Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh di Teheran
Rabu, 31 Juli 2024 - 21:48:05 WIB
|
Reuters |
SULUHRIAU- Pemimpin Politbiro Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan udara di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024)) pagi waktu setempat.
Para pejabat Iran disebut sangat terkejut atas serangan udara Israel ke ibu kota Teheran dan menewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh tersebut.
Pasalnya, insiden ini terjadi sehari setelah Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, di Teheran. Sementara itu, Israel dan Iran juga musuh bebuyutan, di mana Tel Aviv pun memiliki riwayat melancarkan operasi pembunuhan terhadap pejabat Iran di masa lalu.
New York Times melaporkan insiden 'kecolongan' itu memberikan pukulan besar terhadap reputasi keamanan Iran apalagi di saat negara itu ingin menunjukkan kekuatan di kawasan tersebut.
"Menurut beberapa sumber, para pejabat Iran sangat terkejut atas pembunuhan Haniyeh karena hal ini juga memberikan pukulan besar terhadap reputasi keamanan Iran pada saat Iran ingin menunjukkan kekuatan di wilayah tersebut.
Televisi pemerintah menyalahkan Israel sebagai dalang atas serangan tersebut," tulis koresponden New York Times Farnaz Fassihi di X.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Akibat Serangan Rudal
Profesor studi Timur Tengah di University of John Hopkins-SAIS, Vali Nasr, juga mengatakan serangan di ibu kota tersebut mengejutkan Iran karena mau tak mau menantang mereka untuk membalas Israel yang diduga kuat menjadi dalang insiden ini.
Pasalnya, keputusan dan tindakan untuk membalas insiden ini tak diantisipasi oleh Iran sebelumnya.
"Pemilihan waktunya, yaitu ketika pelantikan presiden baru, juga menantang Iran untuk melancarkan balasan yang memaksa keputusan dan tindakan yang mungkin tidak diantisipasi atau diinginkan oleh Teheran," kata Nasr di X, menambahkan cuitan Fassihi.
Kegagalan Iran melindungi Haniyeh di ibu kota pun menjadi pelanggaran keamanan serius bagi Iran.
Sebab artinya, para pemimpin Iran dapat dengan mudah dibunuh seperti halnya Haniyeh.
Tak lama usai kabar kematian Haniyeh, Dewan Keamanan Nasional Iran pun mengadakan rapat darurat. Rapat itu digelar di kediaman Khamenei.
Menurut televisi pemerintah Iran, serangan terhadap Haniyeh akan memicu pembalasan besar dari kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran di Timur Tengah.
Dikutip New York Times, Presiden Iran Masoud Pezeshkian sudah menyatakan bahwa Iran "akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, martabat dan kebanggaannya, serta membuat para teroris penjajah menyesali tindakan pengecut mereka."
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga telah bersumpah bakal membalas Israel atas insiden yang dilakukan di negaranya ini.
"Dengan tindakan ini, rezim Zionis yang kriminal dan teroris menyiapkan dasar untuk hukuman berat bagi dirinya sendiri. Kami akan menganggap tugas kami untuk membalas dendam atas darah (Haniyeh) karena dia mati syahid di wilayah Iran," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan seperti dikutip media Iran, IRNA.
Kementerian Luar Negeri dan Korps Garda Revolusi Iran menyatakan saat ini lembaga-lembaga terkait sedang melakukan penyelidikan atas serangan yang menewaskan Haniyeh ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan'ani menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina, Hamas, dan seluruh kelompok perlawanan Palestina atas tewasnya Haniyeh
Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh merupakan tokoh terkenal di Palestina, terutama usai menjabat Perdana Menteri pada 2006, menyusul kemenangan telak Hamas pada pemilu parlemen.
Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.
Selama agresi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh tewas dibunuh Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah buka suara mengenai insiden tewasnya Haniyeh. Abbas mengutuk keras serangan tersebut dan menyatakan bahwa pembunuhan terhadap Haniyeh merupakan tindakan pengecut.
Sumber: CNNIndonesia.com
Komentar Anda :