Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Daerah
Anak Ini Tewas Tersedak Saat Makan Sempol

Daerah - - Senin, 29/07/2019 - 10:30:51 WIB

SULUHRIAU- Seorang bocah di Blitar dikabarkan meninggal mendadak. Diduga, anak tersebut tersedak saat makan jajanan sempol. Keluarganya mengaku korban memiliki kebiasaan makan terburu-buru.

Korban diketahui bernama Moh Adil Fikri Amruloh. Bocah berusia 8 tahun ini warga Dusun Bakalan Rt 4 Rw 5, Desa/Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Korban adalah anak dari pasangan Abdul Mutolip (50) dan Khusnul Khotimah (46).

Keterangan beberapa saksi, korban diketahui membeli jajanan sempol di Bu Bentik, dekat rumahnya. Korban membeli sempol Rp 4000 dan mendapatkan delapan biji sempol.

"Kejadiannya Minggu (28/7/2019) sekitar pukul 13.30 wib. Tiga saksi melihat, korban makan sempol tersebut habis enam biji. Tiba-tiba mereka melihat korban memukul-mukul dadanya dan minta minum," jelas Kapolsek Wonodadi, AKP Yoni, Senin (29/7/2019).

Mengetahui kondisi korban makin mengkhawatirkan, saksi lalu memboncengnya naik motor dan dibawa ke Puskesmas Wonodadi. Namun pihak puskesmas menyatakan tidak mampu menangani. Selanjunya korban langsung dirujuk ke RS Itihad Togokan, Srengat. 

"Namun setelah sampai di rumah sakit dan mendapatkan perawatan, korban dinyatakan meninggal dunia.

Hasil keterangan dr Hernanda yang memeriksanya, korban meninggal karena tersedak makanan dan kemungkinan penyakit epilepsi," ungkapnya.

Yoni menambahkan, dari keterangan beberapa keluarganya, korban memang doyan makan. Namun punya kebiasaan buruk. Jika makan seperti terburu-buru, seringkali makan belum habis ditenggorokan langsung dijejali makanan lagi.

Karena orang tuanya tidak bersedia jenazah korban diotopsi, mereka membuat surat pernyataan bermaterei. Mereka mengikhlaskan kepergian korban sebagai musibah. Jenazah korban langsung dimakamkan, setelah tiba di rumah duka.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved