Kamis, 28 Maret 2024
303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan | Guru SD Ditemukan Membusuk di Desa Rimbo Panjang, Diduga Ini Penyebab Korban Meninggal
 
Internasional
Protes Anti-Pemerintah, Ribuan Pengunjuk Rasa Di Lebanon Bentuk Rantai Manusia Sepanjang 170 Km

Internasional - - Senin, 28/10/2019 - 05:04:00 WIB

SULUHRIAU- Aksi unjuk rasa anti-pemerintah di Libanon dilakukan dengana tidak biasa pada hari Minggu

Puluhan ribu pengunjuk rasa saling bergandengan tangan untuk membuat rantai manusia yang membentang dari wilayah utara hingga selatan negara tersebut.
Hal tersebut melambangkan persatuan nasional di tengah kampanye pembangkangan sipil terhadap pemerintah.

Mereka bergandengan tangan dari wilayah Tripoli hingga ke wilayah Tyre. Rantai manusia yang dimbuat itu mencapai sepanjang 170 kilometer yang melintasi pusat protes utama di ibukota, Beirut.

Aksi tersebut dilakukan untuk mengirim pesan dan tekanan kuat pada pemerintah mengenai protes yang mereka suarakan.
 
"Semua orang Lebanon bersama-sama pada hari ini dan Anda akan melihat bagaimana kita bersatu untuk tujuan ini," kata seorang pengunjuk rasa, yang merupakan bagian dari rantai itu, kepada Al Jazeera.

"Kami ingin mereka semua mengundurkan diri dan mengakhiri korupsi di negara ini. Sudah cukup," kata pengunjuk rasa lainnya.

Gelombang protes yang terjadi di Lebanon beberapa waktu belakangan ini merupakan gerakan protes tanpa pemimpin. Sebagian besar faktor pendorongnya adalah generasi muda, baik pria maupun wanita yang lahir setelah perang saudara 1975-1990, yang menuntut perombakan besar-besaran pemerintahan Lebanon.

"Gagasan di balik rantai manusia ini adalah untuk menunjukkan gambar Lebanon yang, dari utara ke selatan, menolak afiliasi sektarian," kata salah seorang penyelanggara aksi, Julie Tegho Bou Nassif.

"Tidak ada tuntutan politik hari ini, kami hanya ingin mengirim pesan dengan hanya berpegangan tangan di bawah bendera Lebanon," tambah profesor sejarah berusia 31 tahun itu. [rml,Jan]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved