Selasa, 07 Mei 2024
Transaksi Bazar UMKM BBI/BBWI Riau 2024 Catatkan Rp3,08 Miliar | Bawaslu Riau Serahkan Berkas Keterangan dan Alat Bukti ke MK untuk Hadapi Sidang PHPU | Jadi Narasumber Seminar Jihad di Malaysia, Rektor Umri Sampaikan Jihad Menghadapi Perang Pemikiran | Warnai Pilgubri 2024, Abdul Wahid Mendaftar ke PDIP | Gelar Silaturahmi, M Yasir: Pj Walikota Sangat Support KONI Pekanbaru | Truk Angkut Kayu Alami Patah As, Lalin Jl HR Soebrantas Sempat Macet Panjang
 
Kesehatan
Pasangan Sering Berwajah Mirip, Ternyata Ada Alasan Ilmiahnya

Kesehatan - - Rabu, 24/10/2018 - 10:23:59 WIB

SULUHRIAU- Suka penasaran mengapa pasangan biasanya berwajah mirip, bahkan ada yang menduga kakak adik seiring berjalannya waktu? Penelitian ternyata juga mengungkap bahwa pasangan yang tinggal bersama, seringkali terlihat mirip satu sama lain. Atau bahkan mirip dengan orang tua tapi berlawanan jenis.

Bahkan meski pasangan tersebut tidak berbagi kemiripan pada awalnya, jika bersama selama lebih dari 25 tahun mereka akan mirip satu sama lain. Fenomena ini disebut 'convergence of appearance.'

Rambut, warna mata dan usia orang tua juga membuat perbedaan siginifikan. Jika orang tua tidak berusia muda saat memiliki anak, maka anak tersebut terikat untuk mirip dengan orang tua yang lebih tua. Untuk tujuan evolusi, orang disarankan berkencan dengan orang yang memiliki kesamaan selera  tapi tidak sepenuhnya sama.


Hal tersebut mungkin terjadi karena konsep berkencan melibatkan orang yang dicari dan membuat tertarik, tidak hanya sebatas pikiran tapi juga kemungkinan pasangan yang mirip dengan mereka dalam hal termasuk di dalamnya adalah pendidikan, tinggi, gen, karena mereka ingin berakhir dengan orang yang memiliki kesamaan selera dan bisa setuju dalam banyak hal.

Dilansir India Times, di samping masalah gen, kepercayaan dan pengalaman punya peran penting dalam mencari kesesuaian. Semakin lama pasangan tinggal bersama, mereka mulai berbagi banyak pengalaman dan memiliki reaksi yang sama terhadap situasi tertentu, berakhir dengan ekspresi yang serupa.

Teori ini dikenal sebagai assortative mating, menyarankan bahwa kita memiliki kesempatan lebih tinggi untuk berakhir dengan seseorang yang sesuai dengan gen yang dimiliki dan akhirnya mirip dengan kita. Ini juga mungkin terjadi karena fakta bahwa melihat kemiripan orang lain membuat kita merasa nyaman pada tingkat tertentu dan membuat bahagia.

Karena itu, orang cenderung meniru orang di sekitarnya, termasuk kebiasaan mereka. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita secara sadar ataupun tidak menyesuaikan dengan suara mereka, gaya, kebiasaan untuk terikat dan membuat orang lain merasa dicintai dan dihargai. Hal ini juga berlaku ketika dilakukan selama bertahun-tahun hingga membentuk wajah, sehingga tak disadari membuat orang mirip.

Bahkan dalam hal sistem imun, ini juga bisa terjadi. Sistem imun seseorang bisa mencerminkan kebiasaan gaya hidup dan tentu semakin banyak terlibat dengan orang, kebiasaan makan yang mirip, akan membuat pasangan memiliki sistem imun yang sama.

Sumber: Viva.co.id | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved