Jum'at, 26 April 2024
Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama | Sumringahnya Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 setelah Kalahka Korsel Melalui Adu Penalti | Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau
 
Hukrim
Pengakuan Ibu Jaminkan Bayi Rp 1 Juta: Waktunya Bayar Utang, Saya Bingung

Hukrim - - Sabtu, 18/01/2020 - 11:28:46 WIB

SULUHRIAU- Eka Septiana (29) menjaminkan bayinya karena terlilit utang Rp 1 juta. Warga Kelurahan Jogosari, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, mengaku tak tega menyerahkan putrinya kepada MH, orang yang meminjamnya uang.

"Saya pinjam uang ke dia (MH) untuk bayar utang. Saat waktunya bayar, saya bingung tidak punya uang. Saya harus bayar Rp 2 juta karena ada bunga," kata Eka kepada wartawan di Unit PPA Polres Pasuruan, Jumat (17/1/2020).

Mengetahui ia tak punya uang, MH, warga Desa Pacarkeling, Kecamatan Kejayan, meminta Eka menyerahkan bayinya. Saat itu, MH beralasan akan merawat bayi itu sebagai pancingan karena istrinya belum dikaruniai anak.

"Dia bilang, kalau tidak punya uang Rp 2 juta, sini anakmu saya rawat saja tidak apa-apa. Nanti kamu ambil kalau kamu sudah punya uang. Karena kepepet, akhirnya saya serahkan," ujar Eka.

Eka tampak sangat sedih dan kecewa menceritakan apa yang dialaminya. Air mata membasahi pipinya. Eka mengaku tak tega dan tak kuasa melihat anaknya dirawat orang lain. Namun, ia tak punya pilihan.

"Saya lihat dia ikhlas ingin merawat anak saya. Makanya saya kuat0kuatkan. Saya bilang ke dia akan segera mengambil anak saya," ungkapnya.

Setelah anaknya dibawa MH, Eka pulang ke rumahnya. Ia kebingunan saat menjawab pertanyaan keluarga dan suaminya terkait keberadaan bayinya.

"Saya gugup dan bingung, takut dimarahi kalau jujur. Akhirnya saya bilang saja diculik orang," ungkap Eka.

Mendapat jawaban itu, keluarga Eka panik. Beberapa anggota keluarga kemudian memposting perihal penculikan yang diceritakan Eka ke sejumlah grup di facebook. Postingan itu dengan cepat menyebar dan viral.

Orang tua dan suaminya lalu mengajaknya melapor ke polisi. "Saya juga bingung saat di polres. Sebenarnya saya tidak ingin laporan. Saya juga bingung harus menjawab apa," ungkapnya.

Sebelumnya Eka menjadikan bayinya sebagai jaminan utang. Namun kepada polisi, ia sempat bersandiwara dengan membuat laporan penculikan. Ia mengaku menjadi korban hipnotis dan bayinya dibawa kabur.

Sumber: detik.com
Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved