Badan Kesbangpol Respon Perkelahian Imigran, Maisisco: Kita Lakukan Mapping
Metropolis - - Rabu, 20/02/2019 - 21:27:58 WIB
SULUHRIAU, Pekanbaru- Sehari pasca peristiwa perkelahian imigran di tempat penampungan Satria Jalan Cik Ditiro Pekanbaru, Badan Kesbangpol Pekanbaru mengadakan pertemuan dengan Imigrasi Pekanbaru.
Pertemuan digelar di ruang rapat kantor Bandan Kesbangpol Pekanbaru, Rabu (20/1/2019).
Hadir Kepala Badan Kesbangpol M Yusuf, Sekretaris Kesbangpol Maisisco dan Kepala Divisi Migrasi Pekanbaru.
Pertemuan itu antara lain membahas wacana upaya pemindahan imigran dari penampungan Satria ke tempat lain.
Namun, sebelum itu direalisasikan, dilakukan mapping (pemetaan) terhadap imigran termasuk kemungingkan dimana yang dinilai cocok mereka ditempatkan.
"Kalau dari pembahasan dengan Imigrasi ataupun pihak Rudenim, salah satu alternatif ke penampungan atau pemindahan, salah satu lokasi ke Orchid," kata Sekretaris Badan Kesbangpol Pekanbaru Maisisco dikonfirmasi usai pertemuan.
Namun, akan ada kelanjutan pembahasan ini Jumat 22 Februari 2019 yang akan dihadiri pihak UNHCR, IOM, Imigrasi, Rudenim Polresta dan pihak polsek serta Kominda.
Hasil rapat ini akan menentukan solusi terkait perkelahian dan masalah sosial lain soal imigran itu. "Masalah ini sangat penting ditindaklanjuti, karena masalah sosial, dikhawatirkan akan menjadi masalah serius jika dibiarkan," katanya.
Sementara itu, seperti diberitakan, keributan yang terjadi antar imigran di panmpungan Satri Jalan Teuku Cik Ditiro, Pekanbaru, Riau, Selasa (20/2/2019) lalu.
Hal ini tidak ditampik oleh Sekban Kesbangpol, bahkan kata Kesbang peristiwa itu terjadi nyaris bersamaan Kesabangpol rapat dengan pihak IOM Medan dan Pekanbaru, Selasa.
Informasiyang dirangkum, perkelahian ini terjadi seperti disampaikan salah seorang warga yang tinggal bersebelahan dengan penampungan Satria.
Warga mengaku sejak beberapa tahun terakhir warga setempat mulai resah.
Warga menyebut, imigran yang saat ini tinggal imigran tersebut kurang sikap ramah.
“Dulu waktu yang tinggal orang Irak, Palestina dan Suriah, para imigran di sini baik dan berbaur dengan masyarakat sekitar. Namun tiga tahun belakangan, yang tinggal mayoritas orang Afghanistan, sikapnya kurang disukai masyarakat,” kata sumber Rabu (20/2/2019).
Ia juga menyebut migran kurang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Bahkan, perkelahian antar imigran juga bukan hal yang baru bagi Slamet. Pernah perkelahin dengan senjata tajam.
Warga menginginkan agar penjagaan terhadap rumah tersebut ditingkatkan. Imigran diberikan waktu keluar dan masuk yang disiplin, sehingga tidak berkeliaran bebas. Terutama terhadap anak-anak mereka yang sering bermain di jalanan.
“Kami mohon pihak Imigrasi dan IOM bisa menempatkan anggotanya stanby, mengawasi imigran,” tutupnya. [chr]