Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Daerah
Ini Fakta-fakta Gempa 7 SR yang Guncang Lombok

Daerah - - Senin, 06/08/2018 - 07:35:12 WIB

SULUHRIAU- Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Puluhan orang meninggal dan ratusan lainnya mengalami luka akibat kejadian ini.

Berikut fakta-fakta mengenai gempa tersebut.

Gempa Awal Tercatat Berkekuatan 6,8 SR


Gempa awal terjadi pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB dengan kekuatan 6,8 SR dan tidak menimbulkan potensi tsunami. Namun, beberapa saat kemudian Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pemutakhiran informasi bahwa kekuatan gempa tercata 7 SR dengan potensi tsunami.

Terjadi Tsunami dengan Ketinggian Tsunami 10-13 Cm

Tsunami yang diawali gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) telah menyentuh daratan. Ketinggian tsunami disebut di bawah setengah meter. "Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian tsunami yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (5/8/2018).

"Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter," imbuh Sutopo.
Baca juga: Dengar Ada Potensi Tsunami, Warga Mataram Panik Mengungsi

Berpusat di Darat dan Merupakan Gempa Utama

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa yang terjadi tersebut merupakan gempa utama atas rangkaian gempa yang terjadi sebelumnya di kawasan Lombok, NTB. Gempa tersebut berpusat di darat.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 7. Epicentre gempa terletak pada koordinat 8,37 derajat LS dan 116,48 derajat BT atau tepatnya berlokasi di darat, pada lereng utara timur laut Gunug Rinjani pada jarak 18 km arah barat laut Kabuoaten Lombok Timur NTB, pada kedalaman 15 km," kata Dwikorita saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jl Angkasa, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018) malam.

Dwikorita menambahkan, dengan memperhatikan titik dan kedalaman gempa, disimpulkan bahwa gempa yang terjadi itu jenis gempa bumi dangkal yang diakibatkan patahan Flores. "Hasil analisis mekanisme sumber menujukkan gempa ini dibangkitakn oleh deformasi batuan dengan mekanisme gerakan naik," katanya.

Berdasarkan titik pusat dan kekuatan gempa tersebut, kata Dwikorita, maka disimpulkan bahwa gempa 7 SR merupakan gempa utama dari gempa sebeoumnya yang terjadi pada 29 Juli 2018. "Mengingat epicentre atau pusat gempa relatif sama pada gempa bumi yang terjadi pada tanggal 29 Juli 2018 lalu, maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini yang baru saja terjadi merupakan gempa bumi utama atau mainshock dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya. Jadi sebelumnya adalah gempa-gempa pendahuluan," katanya.

Tercatat Sudah 82 Orang Meninggal dan Ratusan Lainnya Luka


Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Senin (6/8) pukul 02.30 WIB, tercatat sudah 82 orang tewas akibat gempa 7 SR tersebut. Sementara itu, tibuan warga lainnya mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman dari tempat tinggal mereka. "Hingga Senin dini hari pukul 02.30 WIB, tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa. Ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Senin (6/8/2018) subuh.

"Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus mengevakuasi dan penanganan darurat akibat gempa bumi," sambung dia.
Baca juga: 82 Orang Tewas dan Ribuan Warga Mengungsi Akibat Gempa 7 SR di NTB

Sutopo menanbahkan, jumlah korban tersebut kemungkinan akan terus bertambah. "Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan," kata Sutopo.

Lombok Utara, Timur dan Kota Mataram Terparah Alami Kerusakan


Sutopo juga menambahkan, ribuan orang masih mengungsi akibat gempa ini. Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempabumi.

"Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 39 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh," katanya.

Upaya Penyisiran dan Evakuasi Korban Terkendala Akses Komunikasi

TIM SAR terus melakukan evakuasi dan penyisirian korban gempa 7 SR tersebut. Akses komunikasi menjadi kendala dalam upaya pencarian dan evakuasi. "Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugoroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/8/2018).

Tenaga Medis, Air Bersih dan Makanan Jadi Kebutuhan Mendesak untuk Korban


Kepala BNPB Willem Rampangilei telah tiba Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, dua helikopter juga dikirimkan ke NTB untuk proses penanggulangan bencana gempa 7 SR tersebut. 
Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa  serta pemenuhan kebutuhan dasar.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved