Senin, 29 April 2024
Wakil Ketua DP Partai Gerindra Minta SMSI Jaga Bahasa Indonesia | Pembukaan Gebyar Gernas BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Bakal Dihadiri Sejumlah Menteri | Polisi Diadang Sekumpulan Warga Pangeran Hidayat Saat Gerebek Kampung Narkoba | UMRI Puncaki Proposal Lolos Terbanyak Program P2MW Kemendikbudristek Tahun 2024 | Mandi di Sungai Desa Kualu Nenas, Bocah 9 Tahun Tenggelam dan Ditemukan Meninggal | HUT ke-78 TNI AU, Ribuan Warga Antusias Saksikan Berbagai Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbar
 
Sosial Budaya
Pertemuan LGBT Se-ASEAN Batal Digelar di Jakarta, Ini Alasannya

Sosial Budaya - - Kamis, 13/07/2023 - 10:19:15 WIB

SULUHRIAU - Penyelenggaran ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) memutuskan akan membatalkan pertemuan komunitas Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) se-Asean di Jakarta. Pertemuan itu akan dipindahkan ke luar Indonesia.

"Penyelenggaran ASEAN Queer Advocacy Week memutuskan untuk merelokasi tempat acara menjadi di luar Indonesia, setelah menerima serangkaian ancaman keamanan dari berbagai pihak," ujar Penyelenggara Queer Advocacy Week, ASEAN Sogie Caucus dikutip dalam keterangannya, Kamis (13/7/2023).

"Penyelenggara telah memonitor situasi dengan sangat teliti termasuk gelombang “anti LGBT” di media sosial. Keputusan yang dibuat memastikan keselamatan dan keamanan dari partisipan dan panitia," ujarnya.

Namun, penyelenggara menegaskan dengan meminta kepada ASEAN dan pemerintah untuk menciptakan untuk berdialog dengan kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Termasuk mereka yang didiskriminasi berdasarkan orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender, dan karakteristik seks mereka (SOGIESC).

"Visi bersama kami tentang kawasan ASEAN yang inklusif didasarkan pada keberadaan ruang aman bagi masyarakat sipil dan pemegang hak untuk belajar tentang lembaga tersebut, untuk membahas masalah yang penting bagi mereka, dan untuk secara kolektif menggunakan hak kami untuk secara bebas mengekspresikan pandangan kami tentang bagaimana ASEAN memajukan, atau tidak, hak asasi masyarakat kita," katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan ancaman terhadap eksistensi kehidupan dan martabat merupakan bagian dari kenyataan sehari-hari yang dihadapi oleh kelompok LGBTQIA+.

Kebencian di dunia maya, serangan langsung terhadap para pembela hak asasi manusia, serta pembalasan terhadap pelaksanaan hak-hak sipil dan politik, merupakan masalah yang mereka hadapi dan pihaknya meminta agar pemerintah ikut turut tangan.

"Kami mendesak mekanisme hak asasi manusia ASEAN untuk memantau dan menanggapi hal ini. Dalam situasi sulit di mana kebencian membayangi komunitas kami, kami mengandalkan kekuatan kolektif kami sebagai komunitas pembela hak asasi manusia. Kepada para aktivis LGBTQIA+, tetaplah kuat: kekuatan kolektif kita sebagai sebuah gerakan akan menopang aktivisme kita," tuturnya.

Sebagai informasi, sebelumnya viral di media sosial bahwa ASEAN SOGIE Caucus, organisasi yang bermarkas di Filipina ini akan menggelar pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Jakarta pada 17-21 Juli 2023 mendatang. Namun, saat akun instagramnya @aseansogiecaucus dikunjungi, akun telah diprivat. (okz, mnc)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved