Senin, 29 April 2024
Maju Sebagai Calon Bupati Inhil, Julak Aqil Mendaftar ke Demokrat | Dari Diskusi "Publisher Rights" SMSI, Diskominfotik Riau Dukung Jurnalisme Berkualitas | KPU Riau Perkuat Kapasitas Integritas Penyelenggara Menuju Pilkada Demokratis dan Berkualitas | Asah Kemampuan Personil, Polres Kampar Gelar Latihan Menembak | Wakil Ketua DP Partai Gerindra Minta SMSI Jaga Bahasa Indonesia | Pembukaan Gebyar Gernas BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Bakal Dihadiri Sejumlah Menteri
 
Rokan Hilir
Ritual Bakar Tongkang 2023 di Bagan Siapiapi Disemarakkan dengan Festival Ekraf Tiga Hari

Rokan Hilir - - Sabtu, 01/07/2023 - 20:45:50 WIB

SULUHRIAU, Rohil- Tradisi ritual bakar Tongkang yang digelar di Kota Bagan Siapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) 2023 ini diiringi dengan festival ekonomi kreatif (ekraf) yang berlangsung tiga hari.

Kegiatan ini digelar 2 hingga 4 Juli. Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau juga menggelar acara Festival Ekonomi Kreatif agar kegiatan ini makin meriah dan ramai kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara.Festival Ekraf ini mengusung tema "Kemilau Bagan".

Sejumlah pelaku ekraf sub sektor seni pertunjukan bakal ikut meramaikan acara ini. Selain acara seni, Dispar Riau juga menggelar bazar ekraf sampai forum workshop.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat mengatakan, dinamika ekonomi kreatif belakangan membuka ceruk potensi yang sedemikian menjanjikan. Hadirnya Festival Bakar Tongkang dan Festival Ekraf merupakan era cerah para kreator dan inovator.

"Event Festival Ekraf bertajuk Kemilau Bagan ini ditujukan sebagai ajang saling tukar informasi, hiburan, promosi, edukasi, lobi, dan tentu saja membuka peluang menjalin kolaborasi yang bukan tak mungkin memicu inovasi," kata Kadis Pariwisata Riau Roni Rakhmat, Sabtu (1/7/2023).

Pada festival ini, Pemprov Riau memberikan bantuan pada sektor-sektor pendukung agar terlaksana dengan baik. Termasuk memberi support kepada masyarakat setempat agar dapat menangkap peluang perputaran ekonomi selama kegiatan berlangsung.

"Kita dari Pemprov Riau mensupport, dari Kemenpar juga support. Makanya peluang ekonomi masyarakat harus ditangkap," katanya.

Roni mengatakan, Festival Bakar Tongkang diprediksi akan mendatangkan banyak wisatawan lokal dan mancanegara, mengingat festival tersebut juga sudah 3 tahun tidak terlaksana akibat Covid-19. Roni juga memastikan akan memanfaatkan peluang yang ada dengan memperkenalkan produk ekonomi kreatif.

"Tentunya akan ada banyak pameran yang akan ditampilkan di sana, termasuk produk dengan nilai budaya, karya-karya anak Riau dan potensi lokal juga akan ditampilkan di sana," tuturnya.

Pada hari pertama Festival Ekraf "Kemilau Bagan" akan menampilkan atraksi seni pertunjukan Anak Band Bagan, Sri Bintan Art Tradisi, Stand Up Comedy, Senandung Rokan Band, Sanggar Tari Sri Kemuning, Taruna Nada Legendaris.

Selanjutnya, pada hari kedua manampilkan, Syahrul Accoustic, Qasidah Lestari, Sanggar Sri Jasmin, Sanggar Smanda, Tari Tradisi Zapin Bagan, Sanggar Tuah Sabah, Tutty Frutty Band. Lalu hari ke tiga, ada Kopak Musik Tradisi, Askara Band, Sanggar Bulan Biru, Sanggar Jaya Sri Bestari, Super Market Band, Sanggar Sri Melayu, Omak Band.  

Sejarah Bakar Tongkang

Dikutip dari berbagai sumber, ritual Bakar Tongkang adalah budaya memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke tanah Bagansiapiapi Riau pada tahun 1820.

Pada festival ini ada ritual atau upacara bakar tongkang yang dilakukan sebagai simbol bahwa masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi tak akan kembali lagi ke tanah leluhur.

Melalui ritual bakar tongkang, masyarakat Tionghoa juga berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang punya julukan Hong Kong van Andalas.

Ritual yang dikenal dengan nama Go Gek Cap Lak dalam bahasa Hokkiein ini sudah berlangsung sejak 134 tahun silam. Pada zaman orde baru, ritual bakar tongkang sempat dilarang. Namun, sejak era kepemimpinan Gus Dur larangan terhadap ritual ini dihapuskan.

Festival Bakar Tongkang akan diawali dengan sembahyang di kelenteng Ing Hok Kiong yang merupakan kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar. Lalu acara dilanjutkan dengan arak-arakan ke tempat pembakaran hingga berlanjut ke prosesi pembakaran di hari berikutnya.

Prosesi pembakaran tongkang biasanya diawali dengan menetapkan posisi haluan tongkang sesuai petunjuk Dewa Kie Ong Ya atau Dewa laut. Setelah mengetahui posisinya, tongkang akan diletakkan pada posisi pembakaran dan kertas sembahyang ditimbun dekat lambung kapal yang siap untuk dibakar.

Tak hanya itu, selama ritual ini, berbagai kelenteng yang memenuhi Bagan Siapiapi melakukan upacara pemanggilan roh. Jangan ngeri dulu. Sebab, biasanya ada orang yang bersedia menjadi medium untuk dirasuki roh dalam ritual.  

Selain mengembangkan dan mempromosikan potensi wisata daerah yang sangat menjanjikan, Ritual Bakar Tongkang juga dapat berimbas pada perekonomian masyarakat. (src)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved