Senin, 29 April 2024
Dari Diskusi "Publisher Rights" SMSI, Diskominfotik Riau Dukung Jurnalisme Berkualitas | KPU Riau Perkuat Kapasitas Integritas Penyelenggara Menuju Pilkada Demokratis dan Berkualitas | Asah Kemampuan Personil, Polres Kampar Gelar Latihan Menembak | Wakil Ketua DP Partai Gerindra Minta SMSI Jaga Bahasa Indonesia | Pembukaan Gebyar Gernas BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Bakal Dihadiri Sejumlah Menteri | Polisi Diadang Sekumpulan Warga Pangeran Hidayat Saat Gerebek Kampung Narkoba
 
Metropolis
Terus Tekan Laju Pertumbuhan Penduduk
Disdalduk KB: Rata-rata Warga Pekanbaru Miliki 2 Anak

Metropolis - - Rabu, 10/10/2018 - 08:00:22 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru terus berupaya menekan jumlah penduduk.

Ada dua sisi pertumbuhan penduduk yang perlu dikendalikan, yakni pertumbuhan dari faktor kelahiran dan urbanisasi atau migrasi.

Kepala Disdalduk KB Pekanbaru Muhammad Amin mengatakan, dari faktor kelahiran, sejauh ini secara bertahap angka pertumbuhan realtif bisa ditekan, dimana dengan program keluarga berencana (KB).

"Saat ini warga Pekanbaru yang memiliki dua anak (2,4 TFR-red) itu artinya warga yang sudah berkeluarga di Pekanbaru rata-rata memiliki anak 2 atau kurang dari 3," kata Amin Selasa (9/10/2018).

Capaian ini karena berbagai program dilakukan, seperti pelayanan KB-KES, program kerjasama dengan TNI, pelayanan alat kontrasepsi dan berbagai kampanye tentang kependudukan.

Disdalduk menerapkan Sistem Informasi Keluarga (SIGA), ini memudahkan melakukan intervensi terhadap program pemberdayaan keluarga yang dilakukan petugas KB. "Tahun ini Disdalduk KB Pekanbaru melakukan sinkronisasi Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI) dengan sistem informasi kependudukan," terangnya.

Namun disdari Amin, menekan jumlah penduduk dari sektor urbanisasi, ini memang terus dicari formatnya, dan karena Disdalduk dalam hal ini menangani dari hulu, maka ada kaitannya dengan peran berbagai pihak.
"Karena datangnya warga lain ke Pekanbaru, karena melihat prosfek, sehingga tidak heran terjadi juga penumpukan penduduk dari di satu wilayah, maka jangan heran kalau di Kecamatan A lebih banyak penduduknya dari Kecamatan B, misalnya,' kata Amin.

Dan Amin mengakui masih ada beberapa kendala dalam tugasnya seperti proses validasi. Namun, seiring dengan kegiatan sinkronisasi data dan informasi, kendala itu akan diminimalisasi.

Caranya melalui peningkatan kompetensi dan pendayagunaan SDM pengelola data dan informasi (datin) di setiap tingkatan wilayah dan peningkatan cakupan. Dengan demikian akan terjadi peningkatan kualitas Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI) dengan sistem informasi kependudukan. [chr,yas]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved