Jum'at, 29 Maret 2024
Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
 
Kesehatan
Butuh Relawan untuk Disuntik Malaria, Honor Rp 120 Juta!

Kesehatan - - Sabtu, 27/07/2019 - 14:08:23 WIB

SULUHRIAU- WHO menyebut pada tahun 2017 terdapat lebih dari 435 ribu kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan nyamuk, salah satunya malaria. Malaria merupakan satu dari penyakit mematikan di dunia. Dari data WHO, setiap dua menit, seorang anak meninggal akibat malaria.

Untuk itu, para peneliti di seluruh dunia mengembangkan sejumlah riset dalam rangka mengurangi angka infeksi dan kematian yang disebabkan oleh penyakit malaria. Salah satunya yang dilakukan oleh The Jenner Institute, Inggris.

Peneliti di sana menawarkan sukarelawan sejumlah uang yang berjumlah kurang lebih 7.000 poundsterling yang setara dengan Rp 120 juta agar mereka bersedia menjadi bagian dari penelitian tersebut. Disebutkan bahwa peneliti meminta sejumlah orang dengan rentang usia 18-50 tahun yang bersedia dibayar jika bersedia disuntik plasmodium malaria.

"Pada akhirnya, untuk menguji apakah vaksin baru berpotensial, kita harus bisa menantang sukarelawan yang ingin divaksinasi dengan infeksi malaria P.vivax," kata peneliti dikutip dari The Sun.

Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh sukarelawan yakni mereka harus bersih dari malaria dan tidak bepergian selama 6 bulan ke negara yang memiliki endemik malaria. Dalam 2 tahun, partisipan akan diberikan vaksin dan injeksi virus malaria sebanyak 3 kali.

"Kita dapat melakukan ini dengan sengaja menginfeksi sukarelawan yang telah divaksinasi, kemudian mengamati untuk melihat apakah mereka dilindungi dari infeksi malaria, atau jika mereka mengembangkan infeksi lebih lambat daripada relawan yang belum divaksinasi," pungkasnya. (dth,Jan)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved