Rabu, 08 Mei 2024
Kembalikan Formulir ke NasDem, Nasir Day: Terpanggil Pimpin Pekanbaru | Terlibat Peredaran Sabu, Tiga Orang Pria di Bangkinang Diringkus Polisi | PWI Riau Terima Surat Dukungan Resmi untuk HPN 2025 dari Pemprov Riau | Sat Lantas Polres Kampar Bersama ISDC Polda Riau Gelar Giat Police Goes To School di SMAN 1 Tambang | Peduli Palestina, Ribuan Mahasiswa dan Civitas Akademika Umri Gelar Aksi Unjuk Rasa | Tinjau Pembangunan Tribun Mini Lapangan Sri Serindit, Bupati: Ini Saksi Sejarah Kota Ranai
 
Metropolis
Wako Terbitkan Edaran Pelarangan Film 'Kucumbu Tubuh Indahku' Tayang di Bioskop Pekanbaru

Metropolis - - Selasa, 07/05/2019 - 14:36:02 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Walikota Pekanbaru, Firdaus MT menerbitkan surat edaran kepada pihak pengelola bioskop agar tidak menayangkan film 'Kucumbu Tubuh Indahku' atau Memories of My Body.

Dengan adanya surat ini menambah daftar panjang daerah yang menolak pemutaran film ini. Beberapa daerah juga sudah menolak pemutaran garapan Garin Nugroho yang sudah dirilis pada 18 April 2019 lalu. Seperti Pemkot Depok, Jawa Barat dan Pemkab Kubu Raya yang keberatan ke pihak terkait terkait penayangan film ini.

Walikota Firdaus menilai film ini tidak dapat diterima oleh warga Kota Pekanbaru. Ia mengaku sudah menandatangani surat tersebut untuk disebar ke seluruh bioskop di Pekanbaru.

"Kami sudah terbitkan amaran kepada pusat hiburan bioskop untuk tidak memutar film tersebut di Pekanbaru," terang Firdaus, Selasa (7/5/2019).

Dikatakan, penayangan film tersebut dapat meresahkan masyarakat. Ia menyebut film ini bisa mempengaruhi cara pandang atau perilaku masyarakat terhadap kelompok LGBT dan dianggap bertentangan dengan nilai agama.

Film ini tidak mendidik. Walau ada yang mendidik, ia menilai film ini lebih banyak mudharat daripada manfaat. "Ada mungkin memang konten yang mendidik. Tapi masyarakat lebih melihat konten LGBT yang negatif dalam film ini," ujarnya.

Dikutip dari beberapa sumber, Film yang dibintangi oleh Randy Pangalila, Sujiwo Tejo, Teuku Rifnu Wikana, Whani Darmawan dan Muhammad Khan ini mengundang kontroversi di Indonesia karena dinilai menampilkan aktivitas LGBT secara vulgar.

Film ini menceritakan tentang perjalanan penari Lengger Lanang bernama Juno yang diperankan Muhammad Khan di sebuah desa kecil di Jawa. Ada serangkaian perjalanan hingga Juno memilih jadi penari pria yang berdandan layaknya wanita.


Namun, walau ada serangkaian penolakan di sejumlah daerah, film ini ternyata sudah memenangkan sejumlah penghargaan. Ada Asia Pacific Screen Award, film terbaik Festival Des 3 Continents Nantes 2018 dan masuk dalam seleksi Festival Film International di Venesia. [has,trb,hbr]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved