Minggu, 05 Mei 2024
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT | Hebat!, 10 ribu Penari Riau Pecahkan Rekor Muri di Gebyar BBI BBWI Provinsi Riau 2024 | Gebyar BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Prov Riau Perhelatan Spektakuler, Pj Gubri: Ini Potensi
 
Kesehatan
Distankan Lakukan Pengawasan, Belum Ditemukan Kasus Sapi Penyakit LSD di Pekanbaru

Kesehatan - - Jumat, 11/03/2022 - 22:11:04 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Menyusul Riau masuk dalam wabah penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) sapi. Di Pekanbaru sejuh ini belum ditemukan kasus sapi terserang virus LSD.

Hal itu ditegaskan Kepala Bidang (Kabid) Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan) Pekanbaru, Herlandra, saat dikonfirmasi melalui ponsel Jumat (11/3/2022).

"Sejauh ini di Pekanbaru belum ada kasus sapi terserang virus LSD jika dilihat dari gejala klinis, seperti bentol-bentol atau benjol-benjol pada kulit sapi," ujar Herlandra.

Sebagai antisipasi, Herlandra mengatakan, pihak Distankan Pekanbaru instens melakukan pengawasan ke sentra-sentra peternakan sapi, baik pada kelompok petani maupun pribadi.

Dikatakan, virus LSD bisa menyerang semua jenis sapi, apakah itu sapi, bali, sapi peranakan ongol (PO), Brahman Cros, sapi madura bahkan juga kerbau.

Diakui, virus LSD ini baru pertama di Indonesia dan tepatnya di Riau dengan ditemukan ratusan sapi yang terjangkit virus ini.

Sesuai dengan arahan dan kebijakan dan Kementerian pusat dan pihak-pihak terkait seperti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) maka antisipasi dilakukan dengan melakukan vaksin terhadap sapi yang sudah terjangkit dan maupun yang belum.

"Kemarin itukan Pusat Veteriner Farma Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesehatan Hewan di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan turun mengambil sampel dara sapi terserang virus LSD untuk meneliti dan membuat vaksin pencegah penyakit ini," kata Herlandra.

Dikatakan, saat ini di Indonesia belum ada vaksin virus LSD itu. Namun demikian, pemerintah pusat akan melakukan pengadaan vaksin ini.

Herlandra berharap daerah yang belum terkena kasus virus LSD seperti Pekanbaru juga dapat, dan Distankan sudah mengusulkan. "Vaksin ini harus dilakukan sekali setahun setelah vaksin pertama," kata mantan Kasi Keswan dan Kesmavet Distankan Pekanbaru ini.

Ia mengingatkan peternak untuk selaku menjaga kebersihan kandang, jangan sampai ada agas, lalat dan lainnya yang membawa penyebaran virus LSD dari sapi yang telah terjangkit. "Kalau kandang bersih, hewan akan sehat," katanya.

Sebab, jika virus ini menjangkiti sapi peternak, maka secara ekonomi akan sangat berpengaruh, konsumen akan enggan membeli sapi yang kulitnya tidak mulus atau bentol-bentol. Apalagi jika nanti untuk kebutuhan hewan kurban.

Seperti diberitakan, saat ini ada 7 daerah yang ditemukan LSD, diantaranya Indragiri Hulu (Inhu) sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir (Inhil) 13 ekor, dan Siak 50 ekor. Sapi yang sakit terkena penyakit itu ada 242 ekor, dimana 3 ekor di antaranya mati.

"Setelah dilakukan penelitian terhadap sampel darah sapi yang terkena LSD, untuk pencegahan akan dilakukan vaksin terhadap 100 ribu sapi di Riau," kata Kadis PKH Riau Herman, Kamis (10/3/2022). [sr3]






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved