIAU- Penelitian tentang pengobatan COVID-19 kembali memunculkan titik terang. Kalangan ilmuwan di Inggris menyebut obat steroid dosis rendah, Dexamethasone mampu menyelamatkan nyawa pasien dengan gejala yang parah.

Ilmuwan di Universitas Oxford, Inggris menyatakan, bahwa Dexamethasone dapat menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 dengan gejala parah.

Dexamethasone obat steroid dosis rendah yang relatif murah dan beredar luas disebut sebagai terobosan besar dalam pencarian obat COVID-19.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyebut temuan ini sebagai prestasi ilmiah yang luar biasa.

Boris memastikan ketersediaan obat termasuk sebagai antisipasi jika terjadi pada gelombang kedua pandemi virus COVID-19.

"Menurut saya, kita mulai memperhatikan obat seperti Dexamethasone, yang bisa dikombinasikan dengan yang lain. Kita melihat secercah cahaya pertama, yang sebelumnya diragukan," jelas Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson yang dilansir program Kabar Utama tvOne, Sabtu 20 Juni 2020 dan dikutip dari viva.co.id.

"Secercah cahaya dan harapan untuk persiapan, perawatan yang bisa membuat perubahan besar pada angka kematian," ujar Boris.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengapresiasi hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif Dexamethasone terhadap penderita COVID-19.

"Steroid umum Dexamethasone telah terbukti memiliki efek positif bagi pasien COVID-19 yang sangat sakit parah," ungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Menurut temuan awal yang dibagikan dengan video untuk pasien dengan oksigen di sekitar pengobatan terbukti mengurangi angka kematian sekitar satu per lima," tambahnya.

"Dan untuk pasien yang membutuhkan kematian ventilator, risiko kematian berkurang sekitar satu per tiga," tegas Tedros. Namun, keampuhan ini hanya terlihat pada pasien corona kritis dan belum ditinjau pada pasien dengan penyakit ringan.

Dexamethasone telah digunakan sejak awal tahun 60-an untuk mengobati berbagai penyakit yang berhubungan dengan inflamasi dan kekebalan seperti reumatoid artritis asma dan beberapa jenis kanker.

Harga yang relatif murah dan peredarannya yang bebas dalam jumlah besar membuat obat ini diharapkan dapat menjadi solusi penanggulangan pasien COVID-19 di negara-negara miskin.

Sumber: viva.co.id
Edotor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved