Sabtu, 04 Mei 2024
Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT | Hebat!, 10 ribu Penari Riau Pecahkan Rekor Muri di Gebyar BBI BBWI Provinsi Riau 2024 | Gebyar BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Prov Riau Perhelatan Spektakuler, Pj Gubri: Ini Potensi | KPU Riau Siap Hadapi Gugatan PHPU di MK Secara Profesional dan Adil | Pj Ketua TP PKK Provinsi Riau Bersama ASPEKUR Bagikan 1.000 Paket Makanan Sehat+Susu | Pemkot Gunungsitoli Ramaikan Gebyar Gernas BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Pekanbaru
 
Daerah
Sedih! Kandang Tak Layak, Bulu-bulu Merak Rusak

Daerah - - Kamis, 15/02/2018 - 10:49:44 WIB

SULUHRIAU- Siapa sangka di pekarangan rumah sederhana milik Surat Wiyoto terdapat penangkaran burung-burung merak nan eksotis.

Namun kandang-kandang merak milik Surat dirasa masih belum layak.

Hal ini dikeluhkan pria yang tinggal di Dusun Suko, Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun tersebut Rabu (14/2/2018).

Surat menggambarkan ada 9 pasang merak dewasa yang ia buatkan kandang terpisah. Akan tetapi kandang itu hanya terbuat dari pagar bambu berlantaikan tanah berukuran sekitar 3 x 6 meter dan terkesan kotor.

Sedangkan 13 ekor merak yang masih berusia 4 bulan diletakkan dalam sebuah kandang kecil berukuran sekitar 50 cm x 1 meter. Menurut Surat, kandang-kandang ini terlalu sempit untuk merak-meraknya.

Akibatnya, pertumbuhan merak menjadi tidak optimal. Bahkan bulu merak yang seharusnya mekar dengan indah menjadi rusak sebagian karena ditempatkan di kandang yang sempit.

"Kondisi kandang seadanya, sempit, jadi sebagian bulu rusak ini. Gimana lagi, adanya cuma seperti ini yang bisa saya buat," katanya.

Padahal penangkaran miliknya juga terbuka untuk umum. Dari pengunjung yang datang, Surat mendapat banyak masukan tentang kondisi penangkarannya.

"Animo masyarakat sebenarnya besar, namun gimana lagi kondisi kandang kurang memadai mungkin mereka enggan balik. Cuma berharap kepedulian pemerintah agar bisa layak kandang merak saya," ucap Surat dengan penuh harap.

Surat memang berharap penangkarannya dijadikan sebagai obyek wisata baru. Namun pertama-tama, ia ingin dibantu kandang merak yang layak huni untuk satwa-satwanya yang dilindungi tersebut.

Selain itu, akses jalan menuju kediamannya juga masih didominasi oleh bebatuan sepanjang 4 km.

"Sebenarnya penangkaran merak saya ini sangat berpotensi jadi tempat wisata kalau ada yang peduli. Ada paduan alam karena di belakang rumah saya sudah hutan jati, jadi bisa dipadu wisata alam," pungkasnya.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved