Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Politik
Cerita Gatot Nurmantyo Tolak Tawaran Lengserkan AHY dari Demokrat

Politik - - Minggu, 07/03/2021 - 10:23:12 WIB

SULUHRIAU- Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku pernah ditawari kursi Ketua Umum Partai Demokrat oleh pihak tertentu.

Namun ia menolaknya, karena jalan untuk menduduki kursi tersebut dengan cara melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hal tersebut dikatakan Gatot merespons pertanyaan keterlibatan Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko untuk mendongkel kepemimpinan AHY di Demokrat. Pernyataan ini diucapkan Gatot dalam tayangan YouTube Bang Arief sebagaimana dilansir MNC Portal, Ahad (7/3/2021).

Mulanya Gatot enggan berkomentar soal keterlibatan Moeldoko. Lalu ia bercerita pernah ditawari kursi pimpinan Demokrat dengan cara melengserkan AHY terlebih dulu. Pada saat itu juga Gatot langsung menolak tawaran tersebut.

"Ada juga yang datang ke saya. (Mereka) datang, oh menarik juga, gimana prosesnya? 'Begini pak nanti kita bikin KLB, nanti yang dilakukan adalah kita menjatuhkan, mengganti AHY dulu (lewat) mosi tidak percaya akhirnya AHY turun. Setelah AHY turun baru pemilihan, bapak pasti deh nanti begini begini'..," kata Gatot menirukan ucapan orang yang menawarinya kursi pimpinan Demokrat.

Baca Juga : Di Tengah Polemik KLB Demokrat, Anas Urbaninggrum Lempar Tebak-tebakan

Gatot langsung menolak tawaran tersebut. Pasalnya, ketika masih berkarier di TNI, ia teringat jasa Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah membesarkan dirinya. Gatot tercatat diangkat menjadi Pangkostrad dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di era SBY.

"Begini lho, saya ini bisa naik bintang satu, dua, tarolah itu biasa lah, tapi kalau naik bintang tiga pasti Presiden tahu, jabatan Pangkostrad pasti presiden tahu, apalagi Presidennya tentara pada saat itu Pak SBY, tidak sembarangan. Bahkan (ketika) saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, 'kamu akan saya jadikan KSAD,' saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan dipertanggung jawabkan," tutur Gatot.

Beliau tidak titip-titip apa dan pesan lain-lain lagi. Maksud saya begini, apakah iya saya dibessarkan oleh dua Presiden, pertama Pak SBY dan Pak Jokowi. Terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya?" tandas Gatot.

Gatot tidak ingin mencongkel kepemimpinan AHY meski mendapat tawaran untuk menduduki kursi Demokrat. Ia tidak ingin hal-hal baik yang sudah diberikan SBY, dibalasnya dengan ketidakbaikan.

"Ini kan kita lagi viral puma nerkam orang utan terus ternyata begitu ada anaknya gak jadi dimakan, akhirnya diangkat sama dia dan diamankan sama dia. Itu binatang. Lalu value (nilai) apa yang akan saya berikan kepada anak saya? Oh dia itu anak gak beradab tuh, udah dijadikan KSAD sama ini, anaknya jabat malah digantiin karena ambisi," tutup Gatot.

Sumber: okezone.com
Editor: Khairu
l






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved