Minggu, 05 Mei 2024
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT | Hebat!, 10 ribu Penari Riau Pecahkan Rekor Muri di Gebyar BBI BBWI Provinsi Riau 2024 | Gebyar BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Prov Riau Perhelatan Spektakuler, Pj Gubri: Ini Potensi
 
Sosial Budaya
Di Mana Letak Kerajaan Sriiwijaya, Palembang, Jambi, Lampung, Riau, atau Thailand?

Sosial Budaya - - Jumat, 23/07/2021 - 07:03:06 WIB

SULUHRIAU- Pada tahun 1896 , sarjana Jepang Takakusu menerjemahkan karya I-Tsing, Nan-Hai-Chi-Kuei-Nai Fa-Chan ke dalam bahasa Inggris dengan judul A Record Of The Budhist Religion As Practised In India And The Malay Archipelago.

Dalam buku tersebut tidak terdapat nama kerajaan Sriwijaya, yang ada Shih-Li-Fo-Shih.

Sementara itu, George Coedes menulis mengenai kerajaan Sriwijaya berjudul Le Royaume De Crivijaya pada Tahun 1918 M. Lima tahun sebelum tahun 1913,

Dari terjemahan prasasti kota Kapur yang memuat nama kerajaan Sriwijaya dan karya I-Tsing yang memuat nama Shih-Li-Fo-Shih, Coedes kemudian menetapkan bahwa, kerajaan Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan.

Coedes juga menetapkan bahwa letak ibukota kerajaan Sriwijaya adalah Palembang, Dengan bersandar pada anggapan Groeneveldt dalam karangannya, Notes On The Malay Archipelago And Malacca, Compiled From Chinese Source, yang menyatakan bahwa, San-Fo-Tsi adalah Palembang.

Sedang Prof. Kern menerbitkan tulisan tentang prasasti kota Kapur, sebuah prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di pulau Bangka.

Kern masih menganggap nama kerajaan Sriwijaya yang tercantum pada prasasti tersebut sebagai nama seorang raja, karena Cri biasanya digunakan sebagai sebutan atau gelar raja.

Dalam buku Kerajaan Sriwijaya oleh Nia Kurnia dituliskan ada beberapa wilayah yang sering diklaim sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya, antara lain kota Palembang, Jambi, Lampung, Riau, dan Thailand.

Masing-masing tempat didukung adanya temuan arkeologis yang berkaitan dengan Sriwijaya, baik berupa candi, prasasti, atau sisa struktur bangunan lama.

Sebagian besar peneliti berpendapat, pusat Kerajaan Sriwijaya diduga kuat berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dugaan tersebut didukung banyaknya prasasti dan situs Sriwijaya yang ditemukan di sekitar Palembang.

Prasasti-prasasti tersebut, antara lain prasasti Boom Baru (akhir abad ke-7 Masehi), Kedukan Bukit (682 Masehi), prasasti Talangtuo (684 Masehi), prasasti Telaga Batu (diperkirakan abad ke-7 Masehi), dan prasasti pendek di Bukit Siguntang (abad ke-7 Masehi). Prasasti-prasasti itu menceritakan keberadaan Sriwijaya dan kutukan bagi para pembangkang.

Palembang menjadi pusat Sriwijaya pada masa awal kejayaannya abad ke-7 sampai ke-9. Setidaknya ada 18 situs dari masa Sriwijaya di Palembang.

Empat situs di antaranya memiliki penanggalan sekitar abad ke-7 sampai ke-8 Masehi, yaitu situs Candi Angsoka, prasasti Kedukan Bukit, situs Kolam Pinishi, dan Situs Tanjung Rawa.

Kerajaan Sriwijaya awal berpusat di Palembang. Fase berikutnya, pusat kerajaan berpindah ke Jambi.

Pada abad ke-10 sampai ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya makin berkembang, dan pusat pemerintahan berpindah ke daerah Jambi, Riau, atau Thailand.

Editor: Jandri
Sumber: Okezone.com





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved