Jum'at, 29 Maret 2024
Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
 
Sosial Budaya
Hari Jadi ke-65 Riau
12 Tokoh Pejuang Riau Diberi Penghargaan Termasuk Alm Herman Abdullah dan Syarwan Hamid

Sosial Budaya - - Selasa, 09/08/2022 - 14:04:36 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Sebanyak 12 tokoh pejuang Riau diberi penghargaan dalam rapat paripurna hari jadi ke-65 Provinsi Riau, Selasa (9/8/2022).

Ketua DPRD Riau, Yulisman mengatakan 12 tokoh pejuang Riau tersebut diberikan piagam penghargaan, medali, dan sagu hati.

Para ahli waris para pejuang tersebut secara simbolis menghadiri dan menerima penghargaan.

Berikut 12 tokoh pejuang Riau yang menerima penghargaan di hari jadi ke-65 Riau :

1. Drs. H. Herman Abdullah MM. (1950-2022).

Herman Abdullah adalah sosok walikota yang banyak melakukan pembenahan di Kota Pekanbaru Pada masa pemerintahannya. Pekanbaru berhasil meraih Adipura sebanyak 7 kali bertirut. Meraih piala Wahana Tata Nugraha atau WT dan berhasil mengundang investor luar untuk berinvestasi di Pekanbaru.

Berkat prestasinya, beliau banyak mendapatkan penghargaan antara lain Satya Lencana Pembangunan Presiden RI pada tahun 2005.

2. Letjen, TNI (Purn.) H. Sharwan Hamid (1943-2021)

Letjen TNI (Purn) H. Syarwan Hamid adalah seorang toko nasional, berasal dari Duson Pusako, Slak dengan latar belakang militer reformis. Beliau berhasil mengawal transisi orde baru ke era reformasi, berperan mewujudkan cikal bakal otonomi daerah dan mengawal tereaisasinya pemilihan umum daerah Pada saat mengemban jabatan Menteri Dalam Negeri RI.

Beliau memperjuangkan terbentuknya daerah-daerah otonom baru di Provinsi Riau, sehingga, masyarakat adat Melayu Riau melalui LAMR memberikan apresiasi dengan menganugerahkan gelar kehormatan adat tertinggi yaitu Datuk Lela Setia Negara.

3. H. Datuk Haroen Syah (1905-1981)

H. Datuk Haroen Syah adalah tokoh pejuang yang mengabdikan diri untuk mempertahankan kemerdekaan RI dan pembangunan Riau. Pengabdiannya tidak hanya di bidang politik dan pemerintahan saja, tetapi juga di bidang sosial dan budaya. Selain itu, juga sebagai salah seorang pendiri Lembaga Adat Melayu Riau.

Beliau juga pernah menjadi juru damai kerusuhan besar antara pribumi dan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi. Pemindahan Ibukota Kabupaten Kampar dari Pekanbaru ke Bangkinang dan membuka Desa Gema di Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar adalah beberapa perjuangan beliau yang lain.

4. KH. Saidina Ali (1924-1992).

Kapten H. Saidina Ali, putra Teluk Kuantan ini merupakan pejuang dalam perang kemerdekaan pada tahun 1945 sd 1949. Pada pasca pengakuan kedaulatan, beliau menjadi wakil bupati militer di Indragiri dan mengabdi sebagai kepala jawatan sosial di Indragiri dan Kampar hingga purna bakti.

5. Peltu TNI. (Purn) Ali Usman (1927-1997)

Dalam masa purna bakti, sebagai veteran dan purnawirawan, Peltu TNI (Purn) Ali Usman tetap bersemangat dan tidak kenal lelah berjuang sebagai bagian dari masyarakat Kampar. Beliau dengan prinsip kebersamaan membangun aspek fisik dan mental spiritual masyarakat.

6. Syekh Umar (1869-1960)

Syekh Umar adalah tokoh ulama terkenal yang mengembangkan ajaran Islam dan kehidupan sosial kemasyarakatan di Dumai dan sekitarnya. Pengaruh dan popularitas beliau menyebar tidak hanya di dalam Kota Dumai, tetapi juga ke luar kota, bahkan hingga ke negeri jiran Malaysia. Beliau mewakafkan harta, pengetahuan dan tenaganya untuk masyarakat. Perkembangan Tarekat Naqsabandiah dan Masjid Baiturrahman, serta Jalan Syekh Umar merupakan sebagian kecil di antara bukti pengabdian dan perjuangan beliau untuk pengembangan kehidupan sosial keagamaan di Dumai.

7. Drs. H. Abdul Rivaie Rachman (1934-2021)

Tokoh Riau yang berasal dari Indragiri Hulu, dikenal sebagai birokrat dan teknokrat yang berkompetensi unggul berkomitmen berintegritas sekaligus konsisten dalam perjuangan untuk pembangunan Riau. Beliau mengerjakan sesuatu yang benar dan mengerjakan sesuatu dengan benar untuk mencapai Riau gemilang dan terbilang.

Karena kemampuannya memahami dan mendalami persoalan birokrasi di Riau, beliau digelar Ensiklopedi Birokrasi Riau.

8. Syekh Mustafa Al - Khalidiyah Bin Mahrum Mohammad Baqir (1816-1886)

Ia adalah seorang ulama besar yang mengembangkan agama Islam dan membangun kehidupan masyarakat Pelalawan yang islami dan berkeadaban.

9. Wan Sukung Husein (1912-1993)

Ia merupakan seorang pejuang kemerdekaan, saudagar kaya yang dermawan dan peduli kepada masyarakat Selatpanjang.

Pada masa setelah proklamasi kemerdekaan 1945 sebagai argota Badan Penggerak Kemerdekaan di Selatpanjang, beliau ditugaskan ke Pekanbaru untuk memastikan kebenaran soal Kemerdekaan Indonesia, Wan tidak hanya membantu mendirikan berbagai sekolah tetapi juga membangun usaha yang membuka lapangan kerja bagi masyarakat Gelatpa Selatpanjang.

Beras dan gula yang menjadi usaha dagangnya sering la bagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang tidak mampu. Wan Sulung juga mengetuai dan membantu mendanai Persatuan Gepak Bola (PSSP) dan membuka perusahaan mesin listrik untuk membantu masyarakat sekitarnya.

10. HJ. Roslainai Ismail Suko (1938-2021)

Ia adalah anugerah bagi Riau dan teladan terbaik bagi perempuan Riau. Perjalanan hidupnya diabdikan untuk keluarga masyarakat bangsa dan negara. Beliau berjuang aktif melalui wadah organisasi hingga bidang politik sebagai anggota DPRD dan sampai akhir hayat membangun masyarakat.

11. Syekh Abdurrahman Yaqub (1912-1970).

Ia adalah satu dari sekian banyak ulama Melayu-Riau yang memiliki kedalaman dan keluasan Ilmu agama. Pemikiran inovasi beliau tentang pendidikan tidak ubahnya seperti menggali mutiara yang terpendam. Beliau melahirkan sebuah potret pendidikan dalam pondok bentuk pesantren pendidikan yang dikemas madrasah. Suatu yang langka dilakukan pemikiran dan tindakan oleh tokoh pendidik pada zamannya

12. K.H Imam Bulqin (1881-1974)

Ia adalah tokoh pendiri Desa Pasiran, Bantan Bengkalis. Beliau membangun daerah dan masyarakat, terutama dalam pengembangan agama Islam dan ilmu beladiri. Selain berjuang mengabdikan diri di bidang pendidikan dan sosial keagamaan, Imam Bulgin juga dikenal sebagai seorang ulama pejuang yang menentang kembalinya penjajahan Belanda.

Beliau membentuk laskar rakyat di Pasiran dan bergabung dengan TNI serta Laskar Sabah dari Pedelok. Imam Bulqin juga turut berjuang dalam perang besosoh pada tahun 1948 di Pedelok bersama Kyai M. Ikhsan.

Untuk diketahui, setiap tahunnya Pemprov Riau memberi penghargaan penghormatan ke tokoh - tokoh pejuang Riau. (src, sns)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved