Selasa, 07 Mei 2024
Sat Lantas Polres Kampar Bersama ISDC Polda Riau Gelar Giat Police Goes To School di SMAN 1 Tambang | Peduli Palestina, Ribuan Mahasiswa dan Civitas Akademika Umri Gelar Aksi Unjuk Rasa | Tinjau Pembangunan Tribun Mini Lapangan Sri Serindit, Bupati: Ini Saksi Sejarah Kota Ranai | Transaksi Bazar UMKM BBI/BBWI Riau 2024 Catatkan Rp3,08 Miliar | Bawaslu Riau Serahkan Berkas Keterangan dan Alat Bukti ke MK untuk Hadapi Sidang PHPU | Jadi Narasumber Seminar Jihad di Malaysia, Rektor Umri Sampaikan Jihad Menghadapi Perang Pemikiran
 
Internasional
Percobaan Kudeta di Turki
104 Tentara pro-Kudeta Turki Tewas, Juga 41 Polisi dan 47 Warga Sipil

Internasional - Editor: Jandri - Sabtu, 16/07/2016 - 16:36:00 WIB

ANKARA, Suluhriau- Sekitar 104 tentara pembangkang yang terlibat upaya kudeta di Turki telah tewas. Mereka tewas saat berhadapan dengan pasukan militer dan polisi Turki dalam upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Turki.

"Upaya kudeta telah gagal," tegas Jenderal Umit Dundar yang ditunjuk sebagai pejabat sementara kepala militer Turki, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (16/7/2016).

Dikatakan jenderal tersebut, selain 104 tentara pelaku kudeta yang tewas, 90 orang lainnya tewas dalam percobaan kudeta yang dimulai pada Jumat, 15 Juli malam waktu setempat.

Ke-90 korban jiwa tersebut termasuk 41 polisi dan 47 warga sipil. Jenderal Dundar juga menambahkan, banyak komandan militer yang dibawa ke tempat-tempat yang tidak diketahui.

Sementara itu, lewat akun Twitter, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan masyarakat untuk tetap berada di jalan-jalan. Erdogan mengingatkan untuk mewaspadai timbulnya pergolakan baru.

Ssejauh ini, sebanyak 1.563 personel militer telah ditangkap usai kudeta singkat yang dilakukan sebuah faksi militer itu. Dalam kudeta yang dimulai pada Jumat, 15 Juli malam waktu setempat, para tentara pembangkang sempat menguasai jembatan-jembatan dan menduduki sejumlah kantor media.

Presiden Erdogan menuding ulama ternama Fethullah Gulen yang bermukim di Pennsylvania, AS sebagai dalang kudeta militer yang gagal ini. Namun tuduhan ini dibantah keras Gulen yang merupakan musuh Erdogan.

Ulama berumur 75 tahun itu, dulunya merupakan sekutu erat Erdogan. Namun keduanya berseteru dalam beberapa tahun terakhir seiring Erdogan mencurigai gerakan Hizmet yang dipimpin Gulen. Keberadaan gerakan tersebut belakangan ini menonjol di masyarakat Turki, termasuk media, kepolisian dan pengadilan.

Gulen pindah ke AS pada tahun 1999, sebelum dia dikenai dakwaan pengkhianatan di Turki.

Sumber detik.com





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved