Jum'at, 10 Mei 2024
Bawaslu Pekanbaru Sosialisasikan Saka Adhyasta Pemilu di Raimuna | 14 Mei JCH Riau Mulai Diberangkatkan, Jemaah Diimbau Agar Jaga Kesehatan | Takluk 1-0 dari Guinea, Timnas Indonesia U-23 Gagal ke Olimpiade Paris | Duo Gondrong Pengedar Sabu Diciduk Polsek Tapung, Barang Bukti 28,76 Gram Sabu Disita | Dihadiri Ribuan Orang, Bagholek Godang Perdana Masyarakat Kampar Sukses Digelar | Hari Ini, Sekitar 10.000 Warga Asal Kampar se Riau akan Hadiri Bagholek Godang di Gelanggang Remaja
 
Internasional
Gempa Magnitudo 6,8 Guncang Maroko, Labih 2.000 Orang Meninggal

Internasional - - Minggu, 10/09/2023 - 13:43:55 WIB

SULUHRIAU- Jumlah korban tewas akibat gempa kuat di Maroko sejauh ini telah melonjak menjadi lebih dari 2.000 orang, sementara korban luka serius mencapai 1.400 orang.

Kementerian Dalam Negeri Maroko melaporkan korban dengan kondisi serius berada di provinsi-provinsi di sebelah selatan Marrakesh.

Raja Mohammed VI mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan memerintahkan untuk menyediakan tempat penampungan, makanan, dan bantuan lainnya bagi para korban yang selamat.

Banyak orang menghabiskan malam kedua di tempat terbuka. Seorang perempuan menghabiskan malam di luar rumahnya di Kota Marrakesh setelah gempa melanda.

Gempa berkekuatan Magnitudo 6,8 mengguncang Marrakesh dan banyak kota pada Jumat malam. Di daerah pegunungan terpencil, seluruh desa dilaporkan rata dengan tanah.

Pusat gempa berada di Pegunungan Atlas Tinggi, 71 km (44 mil) barat daya Marrakesh - sebuah kota dengan status warisan dunia yang populer di kalangan wisatawan.

Namun getaran gempa juga terasa di ibu kota Rabat, sekitar 350 km jauhnya, serta Casablanca, Agadir dan Essaouira.

Gempa terjadi pada Jumat (8/9/2023) pukul 23:11 waktu setempat (Sabtu, 9 September, pukul 05:11 WIB).

Namun getaran gempa juga terasa di ibu kota Rabat, sekitar 350 km jauhnya, serta Casablanca, Agadir dan Essaouira.

Gempa terjadi pada Jumat (8/9/2023) pukul 23:11 waktu setempat (Sabtu, 9 September, pukul 05:11 WIB). Gempa susulan berkekuatan 4,9 terjadi 19 menit kemudian.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan jumlah korban tewas paling banyak berada di Provinsi Al Haouz diikuti Provinsi Taroudant.

Di sisi lain, jumlah korban tewas di Marrakesh jauh lebih sedikit, meskipun kota tua yang dilindungi Unesco ini mengalami kerusakan yang cukup parah.

Banyak rumah-rumah sederhana terbuat dari batu bata lumpur, bebatuan dan kayu di desa-desa pegunungan yang diyakini telah runtuh. Namun butuh waktu untuk menilai dampak kerusakan di daerah-daerah terpencil ini.

Ketika ia tiba di salah satu desa tersebut, wartawan BBC Nick Beake mengatakan, seorang wanita tua meratap karena 18 mayat telah ditemukan di satu tempat.

Banyak orang yang berkemah di sana untuk bermalam, katanya, karena mereka takut akan gempa susulan. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat kekurangan makanan dan air.

Namun tempat-tempat seperti itu sulit dijangkau, dengan jalan pegunungan yang dipenuhi bebatuan dan puing-puing lainnya, sehingga menyulitkan akses bagi layanan darurat.

Bendera akan dikibarkan setengah tiang di semua bangunan publik di negara itu selama tiga hari ke depan, kata istana kerajaan dalam sebuah pernyataan.

Raja memerintahkan angkatan bersenjata untuk membantu tim penyelamat, dan warga Maroko menyumbangkan darah sebagai bagian dari upaya nasional untuk membantu para korban.

Ini merupakan gempa paling mematikan di Maroko sejak Agadir diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 6,7 pada tahun 1960, yang menewaskan lebih dari 12.000 orang.

Gempa pada hari Jumat juga merupakan gempa paling kuat yang melanda Maroko selama lebih dari satu abad.

PBB menyatakan siap untuk membantu pemerintah Maroko dalam upaya penyelamatan - dan janji serupa juga datang dari beberapa negara termasuk Spanyol, Prancis dan Israel.

Negara tetangga, Aljazair, memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan Maroko dalam beberapa tahun terakhir, namun kini membuka wilayah udaranya untuk penerbangan kemanusiaan ke Maroko.

'Saya pikir bumi mau terbelah' - Gempa 6,4 magnitudo kembali guncang Turki, setidaknya enam orang meninggal, dan 290 lainnya terluka

Apa itu garis patahan dan bagaimana mereka memengaruhi gempa?

Kondisi 500 WNI di Maroko

Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita yang mendalam kepada rakyat Maroko.
Dalam keterangan kepada media, Kedutaan Besar RI di Rabat menyatakan telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas Indonesia.

"Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI. Delegasi Indonesia di Marakesh yang sedang mengikuti The 10th International Conference on UNESCO Global Geoparks 2023, juga terpantau aman," sebut KBRI Rabat

KBRI Rabat menegaskan akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak mengenai kemungkinan adanya WNI yang terdampak. Terdapat sekitar 500 WNI yang tinggal menetap di Maroko.

'Suaranya seperti jet tempur'

Seorang pria mengaku dirinya merasakan "getaran hebat" dan melihat "bangunan bergerak" saat gempa berlangsung.

"Orang-orang kaget dan panik. Anak-anak menangis dan orang tua putus asa," kata Abdelhak El Amrani kepada kantor berita AFP.

Dia mengatakan listrik dan saluran telepon mati selama 10 menit.

"Saya berhenti dan menyadari betapa besar bencana yang terjadi," katanya kepada AFP. "Jeritan dan tangisan [orang-orang] tak tertahankan."

Sejumlah petugas membersihkan puing-puing sebuah gedung yang rusak akibat gempa di Marrakesh, pada Sabtu (9/9/2023) pagi.

Jurnalis Inggris, Martin Jay, yang tinggal di Maroko, mengaku terbangun oleh suara jeritan.

Dia mengatakan kepada program Today di BBC Radio 4: "Petunjuk pertama adalah istri saya berteriak. Kami berdua tertidur - tapi tidak tertidur lelap... dia mulai berteriak dan saya hanya semacam membuka mata tapi tidak bisa memahami yang sedang terjadi.

"Saya tidak bisa membayangkan berada di tengah gempa.

"Semuanya bergetar, tempat tidur, lantai, keempat dinding."

Dia mengatakan masyarakat diberitahu untuk tidak kembali ke rumah mereka.

"Jadi saya mengalami malam yang aneh di hampir setiap kota di Maroko, kebanyakan orang duduk di tanah di luar rumah atau blok apartemen mereka, karena mereka takut ada gempa kedua yang mereka perkirakan akan terjadi dua jam kemudian. Syukurlah itu tidak terjadi.

"Hal berikutnya yang saya lihat, kamar saya bergerak, foto-foto, bingkai-bingkai mulai berjatuhan dari dinding," katanya kepada BBC News. "Segala sesuatunya mulai jatuh. Saat itulah saya menyadari bahwa kami sedang mengalami semacam gempa bumi.

"Butuh beberapa detik, terasa seperti beberapa menit. Lalu saya mendengar orang-orang berteriak, keluar dari rumah... itu benar-benar pengalaman yang mengerikan."

Upaya penyelamatan kini sedang berlangsung, dengan banyak bangunan rusak parah.

Reruntuhan bangunan menimpa kendaraan dan menjebak banyak orang di Maroko setelah gempa melanda.

Montasir Itri, warga di desa pegunungan Asni, dekat pusat gempa, mengatakan kepada kantor berita Reuters: "Tetangga kami berada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka menggunakan sarana yang tersedia di desa tersebut."

Houda Outassaf sedang berjalan di sekitar alun-alun Jemaa el-Fna di Marrakesh ketika dia merasakan tanah mulai berguncang.

"Sungguh sensasi yang mengejutkan," katanya kepada AFP. "Kami aman dan sehat tetapi saya masih syok.

"Setidaknya ada 10 anggota keluarga saya yang meninggal... Saya sulit mempercayainya, karena saya bersama mereka tidak lebih dari dua hari yang lalu."

Gempa tersebut juga dirasakan di negara tetangga Aljazair, namun para pejabat mengatakan gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa.

Berbicara dalam KTT G20 di Delhi, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan masyarakat internasional akan membantu Maroko.

Sumber: BBCIndonesia






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved