Badan Kesbangpol Pekanbaru Gelar Sosialisasi Pendidikan Etika dan Budaya Politik Bagi FPK
Selasa, 30 Mei 2023 - 15:18:32 WIB
|
Kaban Kesbangpol Pekanbaru H Syoffaizal saat membuka sosialisasi Pendidikan Etika dan Budaya Politik Bagi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di Aula MDI Peknbaru, Selasa (3/5/2023).
|
SULUHRIAU, Pekanbaru- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru menggelar Sosialisasi Pendidikan Etika dan Budaya Politik Bagi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Selasa, (30/5/2023) di Aula MDI Pekanbaru, Jalan Rambutan.
Sosialisasi pendidikan politik bagi FKP ini terkait dengan pelaksanaan pemilu dan Pilkada 2024 mendatang. Acara dibuka Pj Walikota diwakili Kepala Badan Kesbangpol Pekanbaru Drs H Syoffaizal, M.Si.
Kegiatan ini selain dihadiri Kaban Kesbangpol juga dihadiri, Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Kesbangpol Tengku Firdaus dan PPTK pelaksana kegiatan dari Kesbangpol Martini, dengan menghadirkan nara Sumber KPU Pekanbaru, Bawaslu Pekanbaru dan dari Akademisi yakni Dosen Fisipol Unri DR Tito Handoko.
Dalam laporan Tengku Firdaus menyampaikan, kegiatan ini diikuti 100 peserta terdiri FPK Kota Pekanbaru. Dikatakannya, kegiatan ini untuk meningkatkan pertisipasi dan meningkatkan kualitas pemilu dan pilkada 2024.
Ketua FPK Kota Pekanbaru Suraji Ali mengatakan, anggota FKP inilah nanti diharapkan dapat mensosialisasikan pemilu dan Pilada 2024 kepada masyarakat dan kaum kerabat serta relasi mereka.
Dikatakan Suraji, di FPK itu tergabung di dalambanya 35 suku yang ada di negeri ini. Maka potensi untuk menyebarluaskan info pemilu dan Pilkada ini bagi FPK sangat besar demi suksenya pemiliu dan Pilkada 2024 mendatang.
Partisipasi Pemilih Ditarget 90 Persen
Sementara itu, Kaban Kesbangpol Pekanbaru H Syoffaizal menyampaikan, kegiatan sosialisasi etika dan budaya politik merupakan salah satu uapaya Pemko Pekanbaru untuk menyukseskan pemilu dan Pilkada 2024.
"Mengingat perlu suksesnya pemilu Pemko Pekanbaru perlu untuk memberikan sosialisasi agar Pemilu 2024 bisa terlaksana dengan baik. Indikatornya itu pelaksanaan yang sukses, aman, jurdil (jujur dan adil), serta meningkatnya partisipasi pemilih," kata Syoffaizal.
Dikatakan, ada hal yang perlu dianalisis dari pelaksanaan pemilu sekali lima tahun tersebut. Misalnya, pada pileg dan pilpres pada 2019 lalu, partisipasi pemilih tinggi yakni 89 lebih. Namun, pada Pilkada Pekanbaru tahun 2017 sebesar 51,9 persen. Sedangkan partisipasi pemilih pada Pilgub Riau 2019 sebesar 61 persen.
"Nah ini perlu dikaji, mengapa ini bisa terjadi, maka melalui pembahasan ini melalui nara sumber dapat mencari akar permasalahnya sehingga partisipasi pemilih bisa tinggi," katanya.
Untuk inilah salah satu pentingnya sosialisasi etika dan budaya politik telah digelar hari ini dan beberapa sosialisasi lainnya. Dikatakan, Pemko Pekanbaru menargetkan partisipasi pemilih Pemilu dan pilkada 2024 dari Pemko Pekanbaru melalui sosialisasi dilakukan 90 persen. "Pak Walikota menargetkan partisipasi pemilih di Pekanbaru 90 persen," ujarnya.
Untuk itu Menurut Syoffaizal, walaupun peserta sosialisasi ada yang sudah mengikuti pemilu beberapa kali, namun sistem dan aturan pelaksanaan pemilu dinamis, ada yang mengalami perubahan sehingga perlu disosialisasikan.
"Jadi informasi, aturan-aturan baru yang perlu kita sosialisasikan ke masyarakat agar masyarakat melek, sehingga masyarakat bisa merasa memiliki dan kemudian datang ke TPS pada Pemilu 14 Februari atapun di pilkada November 2024 mendatang," katanya.
Pemilu 2024 Harus Disukseskan
Nara Sumber dari KPU menyampaikan berbagai hal terkait penyelenggaraan pemilu. Seperti disampaikan anggota KPU Pekanbaru ArAriya Ghuna Saputra, agar warga mengecek namanya apakah sudah terdaftar sebagai pemilih.
Kemudian Ketua KPU Anton Merchiyanto juga mengajak agar warga menggunakan hak pilihnya di pemilu 2024. "Mari gunakan hak pilih, karena ini sangat menentukan masa depan bangsa," ujarnya.
Pihak KPU juga menambahkan, sejauh ini sistim pemilihan, apakah tertutup atau terbuka masih menunggu keputusan. Apapun sistimnya, pemilu perlu disuseskan.
DR Tito Dosen Fisipol Unri menyampaikan berbagai hal, dimana sikap warga sebagai pemilih harus menghidari pengaruh dari politik uang. Karena, tidak hanya bisa diharapkan baiknya politik dari politisi seperti caleg, capres, cagub, cabup dan cawako. "Jika warga tidak memilih tampa politik uang, maka bisa jadi akan menghasilkan pemilu yang baik," katanya.
Dari pihak Baswalu Pekanbaru, Yasrif Yakub Tambusai menyampaikan, memperbaiki sitim politik ini juga harus dimulai dari diri sendiri. Jika masing-masing diri tidak mau dipengarhi intrik-intrik maka akan dapat dirasakan hasilnya.
"Masih adanya kekurangan sana-sini dalam sistim atau pelaksanaan pemilu selama ini, tentu ini harus terus dijadikan sebagai pembelajaran untuk akan menjadi baik nantinya," katanya (Adv, Sr)
Komentar Anda :