Jum'at, 29 Maret 2024
Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
 
OPINI


Isra' Miraj dan Pembinaan Karakter Umat

Minggu, 17 Juni 2012 M bertepatan dengan 27 Rajab 1433 H. Bagi umat Islam merupakan sebuah sejarah penting, dan diperingati sebagai salah satu hari besar Islam. Tentu, yang diharapkan bukan sekedar memperingati hari besar Islam, melainkan memaknai nilai penting dan mengambil hikmah dari sejarah Isra, Mikraj ini. 

Hikmah dari Isra'  Mikraj Nabi Muhammad SAW, yang selalu diperingati umat Islam setiap 27 Rajab, bahwa modal inti dalam Islam sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, hanya ada tiga; Iman, ilmu, dan akhlak. 

Dalam Islam tidak ada istilah Robin Hood, yang mencuri harta orang kaya dan membagi-bagikannya kepada rakyat miskin. Ajaran yang dibawan Nabi Muhammad, SAW, mencuri 
tetap saja perbuatan dosa, termasuk korupsi yang menjadi sorotan bangsa saat ini.

Bangsa ini tidak mungkin maju tanpa tiga kekuatan yang diajarkan, iman (religi), ilmu (iptek) dan akhlak kultur, adat perilaku). Hal ini substansial dalam pembinaan karakter bangsa. Penetapan pimpinan bangsa dari tingkat bawah ke atas. Tiga kekuatan itu jadi penentu.
Pasca modernisme di era ini  perlu triple basic (knowledge, religi dan culture). Tiga kekuatan inti untuk  bersaing. 

Hikmah Isra’ mengakui kekuasaan Allah, SWT. Di sisi Allah tidak ada yang mustahil. Maka bermohonlah padaNYA, Allah mampu menghampirkan yang jauh, begitu sebaliknya.

Mi’raj  ialah naik ke tempat yang mulia dengan salat. Khusyuk syarat utama. Meninggalkan salat berarti hilang tenang, hilang sabar, hilang bahagia, hilang ketentraman, hilang aman, hilang dunia, hilang akhirat, hilang semua.apa lagi yang jadi milik kita? Jawabnya, tidak ada. 

Implementasi sekarang dari peristiwa Isra’ Mi’raj itu lebih jauh ialah perwujudannya bagi umat sekarang ini. Pemipin bangsa yang salat tidak akan tergiur korupsi. Bangsa akan makmur, adil, sejahtera, bersih dan menghargai waktu.

Dalam konteks kekinian bahwa Isra’ Mi’raj tidak hanya input ratio saja, dua peristiwa itu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad sebagai bukti kerasulannya. Agar tak ada lagi orang mendakwakan diri jadi Rasul. Dan tidak ada lagi manusia yang diperbodoh oleh kepalsuan.

Banyak sekali hikmah di balik peristiwa Islam itu. Tidak bisa sesorang akan memahaminya, jika hanya datang ke masjid mengikuti tausyiah karena peringatan Isra' Mi’raj saja.

Kalau hanya sekedar itu, tidak akan menimbulkan kesadaran dalam hati. Perlu dikaji lebih dalam oleh umat sehingga dapat dibentuk karakter bangsa yang beragama bukan hanya 
liberal tanpa arah.

Salat adalah perintah pertama dalam Islam, tanpa salat tak ada artinya Islam. Salat mengajarkan pengawasan melekat antara manusia dengan Khaliknya.

Semoga dengan memperingari Isra' Mikraj 1433 Hiriyah setiap kita, apapun profesi dan pekerjaan kita dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang diajarkan Rasul SAW 
dalam kehidupan sehari-hari. (Disadur dari beberapa sumber)


 
 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved