Selasa, 07 Mei 2024
Sat Lantas Polres Kampar Bersama ISDC Polda Riau Gelar Giat Police Goes To School di SMAN 1 Tambang | Peduli Palestina, Ribuan Mahasiswa dan Civitas Akademika Umri Gelar Aksi Unjuk Rasa | Tinjau Pembangunan Tribun Mini Lapangan Sri Serindit, Bupati: Ini Saksi Sejarah Kota Ranai | Transaksi Bazar UMKM BBI/BBWI Riau 2024 Catatkan Rp3,08 Miliar | Bawaslu Riau Serahkan Berkas Keterangan dan Alat Bukti ke MK untuk Hadapi Sidang PHPU | Jadi Narasumber Seminar Jihad di Malaysia, Rektor Umri Sampaikan Jihad Menghadapi Perang Pemikiran
 
Sosial Budaya
Heboh Jasad Kiai di Sampang Utuh Meski Dimakamkan Tiga Tahun Lalu

Sosial Budaya - - Jumat, 27/11/2020 - 17:39:57 WIB
Jasad seorang kiai di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, tampak masih utuh setelah dikuburkan di makam itu selama tiga tahun. (Ist)
TERKAIT:

SULUHRIAU– Warga Kampung Langpanggang, Dusun Banbalang, Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, dibuat kagum akan jasad almarhum KH Ahmad Baidowi yang masih utuh kendati sudah dikuburkan di sana selama tiga tahun lalu.

Jasad kiai Baidowi utuh setelah kuburannya diperbaiki karena ambles akibat guyuran hujan pada Senin, 23 November 2020.

Anak almarhum, Sufyan, menceritakan bahwa makam Baidlowi ambles setelah para santri salat zuhur berjemaah di masjid. Kebetulan, makam Baidlowi terletak di sisi utara masjid. "Hari Senin kemarin hujan memang luar biasa deras," katanya dikonfirmasi wartawan Jumat, (27/11/2020).

Dibantu warga setempat, Sufyan dan para santri memperbaiki makam Baidowi. Saat itu, air hujan menggenangi liang makam Baidowi. Kayu pembatas jasad juga patah. Sufyan terkejut setelah tahu jasad orangtuanya ternyata masih utuh. Bahkan, rambutnya juga masih ada. "Tapi alhamdulillah mayitnya tidak berubah, masih utuh," ujarnya.

Yang bikin heran lagi, kata Sufyan, tidak ada aroma bau busuk menyerap dari jasad ayahnya itu. "Biasanya kan ada bau seperti kayak busuk, tapi ini enggak. Posisinya juga masih seperti semula," ujarnya.

Sufyan tidak mengizinkan santri dan warga masuk ke dalam liang lahat. Ia yang melakukan perbaikan dengan mengganti kain kafan jasad ayahnya. Saat proses penggantian kain kafan dilakukan, posisi mayat tidak diubah. "Saya minta posisinya jangan diubah, jadi seperti yang ada," ujarnya.

Ia menceritakan, Baidowi bukanlah kiai besar, melainkan hanyalah kiai kampung. "Dalam kesehariannya (almarhum) bergaul dengan masyarakat. Biasanya orangtua saya setiap hari dan malam bermasyarakat, mengajari orang mengaji, mengajar agama dan apa yang dibutuhkan masyarakat," ujarnya.

Sumber: viva.co.id
Editor: Jandrih







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved