Rabu, 15 Mei 2024
Pelaku Judi Online Dicokok Polsek Kampar di Desa Penyasawan | DPP PAN Rekomendasikan Ade Hartati Rahmat untuk Maju Pilkada Kota Pekanbaru 2024 | Jemaah Haji Pekanbaru Riau Kloter BTH 3 Sudah Tiba Arab Saudi | Demo Ribuan Mahasiswa Unri Tolak Mahalnya UKT dan IPI Berakhir Mediasi | Kapolda Riau Lepas Bantuan 3 Truk Sembako untuk Korban Banjir Bandang Sumbar | Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Kuansing Riau, Diduga Korban Galodo Sumbar
 
Sosial Budaya
Kim Kyong Hui Dianggap Layak Gantikan Kim Jong-un, Siapa Dia?

Sosial Budaya - - Minggu, 26/04/2020 - 15:51:16 WIB

SULUHRIAU- Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un, beberapa waktu lalu dikabarkan kritis setelah menjalani operasi jantung. Bahkan ada yang mengabarkan bahwa tokoh kelahiran 8 Januari 1984 itu sudah meninggal dunia. Jika Kim Jong Un benar telah meninggal, siapa calon penggantinya?

Pengamat internasional dan guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, apabila Korea Utara dipimpin kalangan senior selepas Kim Jon Un meninggal dunia, hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan maupun Amerika Serikat dapat berpengaruh ke arah yang negatif.

"Saat ini banyak spekulasi yang beredar siapa yang menjadi pengganti Kim Jong Un. Kalau penggantinya lebih senior dari Kim Jong Un maka garis kebijakannya tentu berbeda dengan Kim Jong Un dan mempengaruhi hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan ke arah negatif," ujar Hikmahanto Juwana kepada Antara di Jakarta, Minggu (26/4/2020).

Ia mencontohkan calon yang pantas menggantikan posisi Kim Jong Un dari kalangan senior itu yaitu bibi dari Kim Jong Un, Kim Kyong Hui.

Kim Kyong Hui pernah menjadi figur yang kuat pada masa kepemimpinan saat kakaknya Kim Jong Il menjadi pemimpin Korea Utara.

"Bibinya itu mengalami masa-masa ayahnya Kim Jong Un yaitu Kim Jong Il berkuasa. Apabila Kim Kyong Hui menggantikan Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara, maka garis kebijakan pemerintahannya yang seperti di masa Kim Jong Il akan diterapkan kembali," kata Hikmahanto.

Apabila pengganti Kim Jong Un berasal dari kalangan anak muda atau lebih muda dari pemimpin Korea Utara itu, maka garis kebijakannya lebih progresif.

"Artinya dia akan meneruskan apa yang dilakukan oleh Kim Jong Un," kata dia.

Selain itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat harus waspada dalam menjalin hubungan dengan Korea Utara.

Hal itu dilakukan oleh Korsel maupun AS, apabila pengganti Kim Jong Un berasal dari kalangan senior.

"Kalau pengganti Kim Jong Un itu berasal dari kalangan muda, maka Korsel maupun AS dapat menjalin hubungan sepenuhnya dengan Korut," ujar Hikmahanto.

Ia mengatakan semua garis kebijakan pemerintah Korea Utara itu tergantung dari pucuk pimpinan negara itu.

"Tidak ada demokrasi jadi tergantung penggantinya itu seperti apa," pungkas Hikmahanto. [Antara]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved