Jum'at, 26 April 2024
Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama | Sumringahnya Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 setelah Kalahka Korsel Melalui Adu Penalti
 
Ekbis
Gara-gara Impor, Omzet Perajin Pacul Anjlok Hampir 50%

Ekbis - - Senin, 11/11/2019 - 09:57:15 WIB

SULUHRIAU- Maraknya impor produk alat pertanian seperti pacul atau cangkul, membuat perajin alat pertanian di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami penurunan penjualan.

Salah seorang perajin pacul, Carlim mengeluhkan adanya kebijakan alat pertanian impor, termasuk pacul. Semenjak adanya kebijakan impor pacul, Carlim mengaku penjualan pacul hasil produksinya mengalami penurunan.

"Sejak ada impor itu memang menurun, ya sedikit lah. Biasanya sebulan itu terjual 150 kodi, tapi pas ada impor jadi sekitar 80 kodi sebulannya," kata Carlim di tempat produksinya di Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (10/10/2019).

Carlim mengaku sudah 30 tahun memproduksi pacul. Pacul hasil produksi Carlim dijual ke berbagai daerah.

"Ya paling banyak di Jawa, ada di Indramayu, Banten, Cirebon dan sekitarnya. Pernah juga ke Sumatera, Lampung dan lainnya," kata Carlim.

BACA JUGA: Indonesia Impor Pacul 268 Ton!

Untuk harga pacul produksi hasil produksi Carlim dibanderol dari mulai harga Rp 200 ribu hingga Rp 700 ribu per kodinya. "Harganya ditentukan sama ukuran, paling kecil ya Rp 200 ribu per kodinya," ucap Carlim.

Carlim berharap pemerintah bisa mengendalikan maraknya impor produk alat pertanian. Sebab, Carlim mengaku kondisi demikian dapat merugikan produksi alat pertanian lokal.

Selain itu, lanjut Carlim, modernisasi alat pertanian juga menjadi salah satu faktor menyusutnya penjualan produk lokal. "Ya bukan cuma pacul, ada alat lainnya. Alat pemotong padi yang impor juga berpengaruh, yang modern-modern itu," ucapnya.

Saat ini Carlim memiliki empat karyawan. Dalam sehari Carlim mengaku bisa menghasilkan 100 buah pacul. Selain membuat pacul, rumah produksi Carlim juga membuat sejumlah alat pertanian lainnya seperti arit, golok, pedang dan lainnya.

Sumber: detik.com
Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved