Kamis, 25 April 2024
laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya
 
Kesehatan
Pertama Terjadi Riau, Bayi Lahir di Luar Rahim di RS Sansani Pekanbaru

Kesehatan - - Minggu, 02/09/2018 - 10:38:24 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Fenomena ibu hamil di luar rahim memang sangat jarang terjadi di dunia bahkan di Indonesia. Namun biasanya, bayi yang selama kehamilan berada di luar rahim tidak dapat bertahan hidup.

Seorang ibu melahirkan seorang bayi yang sehat sekalipun ia hamil di luar rahim.
Ini terjadi di Kota Pekanbaru dan pertama kali terjadi di Riau. Bayi tersebut lahir dengan selamat di Rumah Sakit (RS) Sansani, Pekanbaru pada hari Rabu lalu, (29/8/2018).

Ice Luciana (35), ibu yang melahirkan bayi itu, belum memberikan nama anaknya tersebut. Lahirnya melalui persalinan dipimpin oleh dr Budi SpOG. Ibu dan anak selamat, meski melalui proses medis yang cukup rumit dengan sistem operasi atau dengan istilah laparotomi.
"Memang, bayi ini lahir lebih kecil dibandingkan dengan bayi pada umumnya. Bayi itu lahir dengan berat 1,7 kg dan panjang 42 cm.

Sementara itu,  Dokter Budi yang memimpin persalinan tersebut menjelaskan biasanya, jika ada janin yang tumbuh di luar rahim, akan mengalami keguguran atau digugurkan. "Karena, tingkat keselamatan bayi lahir dalam kasus ini sangat rendah. Hanya ada satu dari 600 juta kasus yang bisa selamat,"katanya Ahad (2/9/2018).

Normalnya, kata Dokter Budi, setelah sperma dan sel telur ketemu dibtuba atau saluran terjadi pertumbuhan setelah itu masuk ke dalam rongga rahim untuk tumbuh dan berkembang hingga sembilan bulan. "Dan kasus kehamilan di luar rahim ini hanya masuk ke dalam rongga perut ibu hingga disamping usus lambung hingga sembilan bulan. Ini sangat jarang terjadi dan dua bulan sudah pecah dan terjadi pendarahan,"terangnya.

Saat di klinik itu, sang ibu bayi tak sadar lagi. Pandangannya sudah gelap. Rasa sakit semakin menjadi-jadi. Tepat pada Rabu (29/8) pagi, dia dipindahkan ke RS Sansani. Pihak RS Sansani langsung melakukan penanganan dengan intensif. Sebentar saja Ice berada di ruang IGD. Karena kondisinya darurat, tim dokter langsung bergerak cepat. “Paling cuma lima menit di IGD,” kata dr Budi SpOG.

Setelah itu, Ice langsung dibawa ke ruang operasi. Langkah itu, kata dr Budi, dilakukan karena kondisi darurat yang dialami Ice. Sebab, jika tak ditangani dengan cepat, bisa saja nyawa ibu dan bayi tak terselamatkan.

“Pagi itu juga kami lakukan operasi. Kalau tidak, bayi akan mengalami kekurangan oksigen, karena berada di luar rahim,” ujarnya. Setelah sekitar satu jam, operasi selesai. Banyak kondisi yang tak normal terjadi pada Ice.

“Saat kami operasi, rahim kosong. Tak ada janin di sana. Bayi berada di rongga perut, Plasenta masih tersambung dengan ibu. Kami takutkan pendarahan. Lalu kami jahit. Kami kasih anti pendarahan. Kita pasang slang di perut,” sambung Budi.

Dia sempat khawatir bahwa bayi tidak bisa selamat. Namun, karena kesigapannya bayi dapat terselamatkan. "Itu yang penting bagi kami. Ibunya, alhamdulillah tidak ada lagi pendarahan,” ujar dia. Dia menilai, ini adalah sebuah keajaiban. “Ini yang namanya takdir. Tak terlepas dari kekuasaan Allah,” ujarnya.

Dokter Budi menjelaskan, janin di luar rahim ini memang langka terjadi. Itu disebabkan karena pembuahan yang tak normal. Seharusnya, pembuahan terjadi di rahim, namun sel telur keluar dari rahim. “Saat pembuahan, di hari ke tujuh, sel telur masuk ke rongga rahim. Tapi ini jatuh ke rongga perut,” ujarnya.

Dokter anak Pengekuten SpA menyebut, kondisi bayi yang dilahirkan Ice sudah berangsur normal. Namun saat ini pernapasan masih dibantu dengan alat.

“Bayinya normal. 30 detik setelah melahirkan, anak menangis. Lalu kita pindahkan ke ruang khusus, untuk perawatan intensif. Setelah kita lihat kondisi bayi, dia akan mampu bertahan hidup. Ini ajaib juga,” pungkasnya. [kmf, yas]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved