Minggu, 01 Oktober 2023
Dinsos Rohul Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran Rumah | Polres Kampar Gelar Upacara Peringati Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2023 | Kecelakaan Mobil Pik Up L-300 dan Motor Beat Terlibat Kecalakaan, Ini Penampakanya | Digerebek Pesta Narkoba, Pria di Pekanbaru Loncat dari Lantai 3 Hotel hingga Patah Tulang | 3 Dari 10 Tahanan Polsek Tenayan Raya yang Ditangkap Ditembak Polisi | Polsek Tapung Tangkap Pelaku Penggelapan Sepeda Motor
 
Hukrim
5 Orang Ditetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Alkes RSUD Arifin Ahmad

Hukrim - - Rabu, 10/01/2018 - 05:12:58 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kapolresta Pekanbaru tersus mengusut dugaan kasus krupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) di RSUD Pemrov Riau tahun 2012-2013.

Dari penyidikan ini ditetapkan lima tersangka, tiga diantaranya berprofesi sebagai dokter di rumah sakit pemerintah itu. Kelima tersangka adalah dua rekanan dari CV Prima Mustika Raya (PMR) berinisial M dan Y serta tiga dokter berinisial dr KAP, dr M dan dr WZ.

Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kelima tersangka sudah dikirimkan penyidik ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru.

Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Pekanbaru, Azwarman, mengatakan, SPDP kelima tersangka diterimanya terpisah. Dua SPDP rekanan diterima pada Kamis 4 Januari 2018, sedangkan tiga SPDP tiga dokter diterima pada Senin, 7 Januari 2018.

Dijelaskan Azwarman, ketiga dokter yang diduga terlibat berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di rumah sakit plat merah itu. "Mereka diduga melakukan pembelian Alkes ke perusahaan lain selain rekanan yang ditunjuk," ujar Azwarman, Selasa (9/1/2018).

Azwarman mengatakan, untuk menindaklanjuti SPDP tersebut, telah ditunjuk tim jaksa peneliti yang akan meneliti berkas perkara dari penyidik Satreskrim Polresta Pekanbaru. Ia berharap, penyidik segera melimpahkan berkas perkara ke kejaksaan agar bisa ditelaah.

Kelima tersangka dijerat Pasal 2 ayat (1) jo Pasal (3), jo Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 30 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dalam UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Pembelian Alkes tersebut dilakukan pada tahun anggaran 2012/2013 dengan pagu Rp5 miliar. Untuk pengadaan barang tersebut, RSUD bekerja sama dengan CV PMR. Dalam penyidikan, ditemukan kalau pengadaan Alkes tidak sesuai prosedur karena pihak rumah sakit menggunakan nama rekanan CV PMR untuk pengadaan alat bedah senilai Rp1,5 miliar.

Namun dalam prosedurnya, alat-alat tersebut langsung dibeli dokter bukan kepada CV PMR tapi kepada distributor PT Orion Tama, PT Pro-Health dan PT Atra Widya Agung.

Nama CV PMR digunakan untuk proses pencairan dan dijanjikan mendapat keuntungan sebesar lima persen dari nilai kegiatan.

Akibat perbuatan itu, berdasarkan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) negara dirugikan Rp420.205.222. [ckl,ran]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved