Kamis, 25 April 2024
KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029 | Maju Pilgubri, Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau
 
Daerah
Viral Ikan Kaleng Bantuan Pemkab Meranti Ditemukan Ada Belatung Hebohkan Warga

Daerah - - Kamis, 28/05/2020 - 17:00:43 WIB

SULUHRIAU, Meranti - Masyarakat Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur, dihebohkan adannya temuan ikan kalengan bantuan dari Pemkab Meranti ada ulat belatung dan cacing menghebohkan warga, Kamis (28/5/2020).

Video ini pun sempat viral di jagad sosial media (sosmed).

Yang mengejutkan warga, karena ikan kalengan tersebut merupakan salah satu dari enam item di dalam paket Sembako bantuan Pemkab Meranti di tengah pandem covid-19.

Adapun ikan kalengan Makarel Saus Tomat tersebut diketahui bermerk Poh Sung merupakan produk luar negeri yang dikemas oleh PT Sumber Karya Sejati, Kota Batam, Kepulauan Riau dengan nomor izin edar ML 543929001006.

Dari informasi laman resmi, ikan kalengan merek Poh Sung tersebut  merupakan salah satu dari 27 produk ikan makarel kaleng yang direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang sudah ditarik dari pasaran karena mengandung parasit.

Kepala Desa Lukun, Lukman yang dikonfirmasi melalui smartphonenya membenarkan adanya penemuan ulat belatung di dalam ikan kalengan yang merupakan bantuan dari Pemkab Kepulauan Meranti.

"Iya betul, ada dua KK yang melaporkan  ikan sardinnya ada cacing, yang lain belum ada dan malah bagus. Mungkin kalengnya bocor, namun kita sudah suruh masyarakat semua mengeceknya. Dari 34 KK yang dibagikan cuma 2 KK saja yang bercacing, kemungkinan bocor halus," kata Lukman.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KB) Kepulauan Meranti Agusyanto Bakar sebagai leading sektor dan koordinator pembagian sembako yang dikonfirmasi  mengenai hal ini mengatakan, hal yang sama dan mengakui jika ada beberapa kaleng yang bocor sehingga menyebabkan adanya Belatung.

"Itu mungkin ada beberapa kaleng yang bocor, jadi makanya ada Belatung," kata Agusyanto, Kamis (28/5/2020) siang.

Ketika ditanyakan terkait tidak adanya izin edar terhadap barang tersebut, Agusyanto mengakui jika pihaknya lalai.

"Ini terjadi kealpaan, tapi nanti akan kita tarik semua barangnya," ujarnya singkat.

Sementara itu Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Kepulauan Meranti, Mulyono M. Ikom mengatakan jika hal ini merupakan sebuah kelalaian dan lebih mendekati kesengajaan yang dilakukan pemerintah daerah.

"Ini bukan keteledoran semata, tapi sengaja. Ini meracuni masyarakat namanya, sebaiknya jika barang yang sudah tidak ada izin edar jangan dimasukkan lagi, apalagi di tengah Covid-19 ini masyarakat butuh makanan yang sehat. Apalagi ini program pemerintah, bisa-bisa hilang kepercayaan masyarakat dan kepada oknum pengusaha yang sudah diberikan kepercayaan menjadi distributor sebaiknya bekerja dengan baik," kata Mulyono.

Sementara itu, kepala Koperasi Cahaya Indo Nusa selaku distributor, Joko mengatakan pihaknya mengetahui bahwa ikan kalengan tersebut tidak perbolehkan beredar dan dia juga mengatakan akan bertanggung jawab dan berkomunikasi dengan dinas untuk menarik sampel ikan tersebut.

Dia menjelaskan, pada awalnya pihak koperasi mendistribusikan 6.000 paket dengan ikan kaleng bermerk J&Y namun karena ada permintaan tambahan 400 paket, pihaknya kewalahan untuk sardin merek tersebut karena stoknya terbatas, sehingga pihaknya membeli ikan kalengan dari gudang dengan merk Poh Sung untuk memenuhi permintaan tersebut. Pihaknya mengaku mendapatkan barang tersebut dibeli dari Akiong salah satu distributor di Jalan Rintis.

"Kami tidak tahu jika merek ikan kalengan tersebut dilarang beredar dan kami akan menarik sampelnya yang berada di desa Lukun , selain itu merek tersebut tidak tersedia dalam jumlah banyak, dan untuk keseluruhannya apakah ditarik, itu dinas teknisnya," jawabnya.

Lebih lanjut dijelaskan, dari PPTK menetapkan harga untuk satu kaleng sardin, Rp24.000  disinggung mengenai harga ikan kaleng merk Poh Sung dia mengaku dengan harga Rp18.000.

"Kita tidak munafiklah mencari untung disini," katanya singkat.

Dikatakan pihaknya mengambil keuntungan setiap paketnya Rp 33 ribu dari total 6.400 paket yang disalurkan untuk masyarakat.

"Kalau ditotalkan secara keseluruhan kami cuma dapat keuntungan Rp44 juta setiap tahapnya dengan keuntungan per paket Rp33.000. Adapun total yang kami kelola itu hanya Rp11, 4 miliar dari Rp15 miliar, karena disitu juga ada biaya distribusi dan transportasi," pungkasnya.

Untuk diketahui, bantuan berbentuk natura (sembako) seharga Rp600.000 yang disiapkan untuk menghadapi tekanan ekonomi masyarakat akibat wabah Covid-19 itu terdiri dari dari 28 kg beras, 1 papan telur, 3 kg gula dan 2 liter minyak goreng, 1 kotak mie instan dan 1 kaleng ikan sarden. (tmy)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved