Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Nasional
Hari Pers Nasional 2019
Jokowi: Media Harus Bisa Cari Kebenaran dan Fakta

Nasional - - Sabtu, 09/02/2019 - 15:30:49 WIB

SUULUHRIAU- Presiden Joko Widodo mengatakan di era media sosial seperti sekarang ini siapa pun bisa memposisikan diri seperti jurnalis.
Namun, tidak sedikit yang menyalahgunakan medsos dan menciptakan serta menyebarkan informasi bohong sehingga menimbulkan kegaduhan.

Media arus utama, kata Jokowi, harus mencari kebenaran dan fakta sehingga mampu memerangi kegaduhan informasi bohong itu.

“Media harus bisa mencari kebenaran dan mencari fakta,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara puncak Hari Pers Nasional di Grand City Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, (9/2/2019).

Kebenaran dan fakta harus disuguhkan oleh media arus utama karena di era media sosial, lanjut Jokowi, setiap orang bisa bergaya dan memposisikan diri laiknya seorang jurnalis. Banyak yang menyalahgunakan media sosial dengan menciptakan ketakutan dan kegaduhan publik.

“Setiap orang bisa bisa menjadi wartawan dan pimred. Tetapi kadang digunakan untuk menciptakan kegaduhan,” ujarnya.

Jokowi memberi contoh ketika pemerintah menyampaikan satu informasi tentang kabar dan fakta, namun di publik disimpulkan sebagai pencitraan dan itu diramaikan di media sosial.
 
“Ketika pemerintah menyampaikan well infomation society, jangan diartikan sebagai kampanye atau pencitraan, tetapi itu untuk membangun masyarakat yang sadar akan informasi," kata dia.

Ketika seperti itu yang terjadi, Jokowi berharap media konvensional yang profesional dapat menjadi pengendali suasana.

Jokowi meyakini media massa arus utama berperan penting dalam hal itu. Masyarakat, kata dia, hingga kini masih lebih percaya kepada media konvensional dari pada informasi yang bertebaran di media sosial. “Pada tahun 2018, kepercayaan terhadap media konvensional adalah 63 persen berbading 40 persen untuk media sosial,” katanya.

Pada kesempatan itu diberikan penghargaan kepada beberapa insan pers yang berperan besar pada perkembangan dan kemajuan pers. Jokowi juga juga menerima penghargaan Kemerdekaan Pers. Calon presiden nomor urut 01 itu dinilai sebagai tokoh yang peduli terhadap pers Indonesia.

Sumber : Viva.co.id | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved