Senin, 06 Mei 2024
Mulai 8 Mei 2024 KPU Riau Terima Penyampaian Dukungan Calon Perseorangan | Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024
 
Pendidikan
192 Mahasiswa Asal Riau Dapat Beasiswa dari BPDP-KS, Ini Pesan Wagubri

Pendidikan - - Senin, 01/11/2021 - 17:31:00 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu program BPDP-KS yang sangat dinantikan oleh anak petani kelapa sawit hingga buruh tani di 144 kabupaten dan kota dari 22 provinsi Sawit di Indonesia.

Pasalnya, sejak BPDPKS berdiri tahun 2015, setahun kemudian (2016) program beasiswa BPDPKS ini langsung launching. Sebanyak 192 mahasiswa dari Riau lulus dan mendapatkannya.

Program ini dinilai sukses dan telah memberikan pendidikan yang professional dan kompetitif kepada 2.605 mahasiswa.

Ribuan generasi muda tersebar di jenjang pendidikan D1, D3 dan D4 bidang kekhususan vokasi sawit di 6 Kampus ternama. Di antaranya yakni AKPY STIPER Yogyakarta, STIPAB Medan, Poltek Kampar, Poltek CWE Jawa Barat, LPP Yogyakarta dan Institut Teknologi Sains Bandung.

Ketua DPW APKASINDO Riau, Suher mengatakan, untuk tahun 2021 sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab  proses penyeleksiannya hampir sama dengan proses administrasi pengajuan PSR yang syaratnya beranak pinak.

"Seleksi tahun 2021 ini agak lebih panjang dan berliku prosedurnya dan kami sudah melaporkan kesulitan prosedur administrasi ini ke Ketua Umum DPP APKASINDO di Jakarta. Namun demikian, kami APKASINDO Riau menyukuri adanya program beasiswa ini karena anak-anak petani sawit, buruh tani, anak supir truk TBS bisa kuliah di kampus terbaik vokasi sawit Indonesia," ujar Suher, Senin (1/11/2021).

Menurut Suher, tanpa ada program itu dan para generasi muda ini dilepas begitu saja ikut tes ke ujian yang umum dilaksanakan oleh perguruan tinggi, maka kecil sekali harapannya bisa lulus.

Ditambah lagi masalah pembiayaan jika harus kuliah dengan biaya sendiri. Tidak lulus di ujian umum bukan karena tidak mampu secara SDM tapi kendala utama adalah informasi dan kesempatan.

"BPDPKS ini menyediakan informasi dan memberikan kesempatan kepada anak-anak kami untuk bisa kuliah dan hal ini akan menjadi amunisi petani sawit ke depannya untuk lebih baik dan maju " katanya.

Suher menyampaikan, tahun ini terasa berbeda. Karena, tahun sebelumnya yang lulus dari Riau hanya 80-100 orang. Sedangkan tahun ini berkah buat anak-anak petani dan buruh tani di Riau.

"Karena yang diterima secara nasional 660 orang, 192 orang (29,24%) berasal dari 12 daerah di Riau dan semua tersebar di 6 kampus vokasi sawit Indonesia. Ini tidak terlepas dari kordinasi dan dukungan penuh dari Disbun Kab Kota dan Disbun Provinsi Riau," jelasnya.

Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung, MP.,C.APO, mengatakan hampir merata di 144 di 22 DPW provinsi perwakilan APKASINDO, semua mengalami kontraksi dan kesulitan dalam pemenuhan administrasi calon mahasiswa penerima beasiswa ini.

"Diperlukan kerja keras Ditjen Perkebunan, Disbun dan APKASINDO untuk menyosialisasikan ke petani tentang persyaratan pendaftaran dan karena model baru penyeleksian ini nyaris gagal di tahun 2021 ini. Tentu ini harus menjadi evaluasi buat Kementerian Pertanian dan BPDPKS," tuturnya.

Ia berharap tahun 2022 persyaratan yang menyusahkan ini bisa disederhanakan. Gulat menegaskan, perlu dicatat bahwa peserta tes beasiswa ini bersifat kekhususan jadi persyaratannya pun harus dibuat khusus.

"Jangan beranak pinak persyaratannya, seperti misalnya harus melampirkan surat kebun orang tua dan wajib bergabung ke koperasi atau kelompok tani, entah  di tahun 2022 nanti masuk pulak syarat kebun orang tua calon siswa harus diluar Kawasan hutan dan ber STDB," jelasnya.

Dia juga menyampaikan, uang beasiswa ini bukan bersumber dari APBN, melainkan uang petani sawit yang dikelola oleh BPDPKS. Untuk itu, dia meminta agar persyaratannya tidak ad yang aneh.

"Tahun depan kami petani sawit dari Sabang sampai Merauke, jika masih ribet dan mengada-ngada persyaratannya, kami sepakat akan memboikot proses penyeleksian, dan akan mendatangi BPDPKS dan Kementerian Pertanian. Supaya kami sendiri yang melaksanakannya, uang itu adalah uang kami. Jadi kami berhak penuh untuk protes," tegasnya.

Dari pengumuman kelulusan yang telah dikeluarkan Ditjenbun, Sekretariat DPP telah berhasil mengelompokan sebaran asal mahasiswa penerima beasiswa tersebut, dimana wilayah Sumatera 84,6 %, Jawa 2,6%, Kalimantan 9% dan wilayah Sulawesi-Papua hanya mendapat kuota 3.8%.

"Ke depan diharapkan jumlah penerima beasiswa harus berjumlah 1.200 orang dan 50% nya adalah D1. Agar sebaran ini tidak timpang dan perlu di kunci persentase minimumnya untuk tiap provinsi, jadi tidak semata berdasarkan hasil tes atau skor nilai," tandasnya.

Kadisbun Riau Zulfadil berharap anak-anak Riau Harus bisa menjadi yang terbaik di kampusnya masing-masing. Selain itu, mereka juga harus menjadi contoh buat Indonesia.

"Terimakasih atas kerjasama Dinas Perkebunan di daerah, terkhusus kepada APKASINDO Riau. Sehingga anak-anak kita ini bisa meraih mimpinya kuliah di kampus vokasi terbaik di Indonesia melalui program SDM BPDPKS," kata Zulfadil.

Sementara itu, Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution mengatakan kualitas pendidikan khususnya di bidang perkebunan Provinsi Riau perlu ditingkatkan.

Menurut Edy Natar, peningkatan kualitas pendidikan ini, untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki keterampilan teknis, serta peforma yang berkualitas.

"Kita harus meningkatkan kualitas pendidikan khususnya perkebunan di Riau ini, agar membuahkan SDM yang memiliki keterampilan teknis yang berkualitas. Agar dapat bekerja di instansi atau perusahaan perkebunan besar," imbuh Wagubri di Balai Serindit Gedung Daerah, Senin (1/11/2021).

Dari laporan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Wagubri menyampaikan, bahwa pada tahun 2020 yang lalu mahasiswa dari Provinsi Riau itu hanya 80 orang. [mcr]







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved