Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Daerah
Heboh Sapi Berkepala 2 di Inhu, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Daerah - Jandri - Rabu, 18/07/2018 - 08:51:23 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Bayi sapi di Desa Alang Kepayang, Rengat Barat Indragiri Hulu (Inhu), Riau membuat heboh warga setempat.

Penampakan sapi tak seperti pada umumnya. Sapi ini memiliki kepala dua.
Seperti apa penjelasan secara ilmiahnya?

Kelahiran bayi sapi ini tergolong langka. Dia memiliki kepala dua dengan posisi dempet serta telinga dua. Sementara kakinya tetap empat.

Fenomena langka ini bukan fenomena yang aneh apalagi dikaitkan dengan hal mistis. Secara ilmiah, sapi berkepala dua di Inhu ini memiliki pertumbuhan yang tidak sempurna saat proses pembelahan sel.

"Proses pembelahan selnya itu mungkin pembentukannya kembar. Sehingga yang satu bagian tubuhnya nggak sempurna. Sama kejadiannya seperti kembar siam. Salah satu tidak sempurna jadi menempel," ujar Peneliti Peternakan Bram Brahmantiyo Rabu, (18/7/2018).

Bram menjelaskan, kelahiran langka sapi dalam kondisi cacat itu bukan hal baru. Sejumlah kasus pernah ditemukan bahkan ada yang kaki-kaki sapi menempel di perut. Umumnya hal itu terjadi karena kurangnya nutrisi saat pembelahan sel.

"Ketika pembelahan selnya kurang nutrisi sehingga ada yang cacat. Kadang-kadang ada yang kaki nempel di perut, kaki empat ada empat lagi di dadanya. Informasi genetiknya itu dua ekor tapi informasi genetik karena kekurangan nutrisi sehingga yang satu tumbuh yang satu terkalahkan biasanya," jelas Bram.

Sapi berkepala dua ini memiliki kekurangan soal daya tahan pada tubuhnya. Itu dikarenakan ada informasi genetik yang tidak lengkap sehingga berpengaruh pada daya tahan dan umur sapi.

"Karena tidak lengkap biasanya ada beberapa mati dini. Bahkan ada yg sempat tidak lahir karena informasinya itu nggak lengkap, daya tahan tubuhnya nggak bagus," katanya.(dtc, jan)






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved