Jum'at, 29 Maret 2024
PHR Kembali Gelar Lomba Karya Jurnalistik PENA untuk Wartawan Riau | Mesjid Taqwa Muhammadiyah Tuah Madani Gelar Shalat Jumat Perdana | Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu
 
Kesehatan
Sapi Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku Ditemukan di Rohul

Kesehatan - - Senin, 23/05/2022 - 21:57:25 WIB

SULUHRIAU, Rohul- Sapi milik warga di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau positif terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Adanya temuan ternak warga terpapar PMK ini dibenarkan Kepala Dinas Perternakan Perikanan dan Perkebunan Rohul CH Agung Nugroho melalui Sekretaris Samsul Kamar SHut MSi, Senin (23/5/2022).

Syamsul mengatakan, berdasarkan pemeriksaan klinis yang dilakukan, 5 ternak sapi milik warga tersebut suspek dengan ciri ternak terpapar virus PMK yang dirilis Kementerian Pertanian.

Beberapa ciri-ciri klinis tersebut yaitu badan mengalami pengurusan, produksi susu berkurang, kuku bercak-bercak, kulit mengelupas seperti terkena sariawan, mulut dan lidah terkena sariawan, tenggorakan berubah warna menghitam atau kemerahan, mengalami hipersalivasi atau berlebihan liur, keluar lendir di bagian hidung, demam tinggi dan nafsu makan berkurang.

Temuan itu juga dipastikan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang diterima dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau.

"Iya benar, Kami menemukan 5 sapi milik warga di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Rambah Hilir positif terpapar virus penyakit mulut dan kuku," ujar Samsul Kamar.

Atas temuan tersebut, Disnakbun Rohul telah mengambil langkah cepat agar virus ini tidak menyebar ke hewan ternak lain baik di Desa Pasir Jaya atau ke daerah lain sehingga tidak menjadi wabah. Salah satunya dengan melokalisasi seluruh hewan ternak yang berada di Desa Pasir Jaya.

"Kami telah berkoordinasi dengan kepolisian dan aparat desa setempat agar sementara waktu hewan ternak yang berada di Desa Pasir Jaya tidak dijual dulu keluar Desa Pasir Jaya, demikian juga hewan dari luar jangan masuk dulu ke Desa Pasir Jaya. Sementara terkait 5 sapi yang terpapar sudah dilakukan pengobatan dan kondisinya terus membaik," ujarnya Syamsul.

Selain itu, lanjut Samsul pada Selasa (24/5/2022) besok, Disnakbun akan menggelar rapat koordinasi bersama kepolisian, DPRD, pengusaha daging, RPH, peternak sapi dan unsur lainnya untuk menyepakati penanganan penularan PMK yang sudah ditemukan di Rohul.

Salah satu yang akan dibahas dalam rapat tersebut yakni kemungkinan akan diterapkanya kebijakan lockdown ternak (berkaki empat) dari luar daerah sementara waktu, sehingga PMK ini tidak menjadi wabah seperti yang terjadi di beberapa daerah.

Selain itu, mengingat mendekati hari raya Iduladha dimana permintaan daging ternak meningkat, Disnakbun juga segera menggelar rapat dengan pengurus masjid dan panitia kurban untuk mensosialisasikan ciri penyakit mulut dan kuku ini sehingga panitia kurban tidak membeli hewan kurban yang terkena penyakit PMK ini.

"Kami juga telah menyiapkan nomor pengaduan ke nomor HP 081372855748 yang dapat dihubungi para peternak jika hewan ternaknya mengalami penyakit dengan ciri-ciri PMK," tambahnya.

Para peternak diimbau tidak perlu khawatir melaporkan ke Disnakbun, jika hewan ternaknya terpapar virus PMK karena Disnakbun tidak akan melakukan pemusnahan terhadap hewan yang suspek mengidap PMK. Hewan ternak yang terpapar virus PMK akan dilakukan pengobatan.

Syamsul menambahkan, meskipun penyebarannya cepat namun virus PMK ini tidak menular ke manusia dan hanya menular di kalangan hewan berkaki empat seperti sapi, domba, kambing, babi dan hewan ternak berkaki empat lainnya.

Selain itu, daging ternak yang terpapar virus PMK juga aman dikonsumsi asalkan diolah dengan suhu tinggi. Masyarakat juga diminta menghindari mengkonsumsi jeroan seperti lidah dan kaki.

"Pada prinsipnya daging hewan yang terpapar virus PMK ini aman dikonsumsi manusia asalkan diolah dengan cara higienis. Sebelum dimasak hendaknya direbus dulu dengan suhu tinggi baru kemudian diolah," pungkasnya dikutip dari cakaplah.com. (*)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved