Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Ekbis
Motor Apa yang Bakal Populer di Indonesia 2019

Ekbis - - Minggu, 09/12/2018 - 14:00:55 WIB

SULUHRIAU- Beragam pilihan motor saat ini tersedia di Tanah Air. Namun skuter matik mendominasi penjualan. Hal ini tak terlepas dari besarnya minat masyarakat akan motor yang mudah dioperasikan ini.

Di 2019, skutik dipercaya masih akan tetap berkuasa. Salah satu segmen yang meluas populasinya adalah skutik bongsor dengan kapasitas mesin sedang hingga besar. Seperti yang dijejaki sejumlah model, NMax, Aerox, sampai PCX.

Menurut pengamat otomotif sekaligus dosen dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, masyarakat Indonesia saat ini memang lebih tertatik dengan motor skutik. "Jalanan kota yang macet, serta masyarakat yang semakin realistis dalam hal utilitas kendaraan operasional hariannya semakin mempertimbangkan beberapa aspek," kata Yannes dilansir  VIVA.

Aspek tersebut dijelaskan, mengacu pada daya tampung bagasi yang ditawarkan sepeda motor, kenyamanan, hingga kepraktisan penggunaan. "Dan kemudahan di samping style juga tetap menjadi benchmark," kata Yanes lagi.

Hal ini dikatakannya berkebalikan dengan pasar motor sport berkapasitas mesin 250cc. Pada 2019, diprediksi penjualannya makin menyusut. Kata Yannes, terdapat sedikitnya dua faktor utama yang membuat motor sport makin sepi peminat.


Hal pertama ialah kenyamanan pengendara. Motor sport, dijelaskan Yannes, membuat postur tubuh pengendara membungkuk dengan posisi berat tubuh disangga kedua lengan dan posisi kaki yang menekuk saat motor stasioner --misalnya saat berhenti di lampu merah. Hal ini tentu berbeda dengan yang ditawarkan skutik yang saat ini jadi primadona.

"Lagipula di mana lagi kita bisa merasakan kedahsyatan sensasi genjotan akselerasinya dari posisi diam ke cepat di jalanan kota yang semakin macet," katanya.

Faktor kedua yakni pajak. Untuk pajak tahunan (non progresif), jika motor di bawah 250cc pajaknya di kisaran Rp400 ribuan ke bawah, maka motor sport 250cc yang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) nya kecil itu berada di kisaran Rp600 ribuan ke atas. Ini juga jadi salah satu pertimbangan masyarakat untuk memilikinya.

Skutik Premium

Makin besarnya pasar skutik tak terkecuali segmen premium juga dipertunjukan Suzuki melalui ketertarikannya ingin memboyong penantang NMax ke Indonesia. Seperti diketahui, Suzuki sudah memiliki jagoan, namun sejauh ini belum dirilis di Tanah Air.

Rencana itu akan dilakukan untuk menjawab besarnya permintaan dari para penggemar Suzuki di Indonesia.

Hal itu disampaikan Marketing 2W Section Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Banggas Pardede. "Saya pribadi juga geregetan karena memang banyak yang menanyakan. Memang kami ingin secepatnya masuk ke sana karena market-nya menarik."

Sayang, kendati menyatakan keteratarikannya Banggas masih memilih menutup keran informasi secara gamblang, kapan dan model apa yang akan dihadirkan. “Kami masih menganalisa pasarnya. Jangan sampai kayak motor 250, satu sampai dua tahun drop. Karena kita butuh volume," tuturnya. [vvc,jan]







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved