Selasa, 07 Mei 2024
Transaksi Bazar UMKM BBI/BBWI Riau 2024 Catatkan Rp3,08 Miliar | Bawaslu Riau Serahkan Berkas Keterangan dan Alat Bukti ke MK untuk Hadapi Sidang PHPU | Jadi Narasumber Seminar Jihad di Malaysia, Rektor Umri Sampaikan Jihad Menghadapi Perang Pemikiran | Warnai Pilgubri 2024, Abdul Wahid Mendaftar ke PDIP | Gelar Silaturahmi, M Yasir: Pj Walikota Sangat Support KONI Pekanbaru | Truk Angkut Kayu Alami Patah As, Lalin Jl HR Soebrantas Sempat Macet Panjang
 
Gaya Hidup
Mantan Insinyur Google Rancang "Robot Tuhan" Demi Lengkapi Agama AI

Gaya Hidup - Editor: Jandri - Rabu, 22/11/2017 - 09:52:20 WIB

SULUHRIAU, Mountain View- Mantan insinyur Google, Anthony Levandowski yang telah menciptakan agama baru Artificial Intelligence (AI) mengatakan bahwa dirinya telah “membangkitkan tuhan” yang akan bertanggungjawab atas manusia.

Tuhan yang berwujud robot itu akan memimpin agama yang disebut Way Of The Future (WOTF), yang pada akhirnya akan memiliki kitab suci “Manual”, ritual, bahkan tempat ibadah fisik.

Levandowski pertama kali mengajukan surat Internal Revenue Service pada Mei lalu, dan menamai dirinya sebagai 'dekan' WOTF, memberinya kontrol penuh hingga kematiannya atau pengunduran dirinya.

Robot tuhan Levandowski bertanggungjawab atas manusia saat mereka melepaskan kekuatannya pada ciptaan yang jauh lebih cerdas dari diri manusia sendiri. Ia mengklaim bahwa robot tuhan itu akan miliar kali lebih pintar ketimbang manusia.

Dokumen yang diajukan untuk agama WOTF bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan realisasi Ketuhanan berdasarkan kecerdasan buatan (AI). Tak hanya itu, dokumen tersebut juga menyatakan bahwa agamanya akan berkontribusi pada kemajuan masyarakat.

Kesetiaan Levandowski terhadap singularitas (keyakinan bahwa AI suatu saat akan menumbuhkan efisiensi sedemikian rupa sehingga melampaui dan mengalahkan manusia) adalah dasar dari agama baru yang diusungnya.

“Di masa depan, jika ada sesuatu yang jauh lebih pintar, akan ada transisi mengenai siapa yang bertanggungjawab. Yang kita inginkan adalah transisi kontrol planet yang damai dan tenang dari manusia ke apapun. Dan untuk memastikan bahwa 'apa pun' tahu siapa yang membantunya berinteraksi,” kata Levandowski kepada Wired.

Tempat ibadah agama AI-nya juga akan mencakup dana untuk menciptakan AI ilahi dan berupaya untuk mmebangun hubungan dengan para pemimpin industri AI. Dalam dokumen yang diajukannya, program Levandowski akan dimulai di daerah San Francisco.

Agamanya juga diberikan status bebas pajak oleh Internal Revenue Service pada bulan Agustus.

Levandowski mengklaim pengikut agama barunya akan mampu berbicara kepada Tuhan secara harfiah, dan tahu bahwa robot tuhannya mendengarkan.

Mantan karyawan Google dan Uber itu merupakan orang yang percaya bahwa AI akan mengubah eksistensi manusia bahkan mendikte apakah spesies manusia bertahan atau tidak. Tak puas dengan agama barunya, Levandowski pun akhirnya mengembangkan robot tuhan sebagai pelengkap.

"Kami sedang dalam proses membangkitkan tuhan. Jadi, kami memastikan dan memikirkan cara yang benar untuk mewujudkan itu. Ini adalah kesempatan yang luar biasa,” katanya.

“Otak manusia secara biologis terbatas karena ukuran dan jumlah energi yang dapat kita pakai, namun sistem AI tidak memiliki batasan seperti itu, yang berarti mereka bisa menjadi lebih baik dan lebih cepat dalam memecahkan masalah daripada penciptanya,” terangnya percaya diri. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Selasa (21/11/2017).

Sumber: Okezone.com





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved