Kamis, 28 Maret 2024
303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan | Guru SD Ditemukan Membusuk di Desa Rimbo Panjang, Diduga Ini Penyebab Korban Meninggal
 
Religi
Tadarus

Religi - - Selasa, 19/04/2022 - 05:49:10 WIB

PEMBACAAN ayat-ayat suci Al-Qur’an bergema disemua masjid dan musala, tidak seperti biasanya masjid dan muslla hanya diputarkan kaset mengaji.

Namun saat bulan Ramadhan tiba,  pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an benar-benar dilantunkan secara langsung, sambung menyambung disetiap malam selesai shalat tarawih. Tua muda, laki-laki dan perempuan duduk berkelompok secara melingkar ditengah masjid dan musalla.

Istilah tadarus yang makin populer di bulan Ramadan ini. Kegiatannya tidak hanya dilakukan di masjid atau musalla, tapi juga di rumah. Banyak muslimin yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga khatam, tapi ada juga yang melanjutkan kebiasaan tadarus setelah salat fardu.

Misalnya, setelah salat subuh membaca Surat Al-Waqiah, zuhur (Arrahman), ashar (Assajadah), magrib (Yaasiin dan Al Kahfi), dan isya (Almulk).
    
Arti dan Makna

Tadarus menurut kamus bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata darosa yang artinya belajar. Tadarus berdasarkan wazan tafa‟ala menjadi tadarrosa. Kata kerja (fi‟il) yang mengikuti wazan ini diantaranya mempunyai makna lilmusyarakah(saling),  dimana subyek (fa'il) dan obyek (maf'ul) secara aktif  melakukan perbuatan secara bersamaan, sehingga maknanya adalah saling mempelajari atau belajar bersama. Istilah ini biasa diartikan dan digunakan dengan pengertian khusus, yaitu membaca al-Qur‟an semata-mata untuk ibadpeah kepada Allah dan memperdalam pemahaman terhadap ajaran al-Qur'an (Ahsin W. Al-Hafidz, 2008 : 280).

Sementara itu Tadarus dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tadarus diartikan sebagai pembacaan al-Quran secara bersama-sama saat bulan puasa. Uniknya istilah yang sudah mengakar kuat di bumi Nusantara dan sudah menjadi budaya bagi Muslim Indonesia ini tidak ditemukan dalam literatur Islam baik yang klasik maupun kontemporer.

Dilansir dari eprints.stainkudus.ac.id Tadarus adalah membaca, mempelajari dan menelaah bersama-sama serta mengaktualisasikan kandungan isi al Quran, yang merupakan ibadah sangat mulia disisi Allah SWT.

Asal muasal  

Kegiatan Tadarus awalnya berasal dari tradisi setoran bacaan Rasulullah SAW dihadapan malaikat Jibril. Malaikat Jibril turun melakukantes bacaan Al-Qur’an Rasulullah SAW. Ini biasanya dilaksanakan setahun sekali di bulan Ramadan.

Setiap malam Ramadan Jibril menjumpai Rasulullah SAW untuk melakukan tes hafalan Al-Qur’an beliau, kecuali tahun menjelang wafatnya beliau, malaikat Jibril turun dua kali untuk mengetes bacaan Al-Qur’an itu.

Pada waktu tes, Rasulullah membaca dan malaikat Jibril menyimak atau terkadang malaikat Jibril membaca dan Rasulullah menyimak (Ahmad Syarifuddin, 2004 : 49).

Masyarakat Islam khususnya di Indonesia memiliki tradisi tadarus Al-Qur’an yang rutin dilaksanakan setiap datangnya bulan Ramadan. Mengapa di bulan Ramadan? karena bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah,rahmat dan maghfirah-Nya, di dalamnya terkandung beribu-ribu kebaikan.Tidak heran pada bulan ini umat Islam berlomba-lomba mencari kebaikan, termasuk tadarus Al-Qur’an.

Tradisi ini biasanya dilakukan di masjid dan musala setelah pelaksanaan salat tarawih, dan biasanya dilakukan sampai tengah malam. Pada malam hari Ramadan, masjid-masjid, musala-musala marak dengan bacaan Al-Qur’an. Tidak jarang bacaan tersebut disambungkan.

Tadarus yang dilaksanakan pada malam Ramadan itu pesertanya adalah kaum laki-laki dewasa dan remaja putra, namun sekarang sudah banyak terdengar alunan suara kaum wanita khususnya remaja putri dalam tadarus Al-Qur’an di malam Ramadhan.

Dan biasanya ditarget agar bisa menamatkan atau mengkhatamkan 30 juz bacaan Al-Qur’an dalam sebulan penuh atau sebelum memasuki malam lebaran, dan biasanya juga diadakan syukuran untuk mensyukuri pencapaian tersebut, seperti: membuat makanan ringan atau kueh, nasi bungkus dan makanan-makanan lain yang khas di bulan Ramadan kemudian dibagikan kepada peserta tadarus dan tetangga sekitar Masjid/Musala.

Anjuran

Sebagai bulan paling mulia bagi umat Muslim, bulan Ramadan memiliki sejumlah anjuran amalan sunnah yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya.

Salah satunya adalah memperbanyak membaca al Quran atau lebih dikenal dengan bertadarus. Dasar anjuran ini adalah hadits Nabi saw berikut,
  عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ  

Artinya, “Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramahan ketika malaikat Jibril as menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari).

Hadits di atas menjelaskan bahwa bulan Ramadan menjadi momen khusus bagi Rasulllah saw karena pada bulan ini beliau akan diajari malaikat Jibril tentang Al-Qur’an. Dari hadits di ini para ulama menjadikannya sebagai dalil anjuran bertadarus Al-Qur’an pada bulan Ramadhan.  

Meningkatkan Kualitas

Tradisi Tadarus Al-Qur’an merupakan kegiatan yang dianjurkan oleh Allah SWT, karena kitab suci Al-Qur’an syarat dengan pengetahuan dan pengajaran. Sayangnya, apa yang disebut tradisi tadarus masih dominan berkutat pada kegiatan melantunkan ayat Al-Qur’an daripada membaca ayat Al-Qur’an. Sebagian besar kaum Muslim yang bertadarus untuk melafazkan (mengucap) ayat-ayat Al-Qur’an yang terhimpun 30 juz itu. Sambil duduk melingkar di dalam masjid, mereka bergantian untuk melantunkan dan atau menyimak ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Padahal ada cara yang lebih bermakna dalam memperlakukan Al-Qur’an dan tidak sekedar menambah kecintaan kaum Muslim terhadap kitab sucinya, tetapi juga untuk mencerdaskan kaum Muslim dalam menghadapi zaman yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dengan cara membedah rahasia Ilahi yang telah tersuratkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, mengkaji pesan-pesan dari setiap ayat yang dibacanya.

Membaca Al-Qur’an tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit, yang jelas berbeda dengan membaca buku-buku yang lain. Kalau salah menyebutkan hurufnya saja, maka artinya sudah berbeda. Maka itulah gunanya tadarus, bisa saling mengkoreksi satu sama lain. Untuk itu dalam kelompok tadarus harus ada satu orang yang benar-benar mengerti tentang bacaan Al-Qur’an sebagai pembimbing.

Dengan tadarus Al-Qur’an banyak manfaat yang diperoleh selain mendapat pahala, juga menambah ilmu dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Semoga*.

Penulis adalah Ka Subbag TU Kantor Kemenag Kota Pekanbaru [Isi tulisan sepenuhnya tanggungjawab penulis]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved