Rabu, 24 April 2024
Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029 | Maju Pilgubri, Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau | Kantongi 7,50 Gram Sabu, Sat Narkoba Polres Kampar Tangkap Warga Aur Sati, Disebut Barang Dapat dari | Cabang Fahmil Qur’an Putri Kota Pekanbaru Sabet Juara Pertama di MTQ ke 42 Tingkat Provinsi Riau | Polsek Tapung Hilir Tangkap Pelaku Narkoba beserta Sejumlah Barang Bukti di Desa Kota Garo
 
Religi
Bulan Sya'ban Nan Istimewa, Waktunya Bertaubat Jelang Masuk Bulan Ramadhan

Religi - - Jumat, 24/02/2023 - 09:22:21 WIB

HARI INI Jumat, tepat hari ke 3 Bulan Sya'ban 1444 H / 2023 M. Itu artinya tinggal lebih kurang sebulan  lagi memasuki Bulan Ramadhan 1444 H/2023 M.

Banyak hikmah dan makna yang bisa dipetik dari bulan ini jelang memasuki bulan suci Ramadhan.
Salah satunya anjuran bertaubat nasuha dan memperbanyak istgfar kepada Allah SWT.

Dari sejumlah hadist dikutip dari beberapa sumber, bahwa Bulan Sya'ban adalah salah satu bulan istimewa, bulan yang dihormati dalam Islam, selain bulan-bulan Haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab).

Keistimewaan bulan ini dimulai sejak dari awal bulan hingga akhir bulan. Akan tetapi keistimewaan yang lebih terdapat pada malam Nisfu Sya'ban, yaitu malam ke-15 pertengahan bulan Syaban.

Karena waktunya yang mendekati bulan Ramadhan, Sya'ban memiliki banyak hal yang dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan mulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

 عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: "Usamah bin Zaid berkata,
 'Wahai Rasululllah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya'ban. Nabi menjawab: "Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Syaban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa." (HR An-Nasa'i).

Keterangan hadis ini mengingatkan kita tentang alasan mengapa Nabi Muhammad SAW selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Beliau menjelaskan alasannya, karena hari-hari tersebut adalah waktu diangkatnya amal-amal saleh kepada Allah SWT.

Bulan Sya'ban, dimana banyak oarang melalaikannya, justru Rasulullah SAW memperbanyak beribadah di bulan tersebut. Ini merupakan isyarat bahwa ketika banyak manusia yang lalai dan lupa kepada Allah pada suatu waktu, lalu ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut, maka ia akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.

Bahwa di antara shalat-shalat yang begitu dianjurkan kepada kita adalah shalat lail (malam) yang merupakan sholat paling afdhal?

Di antara alasan mengapa dia menjadi afdhal (utama), adalah karena pada waktu sholat lail itulah banyak manusia yang lalai. Maka mari kita memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah, utamanya ibadah puasa.

Sayidatina Aisyah radhiyallahu 'anha ketika ditanya bagaimana puasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada bulan Sya'ban? Beliau mengatakan:

: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَا فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ


Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak
 pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan Syaban. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa berpuasa pada bulan Syaban seluruhnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Walaupun yang dimaksud dengan puasa satu bulan penuh adalah memperbanyak puasa, sebagaimana dikatakan oleh para ulama berdasarkan informasi dari istri-istri Nabi SAW yang lainnya.

Jadi dikatakan bahwa Rasulullah SAW  berpuasa sebulan penuh karena beliau memperbanyak puasa di bulan tersebut. Para ulama menyebutkan bahwa hikmah terbesar mengapa beliau memperbanyak puasa di bulan Sya'ban adalah sebagai persiapan, latihan dan pemanasan sebelum memasuki musabaqah atau perlombaan yang hakiki.

Perlombaan hamba-hamba Allah di bulan Ramadhan untuk menuju predikat yang paling tinggi bagi seorang hamba yaitu predikat takwa.

Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus.

Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus.

Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban. (HR. Muslim No. 1956)

Mungkin sebagian kita, sejak perginya bulan Ramadhan yang lalu tidak lagi pernah merasakan bagaimana indahnya berpuasa karena Allah.

Maka saatnya mencoba berpuasa di bulan Sya'ban ini, agar tubuh pada saatnya nanti mudah menyesuaikan dengan bulan Ramadhan, di mana kita akan berlapar-lapar dan berhaus-haus karena Allah selama satu bulan penuh.

Bulan Ramadhan adalah bulan mulia, bulan suci, alangkah baiknya kita bersihkan hati kita di bulan Sya'ban ini, dengan memperbanyak taubat kepada Allah dan menghentikan maksiat-maksiat yang selama ini kita lakukan. Sehingga ketika masuk di Bulan Ramadhan nanti, kita sudah dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Allah SWT berfirman:

: وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ


Artinya: "Dan kerjakanlah shalat (wahai Nabi), dengan cara sebaik-baiknya pada dua tepi siang, yaitu pagi dan sore hari, dan pada saat-saat malam hari, Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik akan menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu dan menghilangkan pengaruh buruknya. Dan adanya perintah untuk mendirikan shalat dan penjelasan perbuatan-perbuatan baik akan melenyapkan perbuatan-perbuatan buruk memuat satu nasihat bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan memikirkanya." (QS Hud ayat 114).

Oleh karena itu,  berdoa memohon kepada Allah SWT, semoga diberikan hidayah, pertolongan, untuk mempersiapkan diri, baik lahir maupun batin dalam menyambut datangnya tamu agung, yakni bulan suci Ramadhan.

Sehingga bisa melakukan berbagai aktivitas ibadah untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Sehingga kita selamat dunia dan akhirat. Semoga (*)

Dikutip dari berbagai sumber
Editor: Khairul






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved