Rabu, 24 April 2024
KPU Atur Jumlah Pemilih Maksimal 600 Orang per TPS di Pilkada 2024 | Bawaslu Dumai Buka Pendaftaran Calon Anggota Panwaslu Kecamatan | Bawaslu Riau Lakukan Evaluasi dan Rekrutmen Panwascam untuk Pilkada 2024, Ini Jadwalnya | Membanggakan, Aurellie Anak Asal Pekanbaru Harumkan Indonesia di Kompetisi Sanremo Junior di Italy | Dihadiri Kapolda, Ketua PWI Pusat Buka Pelaksanaan UKW PWI Riau di Pekanbaru | KPU Kota Pekanbaru Buka Pendaftaran PPK untuk Pilkada Tahun 2024
 
Internasional
Laporan Pentagon Sebut China Pertimbangkan Bangun Pangkalan Militer di Indonesia

Internasional - - Kamis, 03/09/2020 - 20:22:22 WIB

SULUHRIAU-  Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa China berupaya membangun jaringan logistik di beberapa negara, termasuk Indonesia, yang dapat mencakup sebagian besar Samudra Hindia.

Hal itu disampaikan Pentagon dalam laporan wajib tahunannya kepada Kongres AS pada Selasa (1/9/2020).

Menurut laporan setebal 200 halaman "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China 2020" itu, Beijing kemungkinan telah mempertimbangkan Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka dan negara-negara lain di Afrika dan Asia Tengah sebagai lokasi fasilitas logistik militer.

Laporan itu mencatat bahwa China telah memberikan tawaran pembangunan pangkalan militer itu kepada Namibia, Vanuatu dan Kepulauan Solomon, demikian dilaporkan Nikkei Asian Review.

Zack Cooper, peneliti di lembaga think tank American Enterprise Institute yang berbasis di Washington, mengatakan bahwa ini pertama kalinya pengamatan mengenai jaringan logistik itu muncul dalam laporan Pentagon.

Keyakinan Washington akan ambisi proyeksi kekuatan Beijing di Samudra Hindia muncul dari pembukaan pangkalan militer di Djibouti, yang merupakan pangkalan permanen pertamanya di luar negeri, pada 2017.

Pangkalan di Djibouti sejauh ini adalah satu-satunya pangkalan militer luar negeri China. Beijing menyebutnya sebagai basis dukungan untuk tujuan seperti bantuan kemanusiaan dan misi pengawalan.

Kehadiran militer China di Djibouti memberi Beijing "kemampuan untuk mendukung tanggapan militer terhadap kemungkinan yang mempengaruhi investasi China dan infrastruktur di kawasan" dan sekitar 1 juta warga China di Afrika dan 500.000 di Timur Tengah, kata laporan Pentagon.

AS juga percaya bahwa Kamboja telah menandatangani perjanjian rahasia dengan Beijing untuk mengizinkan angkatan bersenjata China menggunakan salah satu pangkalan angkatan lautnya. Namun klaim itu telah dibantah oleh kedua Phnom Penh dan Beijing.

China telah berulang kali mengatakan "tidak akan pernah mencari hegemoni atau ekspansionisme," mengutip "tradisi" budaya dan sejarah yang damai.

Investasi China di pelabuhan sipil di seberang Samudera Hindia telah dijuluki sebagai strategi "untaian mutiara" untuk membangun pijakan strategis di lokasi-lokasi utama yang suatu hari nanti dapat digunakan oleh angkatan laut China.

Meski China belum mengakui keberadaan strategi semacam itu, para analis melihatnya sebagai upaya untuk mengepung saingan potensialnya, India.

Perkembangan yang dicatat dalam laporan Pentagon menunjukkan upaya yang lebih langsung untuk menciptakan pijakan militer di negara-negara asing.

Laporan Pentagon mengatakan Beijing setidaknya akan menggandakan stok hulu ledak nuklirnya selama dekade berikutnya dari perkiraan levelnya saat ini di 200-an. Ini secara ekstensif membahas strategi fusi militer-sipil China, yang mencakup "memanfaatkan layanan sipil dan kemampuan logistik untuk tujuan militer."

Sumber: okezone.com
Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved