">
  Kamis, 25 April 2024
laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya
 
Metropolis
Lampu Jalan di Kota Ini Akan Diganti dengan Bulan Buatan

Metropolis - - Jumat, 19/10/2018 - 10:38:39 WIB

SULUHRIAU- China dilaporkan sedang dalam proses menciptakan "bulan buatan" yang cukup terang untuk menggantikan lampu jalan di Kota Chengdu yang terletak di barat daya China pada tahun 2020.

Satelit yang dapat memancarkan cahaya itu diklaim delapan kali lebih terang dari bulan asli, menurut media pemerintah People's Daily, dan merupakan bagian dari ambisi China yang terus berkembang dalam proyek luar angkasa.

Ilmuwan China berencana mengirim tiga bulan buatan ke ruang angkasa dalam empat tahun ke depan, dan bulan buatan tersebut terbuat dari bahan yang bersifat memantulkan cahaya seperti cermin - diperkirakan akan mengorbit pada 500 kilometer di atas Bumi dan menerangi area dengan diameter 10 hingga 80 kilometer.

Wu Chunfeng, ketua Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute Corporation yang mengembangkan proyek tersebut, mengatakan bahwa satelit yang menyala itu akan memberikan "cahaya seperti di waktu senja".

"Tingkat kecerahan dan waktu layanan satelit keduanya dapat disesuaikan, dan akurasi pencahayaan dapat dikontrol dalam radius puluhan meter," kata Wu kepada agensi media pemerintah.

Wu Chengfeng menambahkan tiga bulan buatan akan beroperasi secara bergantian untuk secara signifikan mengurangi konsumsi listrik berbagai infrastruktur, terutama selama musim dingin.

Satelit yang memantulkan cahaya itu dirancang untuk melengkapi bulan di malam hari.

Wu mengatakan pencahayaan dari bulan buatan seluas 50 kilometer persegi di Chengdu dapat menghemat sekitar 1,2 miliar yuan atau setara Rp 2,6 triliun biaya listrik setiap tahun.

Bulan buatan itu juga bisa digunakan untuk menerangi daerah-daerah yang mengalami pemadaman listrik yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, katanya.

Disamping manfaat ekonominya, banyak komentar warga di platform media sosial China Weibo mengkhawatirkan efek negatif yang potensial seperti bagaimana bulan buatan itu akan berdampak pada pola tidur dan berapa banyak dana yang tersedot untuk membiayai proyek itu.

"Apa gunanya menciptakan bulan buatan yang melanggar hukum alam?" Shaolin Xu, seorang komentator terkenal yang memiliki 1,4 juta pengikut di Weibo, mengatakan di akunnya.

"Siapa yang membayarnya dan apa tujuan peluncurannya?"

"Ini jelas proyek yang bagus untuk menghemat energi dan mengurangi polusi," komentar pengguna Weibo lainnya.

Sementara People's Daily mengutip Wu mengatakan kecerahan bulan tiruan ini akan cukup terang untuk menggantikan lampu jalan, media lain yang dikelola negara, Xinhua, mengutip Wu mengatakan kecerahan hanya akan sekitar seperlima dari lampu jalan.

Xinhua melaporkan bahwa gagasan bulan buatan manusia ini berasal dari seorang seniman asal Perancis yang membayangkan menggantung kalung yang terbuat dari cermin di langit untuk menerangi jalan-jalan di Paris pada malam hari.

Rusia berusaha meluncurkan "cermin antariksa berdiameter 25 meter" tetapi proyek itu ditangguhkan pada 1999.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved