Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Daerah
Perburuan Liar Dominasi Kematian Gajah Sumatera

Daerah - - Jumat, 19/01/2018 - 10:25:30 WIB

SULUHRIAU- Perburuan liar mendominasi angka kematian gajah sumatera (elephas maximus sumatrensis).

Ini sesuai data Seksi Konservasi Wilayah I Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh di Lhokseumawe.

"Tahun 2017, dari enam ekor gajah yang mati, sebagian besar merupakan korban perburuan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Dedy Irvansyah, di Lhokseumawe, Kamis 18 Januari 2018 malam.

Dia mengatakan, angka perburuan gajah paling tinggi di wilayah kerjanya mulai dari Kota Sabang hingga Aceh Tamiang, di Kabupaten Aceh Timur. Gajah-gajah tersebut dibunuh dengan cara diracun dan ditembak, gading gajah kemudian diambil.

"Untuk membedakan gajah korban perburuan dan konflik dengan manusia adalah pada kehilangan bagian tubuhnya yaitu gading. Sedangkan gajah yang menjadi korban ekses konflik manusia-satwa, umumnya terjerat dan tersetrum listrik serta tidak kehilangan anggota tubuhnya, terutama gading," ujar Dedy.

Menurutnya pula, persoalan konflik manusia dan satwa dikarenakan bertambahnya areal perkebunan yang sebelumnya merupakan kawasan jelajah kawanan gajah tersebut, Karakteristik satwa yang memiliki belalai panjang itu adalah menandai areal jelajahnya secara turun temurun, termasuk daerah lintasannya.

"Terjadi konflik antara manusia dengan satwa karena kawasan habitatnya terganggu, baik karena pembukaan permukiman maupun pembukaan perkebunan, sehingga gajah tersebut berkeliaran di daerah tersebut dan menimbulkan kerugian pada tanaman perkebunan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh itu pula. [okz,jan]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved