Jum'at, 29 Maret 2024
Viral Tapir Masuk ke Wilayah Perumahan Family Residence, BBKSDA Riau Lakukan Pemantauan | PHR Kembali Gelar Lomba Karya Jurnalistik PENA untuk Wartawan Riau | Mesjid Taqwa Muhammadiyah Tuah Madani Gelar Shalat Jumat Perdana | Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres
 
Nasional
JK: Bedakan Khatib Bicara Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dengan Radikalisme

Nasional - - Jumat, 23/11/2018 - 17:37:42 WIB

TERKAIT:
   

SULUHRIAU- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menanggapi temuan Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebut ada 51 penceramah yang menyebarkan paham radikal di 41 masjid.

JK meminta semua pihak untuk membedakan materi penceramah yang menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar dan materi yang dinilai radikal.

"Berita minggu ini, itu banyaknya masjid yang terpapar radikalisme. Mula-mulanya saya terkejut, saya pikir terkapar begitu kan, ternyata terpapar, saya pikir apa artinya terpapar, terpapar paparan ini identidikasi (radikal)," kata JK saat memberi sambutan di acara pembukaan Rakernas DMI, di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2018).

JK melanjutkan, masjid terpapar radikal adalah masjid di mana ada khatib atau penceramah yang banyak menyampaikan materi radikal.

"Cuma saya bilang, bedakan antara radikal dan amar ma'ruf nahi munkar. Jangan-jangan dia bicara amar ma'ruf nahi mungkar, karena kita tidak senang, dikritik, dia dikatakan radikal, tidak," ujarnya.

Paham radikal dikatakan JK adalah paham yang ingin mengganti tatanan negara secara tidak sesuai. JK pun langsung meminta penjelasan BIN karena masjid yang disebut terpapar radikalisme merupakan masjid pemerintah.

Sebelumnya, BIN menjelaskan soal penceramah berpaham radikal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil survei. Hasil survei itu dijadikan peringatan dini.

"Hasil survei terhadap kegiatan khotbah yang disampaikan beberapa penceramah. Survei dilakukan oleh P3M NU yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN," kata Jubir Kepala BIN Wawan Hari Purwanto.

Sumber: Detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved