Kamis, 02 Mei 2024
Buruh Sampaikan Tingginya Harga Bahan Pokok Pemprov Riau: Aspirasi Kita Sampaikan hingga ke Pusat | Apel Pengamanan Gebyar BBI BBW dan Lancang Kuning Carnival, 1.525 Personel Gabungan Diturunkan | Empat Tersangka Kasus Senpi Ilegal Diringkus Polda Riau, 2 Calo dan 2 Pemilik | Terjadi Longsor di Kecamatan Tanah Merah Inhil, Banyak Rumah Warga Rusak | Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya Gelar Loka Karya Mini 2024 | Workshop Nasional SEVIMA dan Kemenag RI Dorong Peningkatan Kualitas Kampus Islam Swasta
 
Sosial Budaya
Tak Percaya Hadis, Wanita Ini Pimpin Shalat Jamaah Laki-Laki

Sosial Budaya - - Rabu, 31/01/2018 - 09:41:42 WIB

SULUHRIAU- Jamida Beevi menjadi imam shalat Jumat di sebuah tempat  di Desa Wandoor Cherukod, negara bagian Kerala, India selatan.  Ironisnya, tak hanya menjadi imam jamaah wanita, tapi juga laki-laki.

Beevi mengajarkan pemahamannya tersebut berdasarkan keadilan gender. "Saya percaya pada Alquran dan Alquran mengajarkan kesetaraan antar jenis kelamin. Semua diskriminasi terhadapperempuan ini buatan manusia," ujarnya seperti dikutip the Guardian, Selasa (30/1/2018). 

Berdasarkan pemahaman Islam pada umumnya, seorang imam yang memimpin shalat adalah laki-laki, kecuali jika semua jamaahnya perempuan.  Beevi mengklaim Alquran tidak berisi perintah yang mengatakan bahwa hanya orang laki-laki yang bisa memimpin sholat.

Beevi adalah anggota dari sekte kecil. Dia hanya percaya pada Alquran, tidak percaya pada hadits. "Alquranmengatakan bahwa semua manusia setara dan siapapun bisa memimpin shalat. Alquran adalah dasar Islam, bukan hadits, yang diciptakan oleh manusia setelah kematian nabi," klaimnya.

Dia memimpin shalat tidak di masjid, melainkan di kantor Alquran Sunah Society yang juga merupakan lokasi dia bekerja.  Tindakannya telah memicu reaksi, media lokal melaporkan ada pihak yang mengancam untuk membunuhnya. "Ini adalah ekstremis yang tidak dapat mentoleransi reformasi apapun. Saya mendapatkan ancamaan melalui WhatsApp, di Youtube, di Facebook, tapi saya tidak takut," katanya.

Sekretaris Jamaat-e-Islami Hind, Abdul Rahman, yang mengelola sekitar 500 masjid di Kerala, mengatakan, tindakan Beevi adalah drama yang disusun dan sebuah tipuan untuk mendapatkan popularitas secara murah sambil mengalihkan perhatian masalah komunitas Muslim.

Menurut Rahman, pembagian tugas antara pria dan wanitabukanlah diskriminasi. Ini adalah pertanyaan tentang apa yang paling sesuai untuk pria dan apa yang paling sesuai untuk wanita.

Beevi mengatakan, dia berencana untuk terus memimpin sholat. "Jika saya memerlukanperlindungan polisi, saya akan melanjutkannya. Baagaimana India bisa berkembangjika kita tidak mengubah semua hal yang membuaat wanita kembali?".

Sumber: Republika.co.id | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved